Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu Bergeraklah, karena diam berarti kematian
Jumat, 30 Desember 2011
Go Ahead
Make my dream comes true
It's time to strength my step
To achieve what I want to get
No matter what they say
If you're on the right way
Just go ahead!
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Fasyhad Ya Rabb
Belajar untuk selalu mengevaluasi dimulai dari diri sendiri
Tak mudah menyalahkan orang lain
Dan belajar untuk tak mudah mengeluh
Adalah hal mudah ketika berbicara
Tetapi semua akan terlihat ketika kita dituntut untuk membuktikan setiap kata yang terucap
Membuktikan kesungguhan kita
Menunjukkan apakah kita seorang orator tanpa kerja nyata
Ataukah seorang pejuang dalam medan amal
Allahlah saksi kita..
Fasyhad ya Rabb...
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Kamis, 29 Desember 2011
Untitle
Kekuranganku adalah, jika suatu hal membuatku tidak percaya pada seseorang, maka sulit bagiku untuk mempercayainya kembali. Butuh waktu lama untuk mempercayainya kembali. Itulah aku.
Seperti biasa, selalu ada ibrah yang bisa kusimpan hari ini. Berhati-hatilah dalam menggunakan lisanmu dan memang hanya ada satu tempat terbaik yang dapat menampung semua beban dan cerita kita, hanya Allah. Setiap masalah akan terlihat kecil ketika kita menyerahkan padaNya.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Rabu, 28 Desember 2011
Arti Sebuah Gelar
Selasa, 20 Desember 2011
Tanpa Judul
But, I learned something from that meeting. Begitu banyak macam karakter manusia, membuatku merasa begitu kecil di hadapan Pencipta manusia. Ia menciptakan seluruh manusia dengan ciri dan keunikannya masing-masing. Tak ada yang sama, meskipun ia kembar, namun sifatlah yang membedakannya. Allah is the best!
Senin, 19 Desember 2011
Another Side of Me
Kejujuran memang mahal. Orang yang jujur itu langka. So, from this time, I promise to be honest person in my life... Rabbi,, bantu aku... Meneladani Rasulullah dalam kejujurannya...
Mungkin inilah aku, jika ada yang mau membohongiku, it's okay, tapi, jangan sampai aku mengetahui kalau itu adalah kebohongan. =D
Rabu, 14 Desember 2011
Pelajaran dari Banjir
Pulang dari kantor sekitar pukul 16.45 WIB, niatku ingin segera sampai di rumah, karena ibu yang masih sakit. Di Kebon Kawung, hujan mulai deras disertai angin kencang. Karena cukup mengantuk, aku tertidur hingga angkot yang kutumpangi sampai di daerah Pasteur. Ketika tersadar, angkotku sudah terjebak di banjir BTC. Daerah ini memang selalu banjir jika hujan deras tiba dan pada akhirnya menimbulkan kemacetan yang cukup parah. Namun kali ini banjir yang tertinggi dari sebelum-sebelumnya.. Bahkan ada mobil yang hampir terendam banjir, hingga yang terlihat hanya atap mobilnya saja. Hampir 90 menit angkot tidak dapat bergerak.
Gelap dan dingin
Namun aku menemukan cahaya dan kehangatan hikmah dari banjir ini. Banjir ini semakin mengingatkanku akan kuasa dari Allah. Hanya dengan air, Ia mampu membuat semua terendam, tak mampu bergerak. Betapa manusia yang begitu angkuh mengaku dirinya pintar, tak bisa lari dari apa yang Allah kehendaki. Belajar untuk memaknai kelemahan diri lagi.
Kamis, 16 Juni 2011
Edisi Curhat Singkat
Hmmm.. mungkin Allah ingin melihat seberapa keras diri ini berjuang untuk tetap berada dalam jalan ini...Hehe.. ternyata masih kacau balau... Peningkatan kapasitas diri pun masih terbilang minim...
Allah...bagaimana diri ini bisa bangga dihadapanMu?? Apa yang bisa kupersembahkan untukMu??
But...satu hal yang paling kuminta saat ini... don't leave me alone Ya Rabb... =D
Kamis, 12 Mei 2011
Kepasrahan
Kepasrahan sempurna memang bukan berarti menyerah begitu saja. Kepasrahan yang benar berbeda dengan menyerah. Tetapi kepasrahan menjadi sebuah titik balik untuk melakukan yang terbaik. Melakukan yang terbaik dengan segenap potensi yang dimiliki untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah. Karena untuk itulah kita diciptakan.
"Keimanan bukanlah pasrah, dan tawakkal bukanlah menyerah"
Selasa, 10 Mei 2011
Tak ada ketaatan terhadap makhluk, ketika itu adalah kemaksiatan terhadap Khaliq.
