Senin, 23 Juli 2012

My Best Partner

- Sudah lama ingin menulis tentang ini. Tapi selalu tertunda. Karena ada sms yang memintaku untuk bercerita tentang ujian apotekerku dulu, jadilah kutulis saat ini. 
Special untuk adikku, Cindra, yang akan mengikuti ujian apt tanpa "partner", Trust me, Allah is the best partner. :)-



Pertengahan 2010.
Disibukkan dengan persiapan ujian apoteker.

Ujian Apoteker ITB.
Katanya sih ujian yang paling gak banget. Hehe. Ujian hidup dan mati. Lebay. Kalo yang ini emang bener2 lebay.. Tapi bagiku, ujian apoteker lalu itu adalah ujian keimananku. Semua teman-temanku, hampir jauh2 hari, bahkan setahun sebelumnya sudah mencari partner ujian apoteker nanti. Sedangkan aku, tidak mencari partner sama sekali. Hehe. Hanya merasa ada yang mengganjal saja dengan sistem partner tersebut. Toh, berpartner dengan orang terpintar pun tetap saja bisa tidak lulus. Yah, bagiku itu seperti menggantungkan nasib kita pada makhluk yang sama terbatasnya juga seperti kita. Akhirnya, kuputuskan untuk tak memakai partner pada ujian penelusuran pustaka yang hebohnya bukan main itu. Yang aura magisnya pun terasa sekali. Hehe... Bagiku,cukuplah Allah sebagai partner terbaik. Dialah sebaik-baik partner dan penolong. 

Selain partner, ada juga nih yang namanya markas. Kalo markas ini, sebenernya bermanfaat. Tempat kita latihan soal bareng, terus tempat buku2 yang seabrek-abrek itu. Pas ujian penelusuran pustaka, markas ini yang dipakai buat temapt diskusi bareng partner2 sampai malem, bahkan kadang sampai pagi menjelang.. Nah buat markas, aku juga ga pake markas. Bukan apa2, mahalnya ituuuuu...hehe. Lagian kan ga pake partner juga, jadi agak2 gimana kalau harus ke markas. Alhasil persiapanku untuk ujian apoteker ini banyak dilakukan di rumah. Walaupun tidak seintensif teman-temanku di markas. Mencoba membuat soal sendiri, mengerjakan sendiri, pusing-pusing sendiri, buat jurnal dari setiap soal sendiri (yah, banyak ga selesainya sih sebenernya.. :)), buka-buka buku sendiri.. Eh, gak sendiri sih. Sama Allah, kan partnerku Allah, insya Allah. Belum ketika persiapan ujian, aku juga harus mempersiapkan M-Camp 2010. Jadilah berkompetisi fokusku. Lalu, beberapa hari menjelang ujian penelusuran pustaka, teman-temanku sudah mengisolir diri dengan berbagai buku dan latihan soal di markas, aku malah jadi panitia walimahan sahabatku.. Rini..Rini.. Niat ikut ujian gak sih? Nantangin banget. Hm, mungkin begitu kali ya pikir orang-orang yang melihatku. 

Ujian Apoteker dibagi menjadi 3 tahap yang akan berlangsung selama kurang lebih 1 bulan. Ada ujian penelusuran pustaka (ini ujian yang horor-horor gimanaa gitu,, hehe), ujian praktek, dan sidang. Kata kakak-kakak kelasku, kalau sudah lulus ujian penelusuran pustaka, biasanya lebih mudah kedepannya. Jadi memang ujian penelusuran pustaka ini sangat penting. Tidak lulus di tahap pertama, tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya. Dan harus menunggu kurang lebih 6 bulan lagi untuk ikut ujian berikutnya. 

Sebelum ujian penelusuran pustaka, kami dibagi undian tempat ujian. Tempatku ujian di lab farmakologi. Selain itu kami juga diberi nametag yang berbeda warna di setiap tahap ujian. 

H-1 ujian penelusuran pustaka. 
Sore hari, kami sudah boleh menempatkan buku-buku pribadi kami di tempat kami ujian. Agar besok, buku-buku tersebut sudah siap digunakan untuk ujian. Aku diantar ayahku untuk membawa buku-bukuku. Hm, sebenernya buku yang kubawa juga tidak sebanyak teman-temanku sih, karena aku lebih memilih meninggalkan buku yang penting di rumah.. Kan buat cari bahan di rumah malamnya. Tenang Rini, kelulusan tidak ditentukan dari buku yang kamu punya kok. Gapapa buku kamu sedikit, yang penting keyakinanmu terhadap Allah tidak boleh berkurang, oke? -menenangkan diri maksudnyaa.. :)-

Ujian penelusuran pustaka akan berlangsung selama 2 hari. Dari jam 8-17. Full pressure. Hehe. 
Hari pertama ujian. Aku ingat bagaimana kerasnya diri ini berusaha menenangkan diri dengan banyak berdo'a memohon kelapangan hati dan pikiran. Minta do'a ke ibu ayah. Dianterin juga ke kampus sama ayah. Masuk ruang ujian. Siap menanti, apa "teman" yang akan menemaniku selama hampir satu bulan ini. Soal ujian pun diundi. Bismillaah.. Apapun takdirMu ya Rabb, aku pasrah.. Hehe. And finally... Aku mendapatkan jodohku selama 1 bulan ke depan adalah Tablet Isosorbid Dinitrat 1000 tablet. Yap. Hanya itu soal yang tertera dalam gulungan kertas yang kuambil. Insya Allah, ini jodoh terbaik yang Allah berikan Rin.. :).

