Selasa, 30 April 2013

Let's Smile


Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“ (H.RAt-Tirmidzi)


Maka, tersenyumlah... 
Memulai hari dengan senyuman di wajah, membuatmu merasa jauh lebih baik. 
Karena disadari atau tidak, kau bangun di pagi hari adalah nikmat yang luar biasa.
Dan itu sudah cukup menjadi alasan untuk tersenyum, bukan?

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-




Jumat, 26 April 2013

Ikan Kuwe Bakar

Tampaknya kali ini menulis tentang eksperimen masak yang lain.. Hehe...
Kemarin aku coba masak Ikan Kuwe Bakar. Ikan kuwe? Jujur aja, baru pertama kali masak ikan ini. Soalnya sebelumnya ga pernah makan ikan ini juga. Resepnya aku liat di aplikasi masak apa. Habis bingung mau masak apa, jadilah aplikasi tersebut begitu membantu. Seperti biasa, aku ga ngikutin resep banget, dimodifikasi...



Bahan :
1 kg ikan kuwe segar
2 buah jeruk nipis besar
Olesan :
4 sdm kecap manis
4 sdm minyak sayur
4 sdm air jeruk limau
Bumbu yang dihaluskan :
6 buah cabe merah keriting
Cabe rawit (secukupnya dan sesuai selera aja... :))
5 siung bawang putih
3 siung bawang merah
1 sdt gula pasir
1 sdt garam

Cara membuatnya :
-Ikan kuwe yang telah dibersihkan dan dicuci direndam dengan air perasan jerukl nipis. Diamkan hingga meresap
-Bumbu yang telah dihaluskan dicampurkan dengan bahan olesan. Aduk sampai rata.
-Ikan yang telah siap dioleskan dengan bumbu, bakar setengah matang. Oleskan bumbu kembali. Bakar hingga matang.
-Sajikan deh.. :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selasa, 23 April 2013

Today's Experiment

Oke, hari ini aku kembali bereksperimen dengan bahan-bahan kue.. Hehe...
Mau buat cupcake,, tapi yang simple aja, terus ga pake bahan yang aneh-aneh.. (ga mau susah gini, ini namanya bukan totalitas dalam bereksperimen.. :p).
Pagi sekali, aku search resepnya di dunia maya... Alhamdulillah... dapet juga resep yang sesuai.
Aku dapet resep dari blog cantikinfo.blogspot.com. Cuma aku buatnya 2 kali resep, jadi bahan-bahannya kubuat 2 kalinya, kecuali susu bubuknya dan coklatnya... hehe

Cupcake Coklat

Bahan :
200 gr gula pasir
200 gr margarin, lelehkan
125 gr coklat masak, lelehkan
150 gr tepung terigu
10 sendok makan susu bubuk
1/2 sendok teh emulsifier (pake TBM)
1/2 sendok teh baking powder
6 butir telur

Cara membuat :
-Kocok gula pasir, telur dan emulsifier sampai mengembang.
-Masukkan tepung terigu, susu bubuk, dan baking powder. Aduk sampai rata.
-Masukkan coklat dan margarin yang sudah dilelehkan, aduk kembali hingga rata.
-Tuang adonan ke dalam cetakan yang telah dilapisi kertas kue.
-Kukus deh hingga matang, sekitar 15-20 menit

Resep ini jadi 22 cupcake.. :)

Hehe... Mudah, kan.. :)
Makan deh... Bismillah... Nyam...Nyam...Nyam... :p



-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Jumat, 19 April 2013

Adilnya Allah

Let's talk about today...

Pagi ini, aku sedang membaca artikel dari sebuah page di Facebook.. Baru setengahnya kubaca, suamiku menghampiri, dan berkata, "Note siapa? Kok panjang banget?".
Aku hanya tersenyum, dan memberikan ponsel genggamku padanya. Kemudian, ia yang membaca artikel tersebut, sementara aku melanjutkan mengepel (haha...ketauan deh, ngepel sambil fb-an.. Ups!). Saat aku kembali pada suamiku, aku bilang, "Artikelnya panjang banget ya Bang?". Kali ini, gantian abang yang tersenyum, lalu menjawab, "Udah selesai kok bacanya, lagi baca komen-komennya aja..."
"Oh... Akhirnya gimana, Bang?",tanyaku.
"Endingnya ga dramatis, kok, cuma pesannya satu. Hargailah istri ketika mereka masih ada. Makasi ya, udah mau jadi istri abang", jawab suamiku.
Senyum aja sih aku... :))))
Saat abang pergi, dan selesai mengepel, kulanjutkan baca artikel di page tadi. Intinya, artikel tersebut menceritakan bagaimana seorang ayah yang berusaha keras membesarkan anaknya sendirian, karena sang istri sudah meninggal dalam kecelakaan beberapa tahun lalu. Bagaimana sulitnya mengasuh anak sendirian, menjalani peran ganda sebagai seorang ayah dan ibu, saat dirinya sendiri begitu kehilangan sosok istrinya. Dan artikel tersebut diakhiri dengan pesan seperti yang suamiku bilang. Agar menghargai keberadaan istri saat mereka masih ada, berterima kasih kepadanya, karena sudah mau menghabiskan sisa usianya bersama suami dan anak-anak mereka. 

Oke, itu yang pertama. (Lho?)