Kadangkala, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang cukup sulit dalam hidup ini. Kita harus memilih, siapa yang harus kita patuhi. Di satu sisi, ada orang yang memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu. Tetapi disisi lain, sesuatu itu bukanlah hal yang selaras dengan apa yang Allah perintahkan. Kalau begini, apa kita masih harus merasa sulit untuk memilih? Retoris memang. Jawabannya sebenarnya sudah kita ketahui. Bahkan, sebelum akal atau lisan kita menjawab, hati kita sendiri telah terlebih dahulu menjawabnya. Iman yang masih tersisa dalam diri kita dapat dengan segera menjawabnya dengan ketaatan yang sebenarnya.
Pada kenyataannya, keputusan untuk memilih itu merupakan keputusan yang sulit. Kenapa? Karena, kita masih menganggap bahwa seseorang yang memerintahkan kita sesuatu yang bertentangan dengan Allah itu jauh lebih berkuasa atas diri kita. Secara tidak langsung, bisa saja kita sudah menganggap bahwa manusia di hadapan kita jauh lebih berkehendak dibanding Rabb kita. Mungkin ada orang2 yang menyangkal. Tetapi, pada hakikatnya seperti itu. Kita takut sekali untuk berbuat salah di hadapan manusia, padahal tak jarang kita sering melakukan kemaksiatan saat kita sendiri. Walaupun kita tahu, bahwa Allah selalu melihat apa yang kita lakukan. Bukankah pengawasanNya sempurna?
Ini adalah perenunganku ketika aku dihadapkan pada kondisi yang membuatku berfikir ulang atas ketaatan diri ini. Di tempatku bekerja, semua muslimah yang memakai jilbab, diharuskan untuk memasukkan jilbabnya ke dalam bajunya, alias tidak mengulurkan jilbabnya. Bukankah itu tidak sesuai dengan apa yang Ia syariatkan? Di tengah kondisi seperti itu, batinku tahu pasti apa yang harus dipilih. Aku tetap mengulurkan jilbabku. Meskipun teman-temanku tidak. Yah, biarlah. Kebenaran tidak ditentukan dari seberapa banyak yang menjalankannya kan??
Apapun yang terjadi dihadapanku nanti, biarlah itu menjadi urusan Allah. Kini waktunya menguatkan keyakinan diri, bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. karena Ia tak menyalahi janji. Bumi ini begitu luas untuk memperoleh rizki yang berkah. Biarlah ini menjadi ujian keimanan bagi diri ini.
Semangat!! =D
Kamis, 28 April 2011
Semangat-Iman-Semangat
Kalau melihat kondisi orang lain yang jauh lebih sulit daripada diri kita, terkadang baru terbit rasa syukur. Dan itu terjadi padaku. Hehe.. Parah emang. Syukur belum menjadi sebuah akhlak yang menghiasi diri. Semoga bisa terus dilatih.
Yap! Ternyata, semalang apapun aku merasa kondisiku sekarang, banyak kehilangan waktu-waktu yang dulu pernah kumiliki,, Tapi ada hal yang sebenarnya tidak berubah.. Energi positif dari orang-orang terdekatku.. Keluargaku, teman-temanku, adik-adikku,,, Yah... Semuanya... Dan perhatian yang paling besar namun sering kulupakan adalah perhatian dari Rabb-ku sendiri.. Jadi teringat celetukan temanku tadi sore, "Ah, Teh Rini kaya orang ga punya iman aja, masa takut sama kantong mayat". Hahaha...
Iya juga sih... Sebenernya celetukannya tadi membuatku lebih berfikir.. Bukan karena kantong mayatnya...(yaiyalah), tapi karena kata iman itu. Jika apa yang menimpa diri ini hanya melahirkan keputusasaan dari rahmat-Nya, apakah masih ada iman yang tertinggal dalam diri??
No..no..no.. iman lah yang membuat kita tetap bisa optimis, sesulit apapaun jalan didepan kita, Iman membuat kita tak berpaling dari ketetapanNya. Iman membuat kita tak jadi hamba yang menyalahkan Khaliq.Dan, imanlah yang menjadikan semangat yang telah hilang, mulai muncul kembali sebagai bara-bara api yang semakin membesar, seiring dengan meningkatnya keimanan itu sendiri.
Iman is the greatest tool to enjoy our life with something that is called "barakah"...
Selasa, 26 April 2011
No Subject
jika sesuatu itu telah merenggut kenyamananku
untuk menghamba padaMu ya Rabb..