Mulai membuat jurnal tentang ISDN atau Isosorbid Dinitrat. Sibuk mencari data-data yang dibutuhkan agar aku berhasil membuat ISDN sebanyak 1000 tablet. Mulai dari sifat dan karakteristiknya, cara analisis kimia, uji-uji yang diperlukan, formulasi tabletnya, sifat farmakologinya, dosis yang lazim digunakan, dll. Hari pertama, aku menulis jurnal pada bagian-bagian yang aku sudah yakin saja. Bagian farmakologi terutama masalah dosis, kuakhirkan saja besok. Pokoknya, targetku hari ini adalah selesai sampai tahap analisis dan sebagian formulasi atau sisi farmaseutikanya. Dan mengumpulkan data yang kubutuhkan sebanyak-banyaknya. Saat istirahat.. Ketika semua temanku pada bergegas menuju partnernya masing-masing, aku menuju mushala. Mengadukan semuanya pada partnerku. Hehe. Tadinya mau ke Salman, tapii kejauhan, ntar malah telat masuk ruang ujian lagi.. Sesi dua kujalani kembali, setelah merecharge diri. Pukul 17.00, ujian hari pertama selesai. Semua temanku segera menuju markas. Aku menuju gerbang depan, karena ayah sudah menanti. Tujuanku ya ke rumah. Mengerjakan ISDN itu di rumah.Malamnya, aku sempat search di internet mengenai ISDN. Dan tak lupa mengupdate status.. Haha.. Masih sempet aja. Di rumah, aku mulai menulis apa saja yang belum kukerjakan di kampus tadi. Menulis sisa jurnal pada kertas A4 agar keesokan harinya aku tinggal menulis ulang di jurnal ujianku. Karena kalau besok masih harus mencari data-data lagi, bisa-bisa jurnalku tidak beres. Sampai pukul 01.30 aku mengerjakannya. Ditutup dengan bermesra bersama partnerku dalam qiyamul lail. Tenang Rini, temen2 kamu bisa punya 4, bahkan lebih partner. Tapi, Allahlah sebaik-baik partner. Ketika semua partner teman-temanmu bisa melakukan kesalahan, Allah tidak pernah salah. Karena Ia Maha Sempurna. Ketika teman-temanmu bisa ragu terhadap partnernya, tapi kamu selalu bisa yakin terhadap Allah. Biidznillaah..

Hari kedua... 
Teman-temanku banyak yang bahkan tidak tidur. aku sih, alhamdulillah bisa tidur walau sedikit. Hari kedua, aku tinggal menulis ulang ke dalam jurnal ujianku. Alhamdulillaah, jurnal sebanyak 53 halaman tulis tangan itu rampung juga kuselesaikan. Selesai ikhtiarku di ujian tahap 1 ini. Tinggal perbanyak do'a sambil menanti pengumuman. 

Aku lupa, berapa hari pengumumannya. Kalau tidak salah, kami harus menanti selama 1 pekan. Di hari  H pengumuman yang katanya akan diumumkan jam 2 siang itu, aku sudah di kampus jam 1. Begitu pula teman-temanku. Namun, jam 2, ternyata pengumuman belum ada. Aku dan beberapa temanku pergi ke Salman dan menanti disana. Resahku saat itu hanya satu. Kalaupun aku harus tidak lulus di ujian tahap satu ini, sebenarnya aku sudah benar-benar mengikhlashkannya, meskipun aku tahu, kalau aku tidak lulus, pasti orangtuaku sedih. Aku sudah rela kalau tidak lulus. Ada yang kukatakan dalam lirihku pada Allah saat itu. "Ya Rabb, aku sudah benar-benar ridha, jika aku tidak lulus. Mungkin karena ikhtiarku yang tidak maksimal,, aku ridha ya Rabb. Namun, yang kutakutkan hanya satu. Aku takut, jika teman-temanku akan berkata bahwa ketidaklulusanku adalah karena aku yang tidak memakai partner. Aku tidak mau, jika mereka mengecilkan kekuasaanMu ya Allah. Engkaulah sebaik-baik pembuat skenario, dan kini kupasrahkan semua padaMu.. ". Waktu berlalu, dan ternyata, pengumuman sudah ada setelah kami shalat Ashar. Sambil menuju kampus dengan perasaan yang campur aduk, aku dapat telepon dari temanku bahwa aku lulus. Alhamdulillaah.. Ya.. Meskipun dengan peringatan di farmakologi, hehe. Tapi gapapa deh, yang penting lulus. Saat ujian tersebut, ada 4 orang yang tidak memakai partner, aku, dan 3 orang teman ikhwan. Tapi cuma aku yang ga pake markas.. Hihi... Dari 4 orang itu, 2 orang lulus dan 2 lagi belum lulus. 