Ini yang kedua. 
Lagi, saat aku buka Facebook (hehe..kesannya aku selalu fb an terus..:p), ada pemberitahuan, 8 temanku menulis di timeline seorang teman kami. Sebut saja A. Sekilas, kubaca yang teman-temanku tulis pada timeline A adalah ucapan turut berduka cita. Mau tak mau aku mengunjungi facebook A itu. Hatiku mulai bertanya-tanya, siapa yang meninggal? Tak lama, kutemukan jawabannya. Innalillahi wa inna ilahi raji'un.. Ternyata, suami temanku yang meninggal. Ya Allah Ya Rabb.. 
Speechless.. Kau tahu, temanku itu baru melangsungkan pernikahannya Desember kemarin, hampir sama denganku. Kebayang betapa sedihnya temanku itu. Dengan usia pernikahan yang tak jauh berbeda denganku, aku cukup bisa merasakan perasaannya. Sedih...
Dan, saat itu aku serasa diingatkan kembali untuk bersyukur.. Bahwa suamiku masih ada di sampingku, masih sehat, Alhamdulillah... 
Satu sama.
Kali ini, aku yang diingatkan untuk menghargai keberadaan suami di sisi, setelah tadi sebelumnya suamiku yang seperti itu.

Maha suci Allah yang telah mentarbiyah kami pada hari ini. 
Allah begitu adil, sehingga tak hanya suamiku yang diingatkan untuk bersyukur, tapi aku juga mendapatkan hal yang sama. 
Begitu baiknya Engkau Ya Rabb.. Yang masih berkenan untuk mengingatkan kami akan segala karuniaMu.. 
Jadikanlah kami termasuk ke dalam hamba-hambaMu yang pandai mensyukuri nikmatMu ya Rabb.. Aamiin Ya Rabb..

-Love U, Abang-

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berati kematian-



Rabu, 17 April 2013

Memoar ITSAR 2009 : Saya, Kamu, Dia dan ITSAR


INSYAALLAH ISTIQAMAH DALAM BEBAN AMANAH DAN SETIAP RISALAH UNTUK MERAIH HIKMAH (SAYA, KAMU, DIA DAN ITSAR)

"Aku melihat dunia, tanpa mengenal-Mu... Tapi tak hentikanku, untuk trus mencari-Mu... Sampai ku rasa ada satu yang berbeda... Kehampaan di jiwa terjawab sempurna...”.
Hamba bersaksi bahwa tiada illah selain Allah. Juga bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah...
A’udzubillahi minassamaiin ‘aliim minassyaithanirrajiim. Bismillahirahmanirrahim..

***

 “Eh, nas, kamu ikut ekskul apa?”


***

Teringat perkataan itu terlontar... dasar anak polos belum mengetahui apa-apa... Takkan lupa, sebuah kalimat indah. Masih teringat suara anak polos yang baru saja masuk SMP. Seorang Sahabat penentu jalan saat ini.

***

“Mmm, apa ya? Belum nentuin nih. Kalau ga ikut media-media yang suka nerbitin majalah disekolah, paling saya ikut baseball, kayaknya rame...”
“Mmm...”
“Kamu apa gitu? Udah nentuin?”
“Mmm, gimana yah? Emang tadi demonya bagus-bagus sih...”
“Hehehe...”
“Eh, nas, saya pulang duluan ah, lagian hari ini kan cuma demo ekskul, kan? Saya pulang duluan ah... Assalamu’alaikum...”
“Eh? Wa’alaikumsalam...”

***

Begitu indah untuk dikenang… Disela demo ekstrakulikuler SMP 5 Bandung...

***

“Eh, nas! Gimana? Udah nentuin ekskulnya?”
“Ehehehe... belum nih, heu... nih formulir pendaftaran baseball ada ditangan, tapi gatau nih, mau dikasihin ke sekertariatnya jangan ya?”
“Lho? Kok nanya? Ya terserahlah...”
“Yeh, kamu... saya kan minta pendapat... Eh, ekskul kamu jadinya apa?”
“Hmmm, kemarin abis dipikir-pikir, saya...”
“Hmmm...”
“Kemarin saya udah mikir panjaaang banget! Sampai akhirnya saya...”
“Hmmm?”
“Saya mau...”
“Yeh, apaan? Nih, saya-saya mulu?!”
“Hehehe, saya mau ikut ROHANI (baca: Remaja Masjid), ah... kayaknya rame...”
“Hah? Hehehe! Ikut ROHANI? Mau taubat lu? Hehehe...”
“Heu...”
“Eh, gitu... bercanda nih... hehehe...”
“Hehe, dasar ^^’. Eh, belum ikut ekskul apa-apa kan? Cobain ikut ROHANI yuk!”
“Hehe, emang disana ngapain aja? Males ah, kalo ngaji gua udah pinter, ga perlu ikutan lagi ah...”
“Eh, dasar... ga liat demonya ya?”
“Ga...”
“Hmmm, pantes anak kemarin sore ini ga mau ikutan...”
“Hehehe, iya deh... Ngeliat sih, emang rame kayaknya. Katanya buat robot-robot gitu, pergi main ke alam, kalau ga buat majalah-majalahan selain belajar ngaji... Gitu kan?”
“Yap! Rame kan? Lagian kalau kamu mau ikut ekskul media juga kan di ROHANI ada. Kalau kamu nyari ramenya olahraga di softball, di ROHANI kita bisa naik gunung! Ramean mana?”
“Hmmm, boleh deh... tapi entar, ni formular softball digimanain nih?”
“Udah ikut saya sini ke markasnya ROHANI, daftar dulu aja, ntar Sabtu besok kita kumpul, gitu katanya...”
“Boleh deh...”

***

Sebuah ajakan yang takkan pernah terlupa... ajakan yang hingga kini menentukan setiap langkah dakwah untuk selalu istiqamah dalam amanah...