Walaupun sesuatu itu adalah ketetapanMu,
tetapi, bukankah aku dapat memilih untuk menjemput takdir baikku dariMu
di tempat lain di bumiMu yang luas ini?
Bukan ku tak ridha atas keputusanMu,
Namun diri ini tak mampu berdiri dengan tegak
jika diri ini justru akan semakin kehilangan kebeningan hati
dan teracuni dengan amarah yang tak beralasan,
dan keangkuhan seorang lemah di hadapan Tuhannya
Rabbi...
aku hanya takut...
jika karena ini, aku semakin jauh dari jalan
untuk memasrahkan kehidupanku secara sempurna padaMu..
Kuatkan aku Rabb..
Selasa, 19 April 2011
Kekuatan Ganda "HOPE"
Wuah... apa sih nih maksudnya? Pusing...
Hehe.. Gak sih, sekalian belajar lebih dalam tentang vocabulary bahasa Inggris, ternyata banyak hal yang menarik. Apalagi belajar bahasa Arab kayanya ya?? =D
"Hope" atau biasa kita artikan sebagai sebuah harapan ternyata tak sekedar asa yang tak memiliki kekuatan. Tetapi, ternyata ia punya kekuatan ganda. Apa itu? ya desire dan expectation. Kita harus punya keinginan yang kuat untuk meraih apa yang menjadi harapan kita. Keinginan kuat untuk merealisasikannya. Keinginan yang akan membawa kita kuat dan tidak mudah menyerah untuk meraih harapan kita tadi.Kekuatan yang kedua adalah keyakinan. Keyakinan yang kuat akan membuat kita tak mudah mundur, meskipun orang di sekitar kita meragukan apa yang kita cita-citakan. Karena, jika kita tak lagi yakin akan harapan kita, maka tak akan ada artinya lagi harapan itu. Bahkan sesuatu itu bukan lagi "hope", karena ia telah kehilangan kekuatannya.
Tak mau kehilangan harapan? Maka jagalah agar kekuatannya tetap ada. Keinginan dan keyakinan. Terlebih jika muara dari keinginan dan keyakinan itu berfondasikan keimanan dan keinginan untuk menjadi hamba terbaik di hadapan-Nya.
Start to get a new hope, a better life!
Senin, 18 April 2011
Empati bukan Simpati
"Tidak perlu menjadi seorang tunanetra untuk (sedikit) mengerti bagaimana rasanya menjadi seorang tunanetra. Jika empati itu ada."
Yap! Empati. sesuatu yang jauh lebih bermakna bila dibandingkan dengan simpati. Empati akan mengajarkan kita untuk mengerti posisi dan keadaan orang lain. Apa yang ia rasakan, apa yang ia alami. Empati merupakan suatu kekuatan aktif yang akan menggerakkan kita untuk bisa lebih memberi bagi orang lain. Bukan empati ketika ia tak melahirkan suatu gerakan untuk berkontribusi.
Empati itu perlu dilatih dan diasah. Ia tak muncul begitu saja. Tapi, ia akan muncul dari hati yang lembut, yang mau sedikit memahami apa yang terjadi di sekitarnya. Minimal pada lingkungan terdekatnya.
Seorang atasan yang tidak memiliki empati terhadap orang yang dipimpinnya tidak akan pernah mau tau apakah bawahannya mengalami kesulitan, memperoleh tekanan dalam pekerjaannya, bahkan apakah perutnya sudah terisi atau belum. Yang ia mau tahu adalah pekerjaan bawahannya haruslah selesai dan tanpa kesalahan. Itu saja.
Begitu mahal sesuatu yang bernama "Empati". Hingga ia tak sembarangan bisa dimiliki oleh siapa saja.
Mau menjadi seorang yang empati? Belajarlah dari kehidupan Rasulullah dan sahabatnya yang penuh dengan empati luar biasa. Sehingga mereka benar-benar layaknya satu tubuh antara satu dengan yang lainnya.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Minggu, 17 April 2011
(Tak) Mungkin
Tak mungkin berhenti
Tak mungkin menyerah
Satu hal yang mungkin dan harus menjadi pilihan adalah menghadapinya dan menjadi pemenang
Mungkin untuk mencari jalan lain
Mungkin untuk suatu saat nanti
Mungkin ada hal yang tersembunyi
Satu hal yang tak mungkin adalah menggugat keputusan dari Dzat tertinggi
Selasa, 08 Maret 2011
Hamasatul Jannah, Energi Para Pemburu Surga
Begitu banyak motivasi untuk memperoleh surga yang dapat kita temukan di lembaran-lembaran surat cinta-Nya pada kita. Al-Qur’anul karim. Atau, tengoklah ke sirah Rasulullah SAW dan para shahabat yang telah menggoreskan tinta emas karya-karya mereka di hadapan Allah.