Ujian Praktek.
Aku dapat di lab pengujian mutu atau analisis. Ujian praktek ini berlangsung selama 3 hari. Aku dapat pengujian HPLC dan Spektrofotometri Infra Red, yang lainnya lupa lagi.. Hehe..
Saat ujian praktek hari pertama, aku dapat ujian (kan emang lagi ujian bukan? :D). Zat pembandingku tidak ada!! Wah, kemana coba?? Hadeh.. Kucoba tanya assisten, merekapun bingung mencarinya. Ya Rabb.. aku kan butuh itu untuk HPLC. aku kebagian HPLC hari pertama. Kata kakak assisten, aku disuruh uji yang lain dulu aja, yang ga butuh pembanding. Sudah ingin berteriak saja. "Kakak, pengujian yang lain itu butuh preparasi sampel selama 16 jam baru bisa diuji!!". Hiks.. Gimana ini, mana katanya baru ada jam 13 an pembandingku. Ckckck.. Allah.. Ya udah, mencoba stay cool aja meski hati dagdigdug. Mengerjakan yang bisa kukerjakan. Sudah begitu, aku butuh pemanasan saat pengujian ISDN kan, dan ISDN itu mudah meledak dengan pemanasan. Haha. Berasa eksperimen uji nyali gini. Temen-temenku bilang, "Rin, kalau lab ini meledak gara-gara ISDN kamu, ntar kita masuk koran lho!". Mereka itu yaa.. Masih aja ngaco. Hm, tapi gara-gara ISDN yang mudah meledak itu, aku bilang ke kakak assistennya, dan jadilah ia mengikutiku terus, karena khawatir aku melakukan sesuatu yang aneh. padahal kan seiseng-isengnya aku juga, kalo lagi ujian ya ga bakal iseng  juga sih.. Ngikut prosedur.. :) Tapi alhamdulillaah, zat pembandingku ketemu jam 9 lebih sedikit. Hadeh,, ISDN ku itu yaa.. ngilang-ngilang aja.. Tapi, alhamdulillaah masih berjodoh untuk bertemu cepat. Wkwkwk.. Segera preparasi sampel lalu HPLC seharian. Ujian praktek ini sampai hari ketiga alhamdulillah begitu merasakan pertolongan Allah. Meski di awal ada insiden dulu. Di hari ketiga pun, alhamdulilllah, aku selesai membuat jurnal praktek pada pukul 14.00, padahal akhir ujian itu pukul 17.00. Subhaanallaah.. Allah memang oke banget. Sebaik-baik penolong.. :)

Pengumuman kelulusan sepekan kemudian. Lalu lanjut ke sidang. Alhamdulillaah.. Berjalan lancar meski harus berhadapan dengan para praktisi yang pertanyaannya unpredictable. Dan lulus kembali di tahap ini yang mengantarkanku pada pelantikan apoteker dan menambahkan Apt pada namaku. Hehe. 

Ada hal yang membahagiakanku dibanding dengan bertambahnya gelar Apt di belakang namaku. Aku berhasil membuktikan bahwa Allah memang sebaik-baik partner dan penolong. Hanya Ia tempat kita bergantung. Bukan manusia yang penuh dengan keterbatasan. Ia bisa memudahkan, bahkan disaat sesulit apapun. Yang kita butuhkan hanyalah keyakinan akan kuasaNya. Komitmen untuk menjadikanNya sebagai satu-satunya tempat bersandar seperti ikrar kita dalam setiap shalat kita. Percayalah, Allah takkan menyia-nyiakan hambaNya yang ingin mendekat padaNya. Yap, satu lagi tarbiyah Allah di ujian apotekerku ini. :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Minggu, 22 Juli 2012

Recharge

Wah, sudah sepekan tidak mengupdate postingan di blog. Sepekan ini merasa tidak mengenal diri sendiri sepertinya. Hehe. Aku bukan diriku yang biasa. Mulai dari Senin 16 Juli. Hari lahirku. Sudah berkurang satu tahun lagi usiaku di dunia. Artinyaa,, semakin sedikit waktu yang tersisa bagiku untuk beramal. Yang paling kuingat di hari itu adalah aku menghabiskan penghujung soreku bersama Zia dan Zevni untuk membicarakan KRM kami. :) Semangat ya Zevni, jangan minta ampun terus. Yang harusnya minta ampun kayanya teteh deh.. Ada-ada saja.

Selasa. Pikiranku dipenuhi untuk kuliah dan kuliah. Kuliah manajemen di UGM. Hehe. Tiba-tiba saja muncul pikiran buat kuliah disana. Cari suasana baru. Atau mau ikut Faridah yang kuliah di UGM? (Tuh kan, bener-bener aneh.. :( ).