***

Berawal dari sebuah ajakan seorang Sahabat, menuju ‘pertemuan perdana’, Sabtu, 26 Rabiul Tsani 1426 Hijriah yang bertepatan dengan 4 Juni 2005 M. Dalam pertemuan pertama... banyak yang dapatkan: ilmu, teman-teman baru, ‘geng’ saat suka dan duka, serta banyak ‘sang penuntun jalan’ yang sangat diri ini cintai dari dulu, kini, hingga nanti –may you are always give some shine for me–.
Semua berjalan lancar, meski jalan mundur teratur –futur– kerap kali mewarnasi masa indah di hati.  Duka yang mengusik indahnya suka pun tentu datang. Rasa suka itu ada seketika ketika ikatan ukhuwah ini bersimpul padu, satu sama lain, sesama ‘anak’ ROHANI. Dan rasa duka itu ada saat seorang ‘Sahabat penunjuk jalan tercinta’ benar-benar futur dalam jalan dakwah, memilih jalan yang berlainan saat di persimpangan.
Log off sementara dari ROHANI saat menginjak kelas IX SMP, dan log in ulang setelah menginjak kelas X SMA. Mulai kembali aktif hingga akhirnya lebih dari aktif, diri ini mendegar sebuah kata-kata berat dalam jalan hidup.

***

“Nas, kamu mau ya jadi mentor di ROHANI?”, Sang Murabbi bertanya disela kegiatan mabit ROHANI

***

Dengan berbagai pertimbangan, diterimalah sebuah amanah berat itu. Belum lagi, beberapa bulan kemudian Sang Murabbi kembali ‘menyeletuk’ kepada seorang sahabat disela kegiatan mentoring rutin.

***

“Riandy, tuh ajakin Annas biar kamu ga single fighter di KAMUS-13...”

***
Bertambah amanah baru, berarti tingkatkan keistiqamahan qalbu. Kini dua amanah besar terangkul.

***

Hingga kini, setelah kedua amanah itu menjadi penyemangat diri, hingga nanti, saat hari yang didambakan munculnya generasi rabbani, dengan pasang-surutnya roman iman dalam hati... “Disini... kutemukan kedamaian... Tiada yang lain, yang menggoyahkan... Ku ikhlaskan seluruh, sepenuh hatiku...”

“Aku bersaksi bahwa, tiada tuhan selain Allah... penguasa alam semesta... Dan aku bersaksi bahwa... nabi Muhammad utusan-Nya... bagi seluruh manusia didunia...” (Hari Isa)

Bumi Allah, 13 Safar 1431 H – 29 Januari 2010 M
Annas Ta’limuddin Maulana
-------------------------------------

Subhanallah.. ketemu tulisan yang menginspirasi lagi.. :)



-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Pribadi Pilihan Diri

Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh lingkungan yang mendidiknya. Adalah wajar, ketika ada dua orang dengan latar belakang keluarga yang berbeda, melakukan hal yang berbeda ketika dihadapkan pada masalah yang sama.

Ah, jadi teringat sesuatu...
Bagaimana seorang anak itu bersikap, tentulah tidak jauh-jauh dari bagaimana orangtuanya bersikap pada anaknya selama ini. 
Jika seorang anak dibesarkan dalam kemarahan, maka ia akan memiliki ketakutan yang cukup besar. Ia takut jika melakukan sesuatu, takut salah, dan ujungnya adalah takut dimarahi.
Jika seorang anak dibesarkan dalam ketidakpercayaan akan kemampuan dirinya, maka ia akan tumbuh menjadi seseorang yang minder, merasa tidak memiliki kemampuan yang layak untuk dihargai, karena apapun yang ia lakukan, adalah sesuatu yang dianggap tak bernilai oleh lingkungannya. 
Jika seorang anak dibesarkan dalam kecurigaan, dan buruk sangka, maka ia akan menjadi seseorang lebih didominasi oleh pikiran-pikiran negatif dalam dirinya. 
Dan jika seorang anak dibesarkan dalam lingkungan yang tak memberinya energi positif, maka lihatlah, ia akan tumbuh menjadi seorang yang tertutup dan lebih memendam perasaannya sendiri. 

Sebuah refleksi, ketika diri ini berkaca ke dalam jiwa, dan menyadari, betapa hampir 26 tahun ini, belum banyak perbaikan yang dihasilkan... Astaghfirullah... :(

Karena hidup itu adalah pembelajaran.. Kita selalu dapat memilih satu dari dua..
Selalu dapat mengambil pelajaran, meski dari hal terburuk sekalipun...


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selasa, 09 April 2013

Memoar ITSAR 2009 : LKO ITSAR


Tulisan dari Nibras Hanif,, Ketua LKO ITSAR 2009

LKO ITSAR

LKO-latihan kepemimpinan dan organisasi, adalah sebuah acara yang tak asing lagi bagi anak-anak ITSAR. Acara ini rutin setiap tahun dilaksanakan. Dari namanya saja pasti ketahuan, tujuan acara ini adalah melatih kader-kader SMP untuk memimpin suatu organisasi, mengenalkan apa sebenarnya organisasi itu, bidang apa saja yang ada dalam organisasi dan pernak-pernik organisasi lainnya.

LKO 2009. syuro di SMPN 8 Bandung adalah awal dari perbincangan masalah LKO. Yang terpilih sebagai pemegang bendera LKO adalah Nibras. Seorang kader dari SMPN 13 bandung. Awalnya ia keberatan, namun setelah dipikir-pikir, “kalau saya tidak berlatih menjadi pemimpin dari sekarang, kapan lagi. Tapi kalau ada masalah, saya minta teman-teman yang sudah berpengalaman untuk membantu saya.”. Ucapnya. Beberapa detik setelahnya ruangan tempat kami rapat bergetar oleh suara takbir.