Mereka begitu menginginkan untuk bertemu dengan Rabb-nya dalam jannah-Nya. Tarbiyah yang dilakukan oleh Rasulullah kepada para shahabat mampu menghadirkan surga dalam keseharian mereka. Surga begitu jelas dan nyata di hadapan mereka dan mereka tahu betul apa yang mereka inginkan dalam hidup ini. Sehingga, terkadang kita akan tercengang ketika mengikuti lembaran perjalanan hidup mereka. Tercengang dengan amalan-amalan mereka yang tak biasa kita lakukan saat ini. Tercengang dengan amalan-amalan luar biasa yang mereka berikan pada Din ini. Ternyata, hamasatul jannah memberikan energi luar biasa untuk melahirkan amalan-amalan yang luar biasa pula. Kejelasan akan surga dalam benak akan memberikan gambaran nyata akan apa yang harus kita lakukan dan bagaimana kita menghadapi setiap peristiwa yang datang pada kita.
Surga seakan-akan begitu dekat dengan Rasulullah dan para shahabatnya. Ketika dihadapkan dengan perang, saat musuh yang akan dihadapi begitu banyak dengan kekuatan besar, mereka tidak melihat kesengsaraan yang akan dihadapi. Yang mereka lihat adalah ajang untuk mempersembahkan diri untuk kejayaan Islam. Mereka mencium wangi surga dalam peperangan.
Saat Bilal disiksa dengan begitu kejamnya demi mempertahankan ke-Islamannya, ia tidak melihat kematian sia-sia yang akan menjemputnya. Yang ia lihat adalah keindahan Islam yang sesungguhnya.
Apa yang kita rasakan saat melihat Hamzah bin Abdul Muthalib di akhir hidupnya? Apakah ia menderita? Wafat dalam kondisi yang menyayat hati? Mungkin itu yang kita rasakan. Tetapi, bisa jadi, itulah yang diinginkan oleh Hamzah. Begitulah caranya mencintai Rabb-nya. Dengan tadhiyah yang luar biasa.
Yah. Hamasatul Jannah akan memberikan energi besar bagi para pemburu surga untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak masuk akal bagi kita. Bagaimana seorang Abu Bakar r.a mampu memberikan seluruh hartnya untuk jalan dakwah? Apakah ia tidak khawatir akan kehidupan keluarganya kelak? Seorang ‘Ali yang berani menggantikan Rasulullah saat beliau hijrah. Apakah ia tidak khawatir akan keselamatan dirinya?
Itulah kekuatan iman. Kekuatan iman yang lahir dari aqidah yang mantap. Kepribadian yang kokoh karena ditempa tarbiyah.
Merekalah pemburu surga yang sesungguhnya. Merekalah pecinta Rabb-nya. Merekalah pecinta sejati.
Bagaimana dengan kita saat ini? Ketika kita berkata kita mencintai Allah dan Rasul-Nya, apakah itu sudah berarti kita mengamalkannya dalam setiap sisi kehidupan kita? Ketika kita berkata bahwa kita adalah pemburu surga, apakah amalan-amalan menuju surga telah kita lakukan untuk menghiasi keseharian kita?
Bisa jadi, kita tak mampu menghadirkan amalan luar biasa karena kita belum memperoleh gambaran jelas mengenai apa yang kita inginkan. Saat menginginkan surga, apakah kita sudah memperoleh ilmu tentang surga? Ada yang pernah mengatakan ini padaku, “Kalau memang benar-benar menginginkan surga, udah tau bagaimana surga itu? Udah pernah baca buku yang membahas tentang surga?”. Setelah itu, yang kuingat aku segera mencari buku Tamasya ke Surga-nya Ibnu Qayyim.
Yah. Bagaimana kita mampu memberikan pengorbanan dan amalan luar biasa ketika kita tidak mengetahui persis apa yang kita inginkan.
Hadirkan surga dalam benak, maka akan engkau dapati amalan-amalanmu menujunya. Namun, jangan lupa untuk menghadirkan pula neraka untuk membuatmu takut melakukan kemaksiatan-kemaksiatan pada Rabbmu. Hadirkan kekaguman pada Sang Khaliq, maka akan kau dapati dirimu mulai mencintai-Nya dan melakukan amalan-amalan yang dicintai-Nya. Insya Allah.