Rabu. Rabu pagi, hape nokiaku terendam air di tas. Yippi.. Jadilah seharian itu aku hanya menghidupkan nomor 3 ku saja. Nomor asku menganggur. Feel free.. Hanya teman-temanku yang tahu nomor 3 saja yang bisa menghubungiku. 

Kamis. Ade milad. Saudara satu-satunya yang hanya terpaut 1 tahun 3 hari. Oke kan? Hari ini juga aku meninggalkan nomor As ku di rumah. Janjian dengan Nidapun lewat twitter.. Jadi most wanted person part 2 judulnya. Tapi, belajar satu hal. Jika Allah memang sudah menakdirkan untuk bertemu,apapun halangannya, tetap saja akan terjadi pertemuan tersebut.. Ya seperti pertemuanku dengan Nida. :)

Jum'at. Bertemu dengan Chiya dan Ocha.. Ini pun, lagi-lagi dengan perencanaan mendadak. Sms di pagi hari, sore hari bertemu. Alhamdulillaah.. 

Sabtu. Segera pulang karena demam kembali melanda. Lagi dan lagi. Ramadhan hari pertamaku diisi dengan memaksa diri untuk  tak terlalu banyak bergerak. Sedikit saja lelah, suhu tubuh naik. 

Ahad. Wah, full day. Pagi agenda tarbiyah, jam 9-14 haroki akhwat ITSAR, sore rapat evaluasi M-Camp. Meskipun tidak optimal, karena sudah demam masihlah melekat, ditambah sariawanku yang parah. Hehe. Allah memang maha sempurna. Alarm tubuhku ketika aku stress adalah sariawan. Meskipun terkadang aku tidak tahu apa yang membuatku stress.. Tapi yang jelas Allah begitu baik padaku. Memberiku alarm agar tak semakin berlarut-larut dalam stressku. Karena sariawan yang sudah hampir 3 hari ini, bicaraku seperti orang cadel. Sakit sekali. Cadel. Seperti anak kecil. Bicara tidak jelas. Dan akhirnya ibuku bercerita bagaimana dulu ketika aku kecil, cadel dan belum bisa berbicara jelas. Dulu, ketika kecil, kata ibuku, aku pernah datang pada ibuku dengan mengatakan, "Ayas bu, ayas..", sambil menunjukkan bajuku yang basah. Awalnya ibuku tidak mengerti, apa itu ayas, tapi ternyata maksudku itu basah. Hehe. Lalu aku juga menyebut bakso itu ayos, dan susu itu uyus. Tuh kan, memang benar bahasa yang aneh, seperti kata ibuku. But, lagi-lagi, ada yang kupelajari hari ini. Bahwa Allah memang begitu baik. Allah memberi ibu yang bisa mengerti apapun yang aku rasa, katakan, pikirkan bahkan.. Meski tidak jelas. Pelajaran kedua, semua itu memang membutuhkan proses dan bertahap. Seperti berbicara. Dimulai dari tidak bisa berbicara, bicara tidak jelas, samar-samar, untuk kemudian berbicara dengan jelas. Sabar dalam menjalani semua proses tersebut. Semoga Allah karuniakanku kesabaran.. 

Sepekan aku tak mengenal diriku sendiri. Hm,, mungkin butuh sesuatu untuk me-recharge diri. Ramadhan.. Aku akan jadikan Ramadhan ini benar-benar menjadi super training bagiku untuk melejitkan diri, insya Allah. Semoga diri ini mampu mendapatkan kebarakahan Ramadhan mulia.. Semangat!! 


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Minggu, 15 Juli 2012

Bersegera dan Bergerak

Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu
Bergeraklah, karena diam berarti kematian

Ini adalah kalimat yang selalu kutuliskan dalam setiap akhir tulisanku, di facebook, atau di twitter. Sedang berusaha memberikan ruh pada kalimat ini agar kalimat ini tertanam dalam diri. Menjadi seorang pribadi yang bersegera dan terus bergerak dalam kebaikan.

Bersegera dan Bergerak. 
Terinspirasi dari berbagai ayat cintaNya yang sarat dengan kata "Bersegera". 

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (Ali Imran 133)

""Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya. Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya." (Al Mu'minun 60-61)

"Dia (Musa) berkata, "Itu mereka sedang menyusul aku dan aku bersegera kepadaMu ya Tuhanku, agar Engkau ridha kepadaku." (Thaha 84)

"Maka segeralah, kembali kepada (menaati) Allah. Sungguh aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu." (Az-Zariyat 50)

Subhaanallaah.. Begitu banyak kata "bersegera" dalam kalamNya.. Itu baru sebagian saja yang kutulis di atas.. Makanya, terinspirasi untuk menjadikannya tadzkirah diri. Bahwa waktu yang dimiliki sangat terbatas. Itu sudah pasti. Namun, begitu banyak hal yang harus dilakukan. Karena hidup ini pada hakikatnya adalah persiapan kita untuk menuju kehidupan akhirat kelak. Berkejar-kejaran dengan waktu yang terbatas, maka itulah butuh bersegera dalam beramal. Tak menunda-nunda kebaikan yang bisa dilakukan saat ini juga. 

