Jumat, 12 September 2014

Please Stop!

Please stop this war!
Hehe.. Kesannya gimanaa gitu ya... Sampe menyebutnya perang... Tapi bener deh, jengah aja liat di forum-forum, atau di socmed yang masiiih aja ribut tentang IRT vs Working Mom. Atau SAHM(Stay At Home Mom) /WAHM(Working At Home Mom) vs WM(Working Mom) Ribut yang ini lebih baiklah, atau yang itu yang lebih hebat,dst.

Ada yang sampai bilang gini, katanya kalau di socmed itu yang dielu-elukan adalah yang SAHM, tapi sebenernya yang dapat tekanan yang lebih besar di kenyataannya adalah SAHM alias yang IRT aja. Dan dielu-elukannya di socmed itu untuk menutupi mindernya dia sebagai IRT aja. Hehe... Oke fine. Mungkin ada benarnya juga. Secara, aku pernah ngalamin bekerja, meski dulu memang belum ada Umar, dan sekarang memilih menjadi SAHM dulu. Kenapa ada kata "dulu"? Soalnya, aku tidak pernah tahu bagaimana kedepan yang akan terjadi. Apakah aku akan menjadi WAHM atau WM atau tetap SAHM. Argh..ribet juga nih pake singkatan banyak gini. Wkwk... :D Saat aku seperti sekarang, tak jarang aku berada dalam kondisi seperti yang disebutkan tadi. Minder karena tidak bekerja dan mendapat "tekanan" yang cukup menyayat hati. Halah... Mindernya kenapa? Yah pasti banyak yang menyayangkan, kenapa ga kerja, capek-capek kuliah di ITB,terus ga kerja,terus inilah itulah dsb. Mindernya juga karena, jujur dulu aku biasa mandiri dari segi financial. Wkwkwk.. Mau apapun terserah aku kan. Merasa tidak berharga, karena urusanku hanya ngurusin suami, anak, dan rumah yang ga ada habis-habisnya. Kasarnya sih seperti itu. Hehe... Kalau dulu saat aku bekerja kan terasa memberikan pelayanan pada orang banyak. Ya..merasa bisa berkontribusi atas ilmu yang sudah diperoleh meskipun baru sedikiit saja.

Memang ada yang hilang saat aku memilih untuk tidak bekerja di luar dulu. Ada rasa ingin kembali seperti dulu. Bisa refresh, bisa tetep belajar apa yang dulu didapat,dll. Tapi diingatkan kembali untuk bersyukur saat Umar sembelit dan tampak kesakitan kemarin-kemarin, aku bisa ada disampingnya. Ini pilihanku sekarang. Aku ingat sekali kata abang, ini sekarang adalah pilihan kita, kalau kita fokus memikirkan hal-hal yang membuat kita tertekan, kita jadi ga fokus menjalani pilihan kita, dan ga fokus ke Umar. Yap. Bener kata abang.

Apa yang ada dihadapanku sekaranglah yang aku jalani. Toh aku juga masih tetap ingin melakukan banyak hal diluar sana. Masih banyak mimpi yang kupendam meminta untuk diwujudkan. Mimpi yang membuatku punya semangat kembali.

Sudahlah, tidak perlu ada pemisahan-pemisahan itu. Seorang ibu tetaplah ibu. Ia telah melewati masa yang sulit saat hamil dan melahirkan. Tidak ada yang bisa menentukan, bahwa ibu yang begini lebih baik, atau semacamnya. Semua pilihan yang diambil bergantung pada kondisi setiap orang dan keluarga yang berbeda-beda. Tak mungkin disamakan. Sekarang bukan waktunya lagi mencari siapa yang paling hebat. Karena semuanya ada tantangannya masing-masing. Dan ada konsekuensinya pula. Bukan lagi waktunya berdebat meminta pengakuan bahwa jalan yang kita ambil lebih tinggi dari yang lain.

Sudahlah... Sudah lelah.. Bahkan untuk hanya sekedar membaca perdebatan-perdebatan itu. Hehe... Ya ga usah dibaca yah... (makanya nulis aja. Gereget). Apakah kita lupa, bahwa yang mulia diantara manusia adalah yang bertaqwa kepada Allah? Bukan karena ia SAHM atau WM kan?

Sudahlah, manapun pilihannya, yang penting itu bisa mendekatkan dirinya ke surga.

Sudahlah, apapun pilihannya, jadilah yang terbaik disana. Berusaha yang terbaik yang kita bisa.

Jika masih saja mempermasalahkan ini terus-menerus, kapan kita fokus pada peran kita? Tanggungjawab kita besar. Masih banyak amanah yang meminta diselesaikan.

Enough. Enough.

Wallahu a'lam.

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..