Seuntai Kata, Penyemangat Diri
Dalam detak jantung, ada sekerat semangat
Dalam tetes keringat, ada azzam kuat
Dalam langkah, ada cita tinggi
Dalam lelah, ada sebentuk idealisme
Dalam luka, ada sebait cinta
Dalam jenuh fikir, ada sebuah senyum
Dalam keraguan, ada keyakinan akan janji-Nya
Dalam ketidakberdayaan, ada seuntai do’a
Dalam kesendirian, ada keramaian hakiki"
Setiap orang memiliki alasan untuk bertahan
Setiap orang memiliki alasan untuk melangkah
Dan setiap orang memiliki alasan dalam mengambil keputusan
Apakah diri ini harus bergantung pada pilihan dari lingkungan?
Ah.. retoris..
Aku tidak menafikan jika pengaruh lingkungan itu ada..
Tetapi, aku lebih memilih untuk menjadi pribadi yang merdeka
Pribadi yang merdeka dengan hanya bergantung padaNya
Salah satu caraku untuk bertahan adalah dengan mencoba melihat setiap kebaikan dalam setiap keterbatasan
Aku tak akan bertahan tanpa melihat sebuah titik cahaya dalam kegelapan
Aku tak akan bertahan tanpa ada keyakinan
Bukankah janji-Nya tak pernah salah?
Teruntuk adik-adikku tercinta..
Perjalanan dakwah yang panjang akan mendewasakan setiap kita yang terlibat di dalamnya, insya Allah..
Cobalah untuk melihat kebaikan dari setiap peristiwa..
Bukan untuk berlari dari kenyataan, hanya untuk mencoba berhusnuzhan padaNya..
Bahkan setiap benturan, akan menjadi tarbiyah yang menguatkan setiap pribadi kita
Karena bentuk tarbiyahNya pada setiap hamba akan berbeda
Dimanapun, kapanpun, diri ini akan senantiasa mengucap do’a untuk kalian…
Mencoba saling memahami, dan saling menguatkan..
Dunia bernama “Perjuangan” itu kurasa sangat luas
Tapi, niat yang berujung padaNyalah yang mempersatukan kita
Allah-lah yang menganugrahkan keistiqomahan itu
Insya Allah
"Takkan luntur azzam diri
Takkan surut semangat jiwa
Takkan hilang cinta ini
Takkan pudar ukhuwah ini
Insya Allah."
Kakak Terbaikku...!!!
Semua informasi yang berkaitan dengan KRM kuperoleh dari temanku itu. Mulai dari kapan acara perdananya, kapan waktu-waktunya, dan lain-lain. Saat itu, kami masih sekolah di hari Sabtu. Seingatku, mentoring pertama kami diadakan pada hari Sabtu. Hari pertama mentoring, aku datang ke masjid telat. Aku lupa mengapa telat. Yang jelas, saat itu aku sudah melihat lingkaran cahaya itu di masjid. Sambil terengah-engah, segera kulepas sepatuku, lalu bergegas menuju lingkaran cahaya itu. Saat aku bingung dengan apa yang harus kulakukan, seseorang dengan senyumnya yang hingga saat ini masih kuingat menyapaku, mengucapkan salam, dan memperkenalkan namanya. Ratna. Yap! Itu namanya. Setelah itu, aku dikenalkan dengan anggota baru kelas 1 yang lain dan masuklah aku ke dalam lingkaran cahaya itu.
Waktu terus berjalan. Kegiatanku di KRM Miftahul Huda pun terus berlanjut. Walaupun saat itu aku bukan tergolong anggota yang sangat aktif, tetapi untuk mentoring, aku selalu berusaha untuk hadir. Acara-acara KRM yang menginap, aku hampir tidak mengikutinya. Kanan atau kajian kepemimpinan yang berisi kaderisasi untuk pemilihan pengurus baru pun tak kuikuti. Teman-temanku yang lain mengikutinya. Setelah Kanan, teman-temanku bercerita tentang apa yang mereka dapat ketika acara tersebut. Mereka mencari urutan ayat-ayat Al-Qur’an yang diletakkan acak, ada yang di bawah tangga atau di tempat lain. Seru! Itu yang terlintas saat itu. Aku sedikit menyesal tidak mengikutinya. Entah berapa kegiatan KRM yang kulewatkan saat itu. Hehe.
Ketika kami sudah memasuki kelas 3, kami tetap mentoring, walaupun sudah tidak diperbolehkan untuk ikut ekskul saat itu. Yang kutahu, Sabtu siang, aku dan teman-temanku selalu menuju masjid dan menunggu datangnya sosok itu. Sosok yang takkan kulupakan hingga saat ini. Salah satu sosok yang mengantarkanku untuk melihat Islam lebih dalam, setelah ibuku. Sosok yang istimewa dengan caranya sendiri. Aku masih ingat dulu, sosok yang memakai ransel berwarna coklat itu tak pernah mengeluh dengan tingkah kami yang mungkin sangat tidak bisa diatur. Sosok itu memberikan solusi dengan cerita-cerita kami tentang masalah yang tak habis-habisnya.