Bergeraklah.. 
Hm.. Kalo yang ini sih sudah pasti harus.Karena bersegera itu ya bergegas dalam melakukan amal-amal kebaikan. Artinya bergerak kan? Karena muslim itu haruslah dinamis. Ia haruslah memiliki progress dari waktu ke waktu. Agar semakin  berkualitas diri ini di hadapanNya. 

"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan -mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak diantara mereka menjadi orang-orang yang fasik." (Al-Hadid 16)

Note : really love this ayah.. begitu mengena.. Masihkah ada alasan untuk menunda-nunda atau tak bersegera menaatiNya? 

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. " (Al Ankabut 69)

Yap.. Bersegera dan Bergerak dalam kebaikan. Insya Allah.. :)


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-



Kamis, 12 Juli 2012

Traffic Jam

Dua jam perjalanan pulangku dari rumah sakit ke rumah hari ini. Macet sekali.. Mulai dari depan stasiun,      Kebon Kawung, masuk Pasirkaliki, Istana Plaza, lalu masuk Pasteur.. Hmm.. Bertambahlah macetnya... Maranatha, jangan ditanya, sudah tentu padat merayap. Dua jam. Seperti perjalanan ke Jakarta aja. Bahkan ke Jakarta pun bisa kurang dari dua jam. Aku pernah mengalaminya. Itu yang nyetir Mas Didit soalnya. Hehe.. Padahal dulu belum ada Cipularang lho, dan kami melewati Puncak. Sempat shalat Isya dulu bahkan di Masjid Puncak. Masku ini emang jago banget kalo nyetir. Ketika  masuk tol Pasteur, Mas Didit bilang pada kami-kami adiknya ini,"Nih ya, liat nih, jam setengah 9, kita udah sampe kota Jakarta." Itu baru pukul 18.45 WIB. Dan memang benar, jam setengah 9 malam, kami sudah keluar dari pintu tol dan masuk kota Jakarta. Ini si mas yang ekstra ngebut, apa emang jalanannya sepi banget yah? Tapi aku tidak merasa Mas Didit ngebut banget.. Aman-aman aja soalnya adrenalinku. Oke banget nih si mas. :)



Oke2. Balik lagi ke perjalanan pulangku yang akrab dengan macet. Aku paling tidak suka macet. Meskipun pernah juga mengalami macet sampai 8 jam waktu pulang ke Surabaya saat menjelang Idul Fitri. Lagian siapa juga sih yang suka sama macet? Waktu terbuang, sampai di tempat tujuan telat, dan yang paling aku tidak suka, macet itu pemicu emosi. Hm, semacam depresan gitu. Tapi, disisi lain, aku bisa ambil sisi positifnya juga. Melatih kesabaran. Mengendalikan diri untuk tidak mengeluarkan keluhan.  Macet hari ini berhasil menemaniku mengulang hafalan juz 22. Setelah selesai, akhirnya aku yang kalah. Ketiduran. Hehe.  

Lebih suka jika jalanan tidak macet. Lebih suka kalau pergi kemana-mana, jalan lancar-lancar saja, bisa sampai lebih cepat, waktu lebih efisien. Tapi... Seperti itulah kehidupan kita. Tidak mungkin kita berharap hidup tanpa masalah, tanpa tantangan. Adakalanya kita harus terjebak dalam situasi yang tidak kita inginkan. Jika Allah membiarkan kita tanpa masalah, maka mungkin kita yang harus bertanya pada diri kita. Adakah yang salah dalam diri? Ketika Allah memberi masalah, maka ada yang Allah inginkan dari diri ini. Menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih bijak, lebih dekat denganNya, dsb. Jika kita tak terbiasa dengan masalah, maka kita belum teruji. Sekali lagi, bersyukur karena Allah masih berkenan untuk menguji kita yang tak seberapa ini. Tetap berharap, semoga cinta indahNya membersamai kita dalam setiap ujian yang Ia berikan. 

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 09 Juli 2012

Kontras

Ada dua orang pemuda. Sama usianya. Tetapi berbeda dalam hal pemaknaannya terhadap dirinya.
Berbeda dari amal yang melekat pada dirinya.
Pemuda pertama, ia menyibukkan diri dengan amal yang mendekatkan dirinya pada Tuhannya. 
Ia rela berpayah-payah dalam dakwah, meskipun banyak kesenangan dunia yang mengajaknya serta.
Ia ridho, meski istirahat menjadi sangat minim, meski tenaga terkuras karena jihad.
Karena ia yakin, ada hak-hak yang harus ia tunaikan dengan baik.
Saat ada ketetapan Allah yang tak sejalan dengan keinginannya, ia tak lantas berburuk sangka pada Sang Pemberi Ketetapan. 
Justru keyakinannya pada takdir terbaik yang Allah siapkan untuknya semakin meningkat.
Bukan putus asa jalan yang ia pilih.
Ia sabar meniti jalan yang tak semua orang memilih untuk melaluinya.
Ia sibukkan diri dengan berlama-lama dengan kalamullah. Menghafalkan sedikit demi sedikit surat cintaNya dan ia berikhtiar untuk mengamalkannya..
Subhaanallaah...