Setelah beberapa kali syuro, kami menentukan waktu LKO, yaitu tanggal 28, 29, dan 30 Desember 2009. LKO yang biasanya identik dengan SMPN 5, untuk tahun 2009 ini berpindah ke SMPN 2 Bandung karena di SMPN 5 ada sedikit masalah dengan sekolah. Bidang-bidang beserta pj (penanggungjawab) nya pun ditentukan. Bidang acara Dipj-i oleh ka Anta, ada teh Rini dan teh rahmi di bidang materi, ka yahdi sebagai pj danus, ka jabal di logistic, dan ibay bertindak sebagai pj penilai. Syuro-syuro besar dirasa kurang efektif karena hanya sedikit yang datang, akhirnya kami memilih syuro dengan pj-nya saja.

Sekitar h-14 kami mengadakan syuro besar untuk menentukan iuran peserta dan panitia. Kami sepakat, iuran peserta as-sabqien 13.000, peserta ash-shaff 10.000 dan panitia 15.000. H-4 ada sedikit masalah. Lencana yang harusnya sudah di pesan, belum juga dipesan. Kami sedikit bingung. Tapi akhirnya ada tetangga salah satu kader yang bisa membuat lencana dengan harga tidak terlalu tinggi namun tepat waktu.

Pembukaan hari pertama dibuka dengan cukup menarik, berbeda dengan lko tahun-tahun sebelumnya. Lko kali ini dibuka layaknya acara kawinan. Wakil dari peserta ash-shaff dan as-sabaqqien dipersilahkan untuk mengucapkan semacam ijabkabul namun berisi peraturan-peraturan lko. Para peserta yang biasanya mendapat diktat tebal, untuk tahun ini mereka diberi cd berisi materi dan sebuah buku ringkasan materi yang tipis.
Hari pertama dan kedua berisi tentang materi-materi dan beberapa simulasi. Di akhir hari kedua, peserta diberi pengarahan tentang role play yang akan dilaksanakan pada hari ketiga. Di hari ketiga, peserta melakukan role play, yaitu simulasi di mana peserta mengadakan satu acara besar seperti m-camp, lko, liga dsb. Peserta as-sabaqqien diharuskan merekrut peserta ash-shaff.
Menjelang acara puncak, kami sedikit bingung karena acara puncak yang rencananya dilaksanakan di lapangan terhambat oleh hujan. tapi alhamdulillah hujan reda. Kami pun melaksanakan acara puncak itu di lapangan. Kesalahan-kesalahan peserta oleh panitia diunkap pada acara ini. Di tengah acara hujan kembali turun. Tapi semangat peserta tak kan luntur oleh hujan. acara ini diakhiri dengan penulisan tekad peseerta pada selembar karton dan pemberian emblem untuk peserta ash-shaf dan lencana untuk peserta as-sabqqien.

Kami tahu ini bukan langkah terakhir kami. Semoga lko tahun depan lebih luar biasa. ALLAHU AKBAR!!!


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 08 April 2013

Love You, Irham :D



Sabtu kemarin,aku baru merasakan jatuh cinta yang luar biasa. Sama siapa? Sama bocah laki-laki kecil, bernama Irham, lengkapnya Muhammad Irham Nugraha. Anak pertama dari teteh Karlina Nurjanah a.k.a Teh Ina.

Dari pertama aku melihat Irham,aku sudah jatuh hati padanya. Matanya yang besar, bulu mata yang panjang, dan anak yang ekspresif. Mirip banget sama teh Ina. Kalau aku melihat teh Ina sedang mengasuh Irham, selalu luar biasa. Entahlah, tapi bagiku, cara teh Ina mendidik dan mengajarkan Irham itu adalah cara yang unik. Teh Ina yang mampu masuk ke dunia si kecil Irham, mampu membuat Irham tenang (yaiya da umminya... hehe...), mampu membuat Irham yang tadinya merengek ingin pulang tiba-tiba menari ala shaun the sheep (bayangkan! yang tadinya menangis, jadi ngedance! Hehe... :p). Akhirnya, selalu kalo aku ketemu teh Ina dan ga ada Irham, pasti kutanya, Irhamnya kemana... #efekrindu

Sabtu kemarin, saat kami bertemu, dari awal pertemuan, Irham sudah ingin pulang. Rewel. Namun, subhanallah, teh Ina stay cool and lovely, eh stay cool and sabar menghadapi Irham. Teh Ina punya banyak cara untuk membuat Irham bertahan. Pokoknya lucu deh kalo liat Irham sama teh Ina! Irham mulai tidak rewel saat dibelikan es krim SpongeBob (ini es krim kesukaan si abang.. *terus kenapa?..hehe..just info*). Tiba-tiba ada yang memegang pundakku.. Kubalikkan badan, ternyata Irham. Hehe.. "Minum..", katanya. Mau tak mau aku tersenyum. Kuberikan air mineral dalam gelas padanya. Dia berkata lagi, "Minum Irham?" (cadel sih ngomong R-nya...). Kujawab, "Iya, itu minum Irham.."

Nah... Memuncak saat aku pulang... Aku kan pulang terlebih dahulu, eh saat sudah beberapa langkah, aku kan kembali menengok ke belakang, ternyata... Jreng-jreng.... Irham sedang menatapku, dan dia melambaikan tangannya, kemudian ia kiss bye padaku! (haha... berasa kaya seorang fans yang didadahin plus dikasih kiss bye sama artis idolanya... :)). Padahal kan moodnya Irham lagi ga terlalu bagus karena ingin pulang, tapiiiii.... Waah... subhanallah... Kubalas kiss bye nya... dan Ia memberi 1 tambahan kiss bye lagi... hehe...