She is my sister. T’Ratna Indriasari. Ketika kakakku itu baru bekerja, aku ingat sekali, aku dan teman-temanku langsung memintanya untuk mentraktir kami. Hehe. Tetehku ini cukup tegas (apa galak ya? Hehe). Tapi ia sangat-sangat ramah. Setiap selesai mentoring, aku dan tetehku ini pulang bareng.
Banyak hal yang bisa kuingat dari kebersamaanku dengannya. Aku tahu, tak akan cukup aku menuliskannya disini. Tapi, aku telah menuliskannya dan menyimpannya baik-baik dalam memoriku. Bagiku, ia adalah kakak terbaik yang pernah Allah berikan padaku. Alhamdulillah ya Rabb.. Aku begitu menyayanginya.
Ia mengenalkanku pada dakwah. Ia mengenalkanku pada dakwah sekolah. Ia mengenalkanku pada tarbiyah. Ia mengenalkanku pada amanah. Ia mengenalkanku pada tadhiyah. Ia mengenalkanku pada jiddiyah. Dan ia mengenalkanku pada mujahadah.
Begitu banyak.. hingga saat ini aku masih berada dalam dakwah sekolah, ia pun masih selalu ada. Ia ada dengan saran-sarannya, ia ada dengan solusi-solusinya, ia ada dengan ketulusan hatinya, ia ada… Aku tahu, walaupun pertemuan kami tak seintensif seperti 12 tahun lalu… Walaupun lingkaran cahaya 12 tahun lalu itu telah menyebar ke arah yang berbeda-beda saat ini.. Aku tahu, ia akan ada.. Karena dakwah adalah kafilah panjang yang mempersatukan.. Karena niat dan azzam yang mengumpulkan.. Karena do’alah yang mempertautkan hati.. Insya Allah.
Teruntuk kakakku tercinta, Ratna Indriasari..
Kakak terbaikku..
Jazakillah khair untuk segalanya..
Untuk semua yang teteh berikan untukku..
Semoga Allah selalu memberkahi setiap langkahmu
Memberikan cinta-Nya untukmu..
Semoga Allah mempertemukan kita kembali dalam keridhoanNya, di Jannah-Nya kelak.. insyaAllah..
Uhibbukifillah..
~ditulis dengan cinta yang insya Allah karena Allah~
`Special untuk kakakku yang menjadi salah satu inspirasiku'
‘Barakallah’
Berhenti Sejenak...
Berhenti Sejenak Untuk Mengisi Perbekalan..
Waktu memang tak pernah berhenti berjalan, meskipun manusia di dalamnya tak bergerak sekalipun. Waktu demikian berharga, sehingga orang2 yang tak memanfaatkannya adalah orang yang merugi. Maka, beruntunglah orang2 yang memanfaatkan waktunya untuk mengisi perbekalannya dengan berbagai amalan dan karya2 besarnya. Maka jadilah kita melihat orang2 yang mampu bergerak dari amalan yang satu ke amalan yang lain.
Namun, terkadang, kita terjebak dalam sebuah rutinitas. terkadang, hak-hak diri kita justru terlalaikan karena sibuknya kita. Ibadah yang tak lagi terjaga, tilawah yang semakin berkurang, dan malam-malam yang terlalui tanpa sempat sujud merendahkan diri padaNya.
Kita seperti orang yang sedang melakukan perjalanan yang jauh. Ketika kita menginginkan untuk terus berjalan, maka selama itulah, kita pun memiliki kebutuhan untuk sesekali berhenti sejenak.. beristirahat untuk memenuhi hak2 tubuh kita..Berhenti sejenak untuk mengisi kekuatan kita, memaknai kembali apa yang kita lakukan, lalu bergerak lagi dengan kekuatan yang sudah terisi penuh.
Adakalanya hati terasa hampa, karena shalat yang tidak lagi khusyu, hanya sekedar rutinitas, atau bahkan cenderung terburu-buru. Jika itu yang kita rasakan, maka, berhentilah sejenak. Bertanyalah pada diri kita, sejauh mana kita sudah tawazun terhadap diri kita. Benahilah hak2 diri dan orang lain yang sempat terabaikan.
Berhenti sejenak bukan lantas mematahkan langkah dan menghambat tujuan. Justru kita harus berhenti sejenak untuk mengisi kekuatan kita dan melihat apa yang telah kita lakukan. Karena kita adalah manusia, bukan batu karang yang tetap kokoh meski diterjang ombak. Karena kita manusia , bukan gunung tinggi yang tetap kokoh meski diterpa angin kencang.