Pemuda kedua, ia disibukkan dengan kesenangan dunia dan dirinya semata.
Ia selalu berkata bahwa ia mencintai Rabbnya, namun amal yang ia lakukan justru menjauhkan dirinya dengan Sang Khaliq.
Pemikirannya sesuai nafsunya, tak ia libatkan diinnya dalam memahami sesuatu.
Ia rela, mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bersifat hiburan semata.
Ia rela, meski tahu itu adalah celah untuknya berbuat dosa.
Saat ada sesuatu yang tak sesuai dengan keinginannya, ia mudah putus asa.
Dan menganggap bahwa takdirNya tak adil.

Apa yang membedakan mereka?  Iman yang ada dalam diri. Iman yang tak sekedar ucap, namun juga mengakar dalam jiwa. Salah siapakah jika mereka berbeda? Lingkungan? 
Selalu saja lingkungan yang menjadi kambing hitam saat terjadi hal seperti ini.
Meski lingkungan berperan penting dalam pembentukan diri seseorang, namun tak berarti seseorang hanya dibentuk oleh lingkungan semata. Ada inisiatif dalam diri, ada fitrah diri yang cenderung mencari kebenaran. 
Dan perbedaan ini menyadarkan kembali tentang urgensi dakwah.
Karena indahnya iman dan Islam adalah milik semua hambaNya.
Dan dakwahlah yang membuat semua keindahan itu menyebar ke segala arah.
Mengajak manusia untuk mencinta dan taat pada Sang Pencipta.



-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Minggu, 08 Juli 2012

My Sister's Wedding

Bahagianya aku hari ini. Alhamdulillaah.. Subhaanallaah...
Hari ini saudariku menggenapkan separuh diennya, Syarah Khaerunnisa alias Uroh. Hehe.. 
Pertama kali aku mengenalnya ketika aku SMP dulu, saat aku mengikuti KRM. Teman sekelompok mentoring pertama dengan Teh Nana. Hm.. Kalau diingat, hmm.. sepertinya aku sama Uroh yang paling iseng deh kayanya.. hehe.. ribut terus. 

Aku ingat betul, dulu saat aku hendak pulang, Uroh yang sedang beli batagor, akan teriak memanggilku "Haris, Haris.." dan ia akan tertawa sejadi-jadinya. Tau kenapa ia memanggilku Haris? Saat kami SMP dulu, di salah satu stasiun televisi swasta ada sinetron yang berjudul Cinta (wah masih inget gini..), pemain utamanya Desy Ratnasari yang berperan sebagai Rini, dan pasangannya saat itu adalah Primus Yustisio yang berperan sebagai Haris. Jadilah aku dipanggil Haris oleh Uroh. Biarin aja, kan Primus ganteng ini. Pikirku dulu. Hehe. Tapi aku juga tak mau kalah. Selain sinetron Cinta, saat itu juga sedang ditayangkan sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Tapi aku lupa yang ke berapa saat itu. Di sinetron itu kan ada pemeran Sarah, yasudah, kubalas Uroh dengan memanggilnya "Doel", atau dengan bertanya "Sarah, Zaenab sama Doelnya mana?". Giliranku yang tertawa sejadi-jadinya. Tapi tetap, dia akan membalas dengan memanggilku Haris kembali.. Bocah..Bocah.. :)

Beranjak dewasa, kami terpisah sekolah, ia di SMA 8, saat kuliah pun kami tak satu universitas, tapi, karena Uroh ikut KARISMA di SALMAN ITB, maka kami cukup bisa bertemu, meskipun memang tak sering. Terkadang hanya sepintas saja. Jika kami ingin mengobrol cukup lama, harus janjian dulu. Hehe. Sok sibuk.

Pertemuan kami terakhir sebelum ia menikah hari ini pun "tidak sehat". Bagaimana tidak, sepanjang pertemuan, yang kami lakukan selalu kontak fisik. Entah itu saling mendorong, saling memukul, saling mengisengi, tapi tentu saja tidak saling menyakiti.. iya kan Uroh? :) Padahal tadinya aku sudah berniat memberi Uroh wejangan qobla nikah, tapi gajadi. Hehe. Ntar dikira sok tau lagi. Saat itu ia memberiku undangan pernikahannya sekaligus undangan untuk teh Nana. Aku belum membuka kartu undangan itu, masih kupegang saja. Dan Uroh bilang padaku, "Buka atuh Rini, emang kamu ga mau tau gitu siapa nama calon suami Uroh?". Kujawab segera, "Kan udah tau Uroh, di FB juga ada bukan? Lukman Nur Hakim. Bener kan?". "Oh iya ya.. hehe.. bener..bener..", jawabnya.. 