It's such a mood booster for me!
Dan setelah itu, aku baru tersadar...
Yap... Aku bener-bener jatuh cinta...
:)

Barakallah teteh Inaku... Semoga Allah senantiasa menjaga kalian..
Memberikan teteh kekuatan agar dapat menjadi ummi yang dapat memasuki surgaNya kelak
Semoga Irham juga menjadi anak shalih penyejuk mata kedua orangtuanya...
Love you, Little Irham... :*

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Demak Itu : Sesuatu :)

Pekan kemarin, aku dan suamiku pergi ke tempat pakde di Demak. Awalnya, kami akan pergi kesana pada kamis malam. Namun, saat kami pergi ke Bandung Express untuk memesan tiket, ternyata sudah penuh. Kami coba ke Nusantara, penuh juga, ke stasiun kereta, full booked, travel Cipaganti, sama saja. Padahal kami ke memesan tiket pada hari Senin, 3 hari sebelum keberangkatan, namun semua sudah full. Kami lupa bahwa pekan tanggal dimana kami merencanakan untuk berangkat adalah long weekend. Semua orang akan berfikir sama untuk berlibur, dan sudah merencanakan dari jauh-jauh hari.

Selasa, aku masih berusaha browsing, apa ada travel selain Cipaganti yang  ke Semarang. Eh, ternyata aku mendapatkan info tentang bis Pahala Kencana. Baru berhasil dihubungi Rabu siang. Ada sih keberangkatan hari Kamis, tapi siang. Sebelum kami memesan tiket Pahala Kencana, kami cek dulu apakah kami bisa mendapatkan tiket pulang pada ahad malam atau tidak. Ternyata tidak ada yang kosong untuk Ahad malam. Akhirnya, keberangkatan ke Demak pun dicancel.

Kukabari pakde. Jum'at sore, pakde baru balas sms, dan isinyaaaa.... *tuktuk*. Ternyata pakde sudah menyiapkan tiket pulang untuk kami dan lain-lainnya. Ku-sms abang. Dan.. Tak berapa lama, kami segera memutuskan untuk berangkat malam itu juga. Entah dengan apa. Kami berbagi tugas menghubungi travel, PO atau stasiun. Akhirnya, kami bisa berangkat dengan menggunakan KA Harina sampai ke Stasiun Tawang Semarang. (Sampai disini, aku berpikir, kami ini memang pasangan spesialis dadakan ya... hehe... :)).

Sampai Semarang sekitar pukul 05.15 keesokan harinya. Segera berwudhu dan shalat Subuh. Baru kali ini aku ke tempat pakde pakai kereta. Telfon pakde, tanya naik apa lagi ke rumah pakde di Demak dari stasiun. Oke, naik angkot sampai terminal Terboyo, lalu naik bis sampai depan rumah pakde. Karena kami ga hafal rumah pakde, jadi berhenti di Pasar Karanganyar.

Selama 3 hari di Demak, setiap hari kami pergi ke makam sunan-sunan. Sebenernya sih ga terlalu minat juga kesana, tapi pakde tuh promosi terus, yaudah, sambil jalan-jalan sambil nyenengin pakde juga, akhirnya kami pergi deh. hehe... Hari pertama ke Menara Kudus, makam Sunan Kudus, hari kedua, pergi ke Kadilangu, makam Sunan Kalijaga dan Masjid Agung Demak, dan hari ketiga ke Gunung Muria, makam Sunan Muria. Pemandangan di ketiga makam tersebut hampir sama. Banyak orang yang mengaji di sekitarnya.Hmm... Miris memang... Di daerah jawa kan masih kental yang seperti itu.. Makanya, sebenernya kami ga terlalu tertarik ke makam sunan, tapi minimal jadi jalan-jalan... Tau Menara yang terkenal di Kudus, Masjid Agung Demak, dan pergi ke gunung! hehe... Beneran gunung. Jalan menuju kesana seperti ke Lembang kalau di Bandung. Untuk mencapai makam Sunan Muria, kami harus menaiki anak tangga yang begitu banyak. Kalo orang-orang ada yang sampai ngitungin jumlah anak tangganya. Kalau aku sih ngga.. Udah ngos-ngosan sendiri... Wkwkwkwk... :D

Well... Tapi banyak hal yang kudapat dari perjalanan ke makam sunan-sunan tersebut. Intinya satu sih, bahwa perjalanan dan peer dakwah kita masih begitu panjang... Bagaimana memberi pemahaman Islam yang baik terhadap masyarakat.

Disini juga aku bertemu dengan keponakan-keponakanku yang sudah lama tidak melihat mereka. Yang paling berkesan ya ketemu anaknya Mbak Rani, Randi dan Maudi. Bocah abisss!! Apalagi Maudi.. Cerewetnyaaa... Luar biasa. Ada hal yang paling lucu menurutku. Pagi hari ketiga, aku, abang, Mbak rani dan kedua anaknya pergi untuk sarapan di Lentog Tanjung. Sebelum masuk warungnya, di halaman warung ada pohon kersen. Dan si kecil Maudi meminta pada mamanya untuk mengambilkan kersen, namun, mamanya tidak menurutinya, karena buahnya cukup jauh. Akhirnya kami semua masuk ke dalam warung. Saat sedang makan di warung itu, ada kucing yang masuk dan mulai menghampiri tempat duduk aku, Maudi dan Mbak Rani. Spontan Maudi berteriak, "Om!! Ono kucing, Om... Wedi aku Om..". Kaki kecilnya segera ia angkat tinggi-tinggi. Suamiku membawa kucing keluar warung. Namun, tak lama, kucing itu masuk kembali, lalu Maudi berteriak lagi, dan suamiku membawa kucing itu keluar lagi. Hal itu terjadi 3 kali. Hehe.. Setelah makan, kami segera beranjak pulang. Saat di halaman warung, Maudi kembali meminta kersen, namun kali ini pada suamiku. "Om, kersen Om..."