Kenikmatan Yang Terlupa
Namun, disatu sisi, aku melihat itu sebagai sebuah tarbiyah dari Allah. Agar aku bisa lebih berjuang demi tetap menghambakan diri padaNya dngan baik. Disitulah saat kita diuji, apakah yang lebih penting bagi kita. Jika godaan dunia yang begitu sedikit bisa melenakan kita untuk berpaling dariNya, maka apa yang akan kita banggakan di hadapanNya saat kita bertemu denganNya kelak..
Karena kita tak selalu berada dalam kondisi yang baik untuk beribadah. Seperti saudara Palestina kita yang nyaris slalu berada dalam kondisi antara hidup dan mati ketika beribadah. tapi, tak satu langkah pun mereka berbalik.
Subhanallah... semoga kita lebih peduli dengan kenikmatan yang mungkin sering tak kita sadari. Karena sesuatu akan sangat terasa brharga ketika kita tak lagi memilikinya.
Kamis, 03 Maret 2011
Apa Kabar?
Semoga sedang menapak TINGGI!
Apa kabar CINTA?
Semoga sedang tak MENDUA!
Apa kabar HATI?
Semoga sedang tak MATI!
Sepertinya pertanyaan-pertanyaan ini memang harus selalu kutujukan pada diriku setiap harinya. Agar aku tahu, bagaimana kondisiku setiap harinya. Kondisi keimananku, cintaku, dan hatiku.
Iman…
Sesuatu yang kadang naik, kadang turun.
Kitalah yang bertanggung jawab atas kondisi keimanan itu. Kitalah yang harus berusaha menjadikan kondisi keimanan kita dalam kondisi yang selalu tinggi. Ketika keimanan turun, kitalah juga yang harus membangkitkannya kembali.
Cinta..
Sesuatu yang abstrak, yang bahkan hingga saat ini aku masih sulit untuk mendefinisikannya.
Tapi, satu hal yang kutahu dengan jelas, bahwa tak pantas kita menduakan cinta pada Rabb dengan cinta yang lain selainNya…
Hati…
Seperti iman yang terkadang naik atau turun. Hati adalah sesuatu yang begitu mudah untuk berubah. Hati sangat menentukan bagaimana kondisi pemiliknya.. Jika hati baik, maka baiklah orang itu, tapi, jika hati itu mati, seperti itulah kondisi pemiliknya.
Maka.. jadikanlah iman kita meninggi setiap waktunya, cinta dan hati kita terpaut hanya padaNya..
Yaa Muqallibal Quluub.. Tsabbit Qalbii ‘ala diinik…
Palestina Dalam Inginku
Temanku bertanya, “Rin, seandainya kita bisa memilih mau dilahirkan di negara apa dan berkebangsaan apa, kamu mau jadi orang apa?”. Saat itu, aku tidak perlu waktu yang banyak untuk memikirkannya. Aku sudah tahu jawabanku.
Dengan mantap kujawab, “Palestina”. Aku tidak ingat benar, ketika itu temanku bilang dia ingin dilahirkan berkebangsaan apa, seeingatku sih Inggris, apa Jerman gitu… Pokonya kalo gak salah negara Eropa.
Kini aku kembali mengingat percakapan itu. Yah, takdirku memang bukan untuk dilahirkan menjadi seorang berkewarganegaraan Palestina. Takdirku adalah disini.
Tahu, kenapa jawabanku adalah Palestina?
Yah.. aku rindu! Aku merindukan tanah itu! Tanah yang menyediakan medan jihad di depan mata! Semua orang berebut menjemput kesyahidannya! di tanah itu…!!!
Tapi, mungkin aku belum mencapai kapasitas untuk itu. Makanya Allah menentukanku untuk tidak dilahirkan disana. Tapi, aku yakin, ini adalah skenario terbaik yang Allah berikan untukku.
Walaupun aku tidak dilahirkan menjadi seorang Palestina, tetapi, akan kubuktikan, bahwa aku akan berusaha untuk berjihad dalam medah jihad yang Allah berikan untukku, disini, dan akan kujemput kesyahidan itu, di Bumi Allah ini!!
Teruntuk saudara2ku di Palestina : Aku mungkin tidak bisa banyak berbuat, yang bisa kulakukan hanya berdo’a. Tetapi, Al-Haq pastilah menemukan jalannya. Al-Haq akan menemukan kemenangan yang dijanji. Hingga saat itu tiba, yakinlah bahwa Allah bersama
Ibuku, Ibu Hebat
Ibuku adalah ibu yang hebat.