Dan hari ini... adalah hari bersejarah dalam hidupnya... Aku pergi kesana bareng tetehku.. 
Sebenarnya, Uroh memintaku untuk datang saat akad, dan tadinya aku pun sudah berniat untuk datang akad. Akadnya jam 8, dan Uroh bilang padaku, berangkat aja dari rumah jam 6. Pagi bener ya. Tapi memang aku sudah berniat pergi nyubuh hari ini. Ternyata, paginya, kepalaku berat sekali, ditambah kaki kananku yang sempat memar kemarin-kemarin, sakit kembali. Gagallah aku berangkat nyubuh. Maaf ya Uroh.. :( 

Di pelaminan.. Ia pun tetap seperti yang kukenal (bukannya jaim sedikit gitu). Ia langsung menodongku dengan berteriak, "Mana Rini, janji tinggal janji, dusta kau!", sambil tertawa-tawa tentunya.. Hadeh, mau jelasin gimana, aku tertawa-tawa saja, di belakangku sudah antri undangan yang lain. Hm.. Belum sempat kan kuucapkan do'a untuknya. Saat kami akan pamit, aku dan teh Nana menuju tempatnya, eh, Uroh berkata, "Ih, mau ngapain kesini?, hehe". Euh.. Ini namanya gubrak.com kalau kata teh Nana. Kutarik saja teh Nana untuk berbalik dan bilang, "Yaudah teh, kita pulang aja.. yee..". Lalu Uroh berkata, "Eh eh.. gimana sih, sini  sini foto-foto". Giliran teh nana saja yang geleng-geleng melihat kelakuan kami, di pelaminan pula. Ckckck.. Adikmu yang bernama Uroh memang pengantin yang unik teteh sayang. Sabar ya Kang Lukman.. #Lho? Setelah berfoto, kami pun pamit. 

Hm.. Uroh..Uroh..
Subhaanallaah.. 
Rabbi, aku menambah lagi permintaan padaMu..
Berikanlah saudariku ini kebarakahan dalam kehidupannya saat ini dan selanjutnya..
Bimbing ia untuk selalu dalam kebaikan, dan naungi ia dengan cintaMu yang tak pernah berkurang ataupun memudar..
Aku sungguh mencintainya ya Rabb.. 
Kuingin bahwa cinta inipun hanya karenaMu semata..
Berilah ia kekuatan untuk melalui hari-harinya ke depan yang mungkin tak lebih mudah..
Baarakallaahu laka, wa baaraka 'alaika wa jama'a bainakumaa fii khair..
Maha suci Allah yang telah mempertemukan kita dengan skenario indahnya..

Special untuk saudariku yang hari ini menggenapkan setengah diinnya..
Sejuta cinta untukmu Uroh.. :*
Rini mau iseng dikit Uroh,, Tapi suamimu namanya bukan Doel ya Uroh?? Hihi... *piis Uroh..



-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Kamis, 05 Juli 2012

Terdahulu atau Bertahan?

"Terkadang, menjadi terdahulu itu tidak terlalu penting. Bila dibandingkan dengan menjadi orang yang tetap bertahan, saat tak ada satupun yang tinggal."




Ini yang sempat terlintas dalam pikiranku kemarin. Tiba-tiba saja kalimat ini meluncur dari dalam hatiku dan terendapkan dalam akalku. Mengapa? Entahlah.

Ada kalanya, kita menganggap orang yang paling dahulu itu sebagai orang yang paling segalanya. Paling baik, paling benar, dsb. Hingga mungkin tanpa disadari, kita menganggap kecil orang yang baru bergabung dan ikut berjuang bersama kita saat ini. Adilkah jika kontribusi seseorang dilihat dari apakah ia terdahulu atau baru? Adilkah jika senioritas kita sertakan dalam medan amal kebaikan? Hmm... Kurasa jawabannya tidak. Setidaknya untukku. 

Terlebih jika orang yang baru bergabung dalam kebaikan itu justru kini menjadi seseorang yang masih setia dalam perjuangan kebaikan. Menjadi seseorang yang tetap bertahan, saat tak ada satupun yang tinggal. Ia menjadi penggerak dalam medan juangnya. Masihkah senioritas berlaku? Tak selamanya yang lebih dahulu atau lebih lama berarti lebih baik. Dan begitu pula sebaliknya, tak selalu yang terakhir bergabung dalam barisan menjadi orang yang terendah kualitasnya. 

Menjadi orang yang tetap bertahan bukanlah hal mudah. Sama seperti tak mudah menjadi pendahulu. Maka biarlah seseorang menjadi yang terbaik sesuai dengan jalan yang telah Allah berikan, sesuai dengan waktu yang telah Allah tetapkan. Bukan pertama atau berikutnya yang terpenting, namun seberapa besarkah kesetiaan kita terhadap jalan ini, dan keistiqomahan kita dalam mengarungi perjuangan yang  bisa jadi semakin tak mudah. Memang lebih oke kalau sudah menjadi yang pertama, kemudian jadi yang paling bertahan. Namun, jika bukan menjadi yang pertama, setidaknya menjadilah batubata yang terbaik. 