Suamiku mengambilkan satu buah kersen untuknya dan memberikannya pada Maudi. Secepat kilat, buah kersen itu sudah ada di mulutnya. Melihat itu, si abang berseru, "Astaghfirullah..." dengan wajah yang terlihat menyesal. Kutanyalah, "Kenapa, Bang, ada yang lupa?", si abang hanya menggeleng seraya berkata, "Tadi abang ambil kersen pake tangan kanan, bekas pegang kucing... belum cuci tangan.. Kirain kersennya cuma buat mainan, ga langsung dimakan... Ternyata..."
Kami memandang Maudi... Dan... dia hanya tertawa penuh kemenangan, sambil memamerkan kersen yang ada di mulutnya... Ga tau kalo kersen itu udah bercampur dengan aroma kucing... Ya Allah... Hehe... Ekspresi abang sama Maudi tuh lucu banget.. Yang satu menyesal setengah mati, yang satunya malah tertawa gembira.. Tapi alhamdulillah, Maudi gak papa.. :)

Banyak yang kami dapat disini... Interaksi dengan bocah-bocah lucu, pengalaman-pengalaman, dahsyatnya silaturahim, dan masih banyak lagi.. Tapi kayanya yang paling berkesan buat si abang adalah bahwa Demak menjadi titik tolak, dimana yang biasanya abang susah untuk mandi, di Demak sehari bisa mandi 3-4 kali sehari, dan dimana yang biasanya abang bisa makan apa aja segimanapun juga, di Demak, si abang menyerah sama makanan. Hehe... :)


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-


Menara Kudus

Maudi :)

Masjid Agung Demak

Abang :)

Randi-Maudi





Sabtu, 06 April 2013

Allah :)

Kemarin, saat menjelajahi facebook, ada artikel yang sangat bagus. Dari facebooknya Mas Arya Abie Adham. Yang berjudul "Ketika Anak Bertanya Tentang Allah". Artikel ini mengajarkan kita bagaimna mengajarkan tentang Allah pada anak-anak kita kelak. Mengajarkan anak tentang Allah sangatlah penting, karena mengajarkan mereka mengenali Rabb mereka, belajar berma'rifat pada Allah. Karena cinta tertinggi sudah seharusnya untuk Allah, bukan? Ini artikelnya.. :)



KETIKA ANAK BERTANYA TENTANG ALLAH
Allah itu Siapa?
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe).

Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya…

Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”
Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?”
Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?”
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”
Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”


Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”
Jawablah:
“Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Tanya 2: “Bu, bentuk Allah itu seperti apa?”
Jangan jawab begini:
“Bentuk Allah itu seperti anu ..ini..atau itu….” karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.

Jawablah begini:
“Adek tahu ‘kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya.. nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)

[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
[baca juga Melihat Tuhan]

Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah?“
Jangan jawab begini:
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Al-Hadid (57) : 3

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.

Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Allah. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi syai’un; Allah itu bukan sesuatu; tidak sama dengan sesuatu; melainkan Pencipta segala sesuatu.

Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al. Diri Pribadi Allah itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Saw. sekali pun. Hanya Allah yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.

إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ (١٦) مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ (١٧)

[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya. (Q.S. An-Najm: 16-17)
{ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}

Jawablah begini:
“Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris)
“Adik bisakah nampak matahari yang terang itu langsung? Tidak ‘kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya ‘kan?!”

Atau bisa juga beri jawaban:
“Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita salat. Allah Mahabesar.”

Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah saya ungkap di postingan “Melihat Tuhan”.
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?

Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”

Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”
Jangan jawab begini:
“Nak, Allah itu ada di atas..di langit..atau di surga atau di Arsy.”
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Allah…berarti prinsip "Allahu Akbar" itu bohong? [baca juga Ukuran Allahu Akbar]

ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ‌ۚ
Dia bersemayam di atas ’Arsy. <– Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.

Juga jangan jawab begini:
“Nak, Allah itu ada di mana-mana.”
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Allah itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.

Jawablah begini:
“Nak, Allah itu dekat dengan kita. Allah itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.”
[baca juga Mulai Saat Ini Jangan Sebut-sebut Lagi Yang Di Atas]

“Qalbun mukmin baitullah”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Allah.” (Hadis)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.(Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)

وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ‌ۚ
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)

وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 115)

“Allah sering lho bicara sama kita..misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan Allah untukmu, Sayang.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)

Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Jangan jawab begini:
“Karena kalau kamu tidak menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke surga.”

Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Allah bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka,”Masak sama Allah kayak dagang aja! Yang namanya Allah itu berarti butuh penyembahan! Allah kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!”

“Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya.” (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Jawablah begini:
“Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi.. kalau mesti bayar, ‘kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.

Kalau Adek gak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru.”
(Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6)
[baca juga Mengapa Allah Menciptakan Makhluk?]

Katakan juga pada anak:

“Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Allah, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?!” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

“Kenapa, Bu?”

“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Allah tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Allah selalu ada untuk kamu. Nanti, Allah juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu.”

Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Allah. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).

Allahu a’lam.

sumber : “ Mutiara Hikmah “


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergetaklah, karena diam berarti kematian-

Jumat, 05 April 2013

Yuk, Jadikan ITSAR Lebih Baik :)

Bertemu dengan DM akhwat ITSAR beberapa waktu yang lalu jadi mengingatkanku pada kondisiku dulu. Saat masih menjadi DM KRM Miftahul Huda. Mengingatkanku juga pada kondisi yang tak jauh berbeda dengan dulu. Hampir sama. Tarik-menarik kader. DS dan DK.
Dulu, banyak temanku yang bertanya, kenapa hingga kuliah pun, masih saja turun ke sekolah. Selalu tak ada habisnnya kalau membahas DS dan DK. Hehe...

DM itu apa? Direct Message?hehe... Twitter abis..
Bukan... DM yang kumaksud disini dalam ruang lingkup ITSAR. Singkatan dari Dewan Mas'ul. Jadi, setiap sekolah yang berada di bawah ITSAR, memiliki 2 DM, 1 DM ikhwan, dan 1 DM akhwat. DM ini bersatu dalam DMI alias Dewan Mas'ul Itsar.

Menjadi seorang DM itu, bagiku adalah suatu anugerah. Disamping itu adalah amanah yang berat. Menjaga gawang kaderisasi rohis sekolahnya. mengapa berat? Karena DM haruslah menjadi orang yang mengetahui kondisi lapangan sekolahnya, menjadi orang yang bisa bertahan saat orang lain mungkin sedang berhalangan, menjadi orang yang segala bisa. Hehe.. Walaupun aku dulu juga ya agak-agak ga bener juga jadi DM.. hehe.. Parah emang. Seorang DM pastilah memiliki aktivitas yang lain selain amanah sebagai DM, bukan? Misal, kalau dia anak kuliahan, pastilah ada aktivitas di tempat kuliahnya, atau kalau dia seorang yang sudah bekerja, pastilah ia harus melaksanakan kewajibannya, kalau dia anak SMA, pasti juga ada kegiatan di SMAnya. Nah, disitulah pentingnya prioritas. Aku hanya berkaca pada diriku dulu saja. Dulu aku juga seperti yang lain. Euforia kampus  terkadang membuatku ingin mencoba segalanya. Ingin ikut semua kegiatan atau kepanitiaan. Boleh? Ya boleh aja.. Namun, seiring pemahamanku tentang prioritas, fokus dan lapangan di DS, aku menyadari bahwa ada yang berbeda antara DS dan DK. Aku lebih memilih DS, karena saat itu aku berpikir, bahwa jumlah SDM yang ada di DK sudah cukup banyak. Sedangkan di DS terbatas. Maka aku lebih memilih yang jumlahnya sedikit itu. Saat di DK, kita memiliki keuntungan yang mungkin sulit didapat di DS. Di DK, kita bisa mendapatkan pelatihan-pelatihan yang cukup banyak, karena kita menjadi subjek dan objek. Sedang di DS, kita lebih dominan sebagai subjek. Jika tak mau tertinggal, maka kita harus memiliki inisiatif yang cukup tinggi untuk mengembangkan diri. Itulah tantangannya. selain itu, saat kuliah, itu adalah masa golden age kita. Dimana kita bisa menjadi apapun di kampus, jika kita mau. Namun, lagi-lagi, pilihan itu kembali pada kita, bukan? Lagipula, aku melihat teladan yang nyata pada diri kakak-kakakku. Ada K'JJ yang tadhiyah dan disiplinnya luar biasa, ada teh Asti yang mengajarkan banyak hal dalam setiap sikapnya, ada Teh Onye yang tetap memprioritaskan ITSAR meski sibuk, dll. Menjadi DM bukanlah tanggung jawab yang ringan. Sadar atau tidak, itu adalah amanah yang pasti akan Allah minta pertanggungjawabannya kelak. Sejauh apa kita sudah optimal dalam menjalankan amanah itu.

Ah, lagi-lagi aku teringat akan kata-kata Teh Ari dulu,
"Jangan heran, jika kita melihat adik-adik kita tidak seperti yang kita harapkan, kualitas dan kuantitasnya. Karena mungkin, yang kita berikan pada mereka adalah waktu-waktu sisa kita, energi sisa kita setelah yang lain."

Bener juga ya...
Kalau kaderisasi atau pembinaan terlihat melemah, jangan salahkan adik-adik kita. Tapi coba kita introspeksi. Melihat sudah sejauh apa ikhtiar kita. Dengan ikhtiar kita yang belum sempurna saja, Allah masih baik untuk tetap menjaga adik-adik kita, bukan?
Allah memang baik sekali...

Buat teman-teman DM, bersyukurlah, karena menjadi DM itu anugerah. Bersyukurlah, karena amanah ini membuat teman-teman memiliki peluang lebih dalam beramal dan berjiddiyah.

NB : Ini sih tulisan dari sudut pandangku saja... Hehe...
Oiya, DM kan butuh regenerasi. Dan kita harus menyiapkan DM selanjutnya. Ceritanya mau ngadain training DM dan training calon DM. Ada masukkan? hehe...



-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Kamis, 04 April 2013

Memoar ITSAR 2009 : Film ITSAR

Kali ini, aku akan menampilkan tulisan Annas Ta'limuddin Maulana Alias Annas dalam rangkaian Memoar ITSAR 2009. Tentang Film ITSAR. Ada yang belum pernah nonton filmnya? :)

FILM ITSAR

A’udzubillahiminasysyaithanirajiim. Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaikum.
Alahamdulillah, terhitung sejak penghujung bulan Desember 2009 hingga hampir satu bulan lamanya semenjak bulan Desember itu, ITSAR melakukan sebuah gebrakan baru khususnya dalam sisi media. Kemarin-kemarin, ITSAR buat film! Dan alhamdulillah, akhir Maret 2010 ini sudah di realese dan sudah beredar dipasaran. Fuih, akhirnya... ga sia-sia perjuangan selama take beberapa kali, beberapa hari dan capeknya ngejar-ngejar narasumber untuk itu film... alhamdulillah! ^,^
Jadi gini nih ceritanya. Waktu LKO (Latihan Kepemimpinan Organisasi) ITSAR tahun lalu yang bertepatan dengan penghujung bulan Desember, diajakin jadi crew dalam pembuatan film yakni presenter. Ya saya mau-mau aja meski ga tau tujuannya buat apa, lagian biar numpang eksist –hehehe –. Semua berjalan kayak yang lancar. Padahal saya juga kurang tau siapa aja yang jadi crew itu film –wah, parah–.

Take pertama, waktu acara LKO masih berlangsung. Saya disuruh buat ngewawancara Gesang Ridho Subhan, Wakil Ketua ITSAR buat nanya-nanyain tentang kepengurusan ITSAR pastinya. Waktu itu kameramennya Kang Yusal Sunjaya. Hehehe, pokonya lancer aja waktu itu teh, mesti harus take beberapa kali gara-gara suka terjadi kesalahan. Kalau ga kameramenya yang salah, pasti deh saya yang gerogi atau narasumbernya yang ga bisa jaim –hehehe–. ^-^

Oh iya, setahu saya, saya tuh cuma jadi presenter waktu ngewawancarain DM (Dewan Mas’ul alias bos) disetiap SMP. Kalau Shooting lainnya udah dipegang sama crew lain. Kayak yang waktu takenya Media ITSAR, nah itu diambil gambarnya sama Teh Nida sama Teh Rahmi. Dan awal rencananya kalau ga salah film ITSAR ini tuh buat ditampilin di acara walimahnya Ka Aria, karena memang beliau yang punya ide buat film beginian.

Take lainnya saya dipertemukan oleh kameramen tetap ITSAR, yakni Ka Ridho El Dibtha –kita duo maut jagonya shooting ya, Ka, hahaha! –. Take kedua saya sama Ka Ridho berencana untuk shooting timenya DM SMP 2 yang diwakilkan oleh DM akhwatnya yakni Teh Rini. Hehehe, ada beberapa ide teknik penyutingan waktu itu. Sampai pindah tempat segala, hahaha.

Terus diminta shooting ke DM yang lain, Pada hari yang sama setelah Teh Rini, ‘kami’ –saya sama Ka Ridho–, berhasil take Teh Asti, DM SMP 13 di Haruman yang masih sedang dalam tahap pembangunan, Ka Anta, narasumber M-Camp di Taman Halimun, dan Ka Iman, DM SMP 11 di SMPnya, alhamdulillah. Banyak pengalaman menarik, shooting Teh Rini, ngobrol sama Teh Asti, teknik pengambilan gambar ‘aneh’nya Ka Anta sama ketawa-ketawaan bareng Ka Iman padahal lagi shooting, ckckckck, hahaha.

Pada hari-hari selanjutnya, ‘kami’ dapat mengambil potret DM SMP 5 yang diwakilkan DM akhwatnya yakni Teh Nina ini juga malah ketawa-ketawa waktu shooting, hehehe, terus Ka Ridho yang berusaha untuk taking gambarnya Teh Anita, narasumber kebangkitan ITSAR dan lain sebagainya.

Alhasil, film itu udah ditampilin ‘kasarnya’ waktu perayaan walimahnya Ka JJ di Bandung. Emang waktu itu masih kurang bagus sih. Ternyata ketahuan deh, ada beberapa adegan yang kurang bagus dalam film itu. Akhirnya disuruh shooting ulang deh! Aaaaah ampun!

Saya sama Ka Ridho mensiasati agar hasil filmnya lebih bagus. Makanya ‘kami’ minjem handycamnya Fadhil yang lebih baik kualitas pengambilan gambarnya. Terus take gambarnya Farah, narumber pengurus ITSAR, dan ‘kami’ pun berpetualang jauh ke negri nun jauh disana, yakni Ujung Berung! Wah, ternyata jauh letaknya. Tentunya ‘kami’ disana ingin take gambarnya Ka Yusal, narasumber kaderisasi ITSAR dan Mulki, DM akhwat SMP 8. Belum lagi ‘kami’ pun harus berpetualang ke utara dari timur, ITB, untuk shooting adegannya Ka Birza untuk refleksi film. Fuih, capek, tapi waktu shooting hari itu sangaaat menyenangkan dan membuat saya dan Ka Ridho puas dengan hasilnya.

Dan pada kunjungan terakhir, ‘kami’ pun menyambangi rumahnya Riandy buat take gambarnya, karena beliau DM ikhwan SMP 13. Saya sama Ka Ridho sampai tersesat di negeri antah berantah entah berada dimana, karena rumah Riandy yang jauh. Aduh, aduh... tapi akhirnya nyampe juga. Suasana shooting kali itu ceria, tapi akhirnya sungguh mengharukan ketika terlihat matahari melambai untuk pergi dengan cahayanya yang berwarna oranye dan itu menutup rangkaian shooting yang dilakukan demi terciptanya film ITSAR. Subhanallah, Alhamdulillah, lailahailallah, allahuakbar!


By Annas Ta'limuddin Maulana

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..