Semoga diri bisa lebih bijak lagi dalam menilai sesuatu. 
Seperti Muhajirin dan Anshar. 
Mulia dengan posisinya masing-masing dalam hati Rasulullah Saw.
Begitupula di hadapan Allah.
Allah, bimbing kami agar tak tergelincir dalam penyakit hati yang menjauhkan kami dariMu..

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Rabu, 04 Juli 2012

New M-Camp

New M-Camp. New Soul. New Spirit.
New M-Camp 2012.

Tanggal 1-2 Juli lalu Itsar mengadakan kegiatan tahunan yaitu M-Camp. Ada yang berbeda dari M-Camp sebelumnya. Biasanya, M-Camp berlangsung selama 3 hari 2 malam. Tahun ini, M-Camp lebih singkat, 2 hari 1 malam. Tapi, berharapnya meskipun lebih singkat, tidak mengurangi kebermanfaatan dan nilai-nilai kaderisasi yang ada. 

Sejujurnya, aku tidak terlalu berkontribusi dalam persiapan M-Camp ini. Hehe. Bangga lagi. Parah..parah.. Makanya, kuusahakan aku ikut full saat M-Camp. Makanya kuajukan cuti sejak satu bulan yang lalu biar bisa ikut M-Camp. Hehe..

M-Camp 2012 bertempat di Kiarapayung. Aku sih jadi pembantu umum aja alias khadimah ummat di M-Camp sekarang. Wkwkwk.. 

Banyak hal yang kucatat dalam memoriku dari M-Camp kali ini. Lebih kepada introspeksi diri sebenarnya. Ada ikrar kader  Itsar yang kurefresh kembali disini. Ikrar yang mungkin sempat terlupa, atau hanya menjadi penghias di acara-acara Itsar saja. Padahal, ikrar tersebut begitu indah.. Lebih indah lagi bila menjadi ruh dalam diri setiap kader Itsar. Bagaimana cara membangunnya? Itulah peer kedepannya. Hingga tak hanya sekedar ikrar, namun menjadi gerak harmoni dalam amal nyata juga. Ada lagi tentang pentingnya ada tim medis ikhwan. Hehe. Karena kemarin ada ikhwan yang jatuh dan terkilir. Hm, sempet bingung juga karena ikhwan ga ada medis. Nah, peer selanjutnya adalah mengadakan pelatihan medis untuk panitia M-Camp dan mengadakan tim medis ikhwan. 

Selain peer, ada juga momen yang sangat mengena dalam diriku. Selain bisa bersama dalam ukhuwah dengan panitia dan peserta selama 2 hari tentunya. Adik-adikku yang ikut M-Camp ada Farah, Iki, Shofu, Masi dan Syifa. Banyak momen emas antara aku dan mereka di M-Camp kali ini. Saat waktu makan tiba, mereka akan biilang seperti ini, "Ayo Mi, kita mentoring, mari kita buka mentoring kali ini dengan bacaan basmalah.." (sambil mengambil posisi mellingkar menghadap makanan).. Oiya, Iki menjadi asistenku. Hehe.. Saat ada akhwat yang tersengat tawon di acara malam, aku meminta Iki mengantarku ke tempat acara malam, untuk memastikan semuanya. Kemudian, saat ada ikhwan yang terkilir, ia menemaniku ke bawah untuk melihat ikhwan tersebut. Kemudian ia kuminta mengambi kit obat-obatan di tempat akhwat diatas, eh, ketika ia hendak turun, malah kuminta ia kembali untuk mengambil minum.. Haduh.. Maaf ya Iki... :) Ia yang menemaniku selama menangani ikhwan yang terkilir itu. Kusuruh ia makan, tapi ia tak mau. Barulah ketika Mila datang, ia makan. Saat aku keatas dan melihatnya makan,, ia menawariku makan, tapi kubilang nanti saja. Dan akhirnya aku memakan makanannya 1 suap. Ia bilang ia sudah kenyang. Setengah bercanda, kubilang padanya untuk menemaniku kembali dan menyuapiku. Eh, ternyata Iki benar-benar melakukannya. Ia menyuapiku dari awal hingga butir nasi terakhir... Subhaanallaah.. Alhamdulillaah.. Ini adalah saat yang paling berkesan di M-Camp ini. Hehe.. Belum cukup sampai disitu, saat ada peserta yang pingsan, lagi-lagi... Iki yang kuminta untuk membuat teh di atas. Hehe. Dan dalam waktu singkat Iki kembali dengan membawa air gula, karena tidak menemukan tehnya.. Subhaanallaah... Jazaakillaah khair ya adikku... Tidak hanya untuk Iki saja sebenarnya.. Tapi untuk semua yang sudah bersusah payah dalam M-Camp 2012 ini. Semoga Allah senantiasa menjaga setiap langkah kita agar selalu tertuju padaNya saja... :)

New M-Camp. New Soul. New Spirit. 
New M-Camp 2012.



-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..