Bagaimana tidak hebat, ibuku bisa membuat aku yang saat itu masih berumur 5 tahun dan adikku yang masih berumur 4 tahun bisa menjalankan shaum Ramadhan penuh untuk pertama kalinya. Dari Subuh hingga Maghrib, dan selama 1 bulan!
Ketika itu aku yang masih kecil, disuruh untuk berbuka oleh saudaraku, tapi, tahu apa jawabanku saat itu? Aku jawab’ “ Gak mau, ntar masuk Neraka. Ntar Allah marah.”
Yang hebat itu adalah ibuku. Yang bisa mendidikku dan adikku agar takut pada Allah, bukan pada yang lain. Yang menanamkan keimanan padaku sejak aku kecil. Setiap hari, sebelum tidur, ibuku selalu bercerita tentang Surga dan Neraka, tentang kisah nabi-nabi. Inilah yang berkesan dalam diriku. Dan terinternalisasi sejak aku kecil. Aku bangga memiliki ibu seperti ibuku. Yang mengenalkanku pada Allah.
Aku ingin membuat ibuku selalu tersenyum. Aku ingin menjadi anak yang hebat baginya, sama seperti ibu telah menjadi ibu yang hebat bagiku. Walaupun aku tahu, aku takkan pernah bisa membalas apa yang telah ibu berikan padaku. Aku ingin mewujudkan semua keinginannya.
Bahasa Ukhuwah, bahasa Keindahan
Kado Istimewa Untuk Sang Mujahid
“Sesungguhnya ruh-ruh para syuhada itu ada dalam perut burung hijau. Baginya ada lentera-lentera yang tergantung di arsy. Mereka bebas menikmati surga sekehendak mereka, kemudian singgah pada lentera-lentera itu. Kemudian Rabb mereka memperlihatkan diri kepada mereka dengan jelas, lalu bertanya : “Apakah kalian menginginkan sesuatu?”. Mereka menjawab : “Apalagi yang kami inginkan sedangkan kami bisa menikmati surga sekehendak kami?”. Rabb mereka bertanya seperti itu sebanyak tiga kali. Maka tatkala mereka merasa bahwasanya mereka harus meminta sesuatu, mereka berkata: “Wahai Rabb kami! Kami ingin ruh kami dikembalikan ke jasad-jasad kami sehingga kami dapat berperang di jalan-Mu sekali lagi.” Maka tatkala Dia melihat bahwasannya mereka tidak mempunyai keinginan lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim)
Lihatlah… Betapa syuhada yang sudah merasakan kenikmatan surgapun menginginkan ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya agar dapat berperang kembali. Maka, tak ada alasan bagi diri ini untuk tidak menginginkan jihad dan kesyahidan, bukan?
“Rabbi… Kuatkan diri ini untuk dapat memperbaiki kualitas diri. Hingga Kau izinkan diri ini meraih cinta-Mu melalui keutamaan yang Kau sediakan dalam indahnya kematian melalui kesyahidan…. “
Ada Apa Dengan Dakwah Sekolah
“Mau sampe kapan di sekolah, Rin?”
Pertanyaan-pertanyaan yang sering menghampiriku.. Walaupun dalam redaksi yang berbeda.
Pertanyaan-pertanyaan yang kadang kujawab dengan penjelasan panjang lebar, atau terkadang hanya kujawab dengan senyuman.
Ah.. Andai saja orang tahu, bahwa cintaku begitu besar untuk dakwah ini, terutama di dakwah sekolah.. DS SMP.. Cita-citaku tinggi, mimpiku besar..
Kenapa???
Aku sangat bersyukur, karena Allah mengenalkan indahnya Islam padaku..
Tahukah, kapan salah satunya?
Ketika aku duduk di bangku SMP kelas 1..
Mengikuti sebuah ekstrakurikuler bernama KRM..
Aku pertama kali mengenal apa itu mentoring..
Tahukah kapan?
Ketika aku duduk di bangku SMP kelas 1…
Aku merasakan indahnya memiliki kakak-kakak yang selalu sabar, dan ada di sampingku…
Tahukah kapan hal itu bermula?
Ketika aku duduk di bangku SMP kelas 1..
Maka, bagaimana cinta itu bisa tidak hadir, jika saat aku SMP adalah salah satu saat-saat yang paling berkesan dalam hidupku hingga kini..
Aku ingin merasakannya kembali!!
Aku ingin turut melihat langkah-langkah Ar-ruhul Jadid Fii Jasadil Ummah itu..
Meneriakkan kata-kata seruan..
Melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an..
Bersama berfastabiqul khairat..
Langkah-langkah yang sedang menapaki bagian dari perjalanan panjang perjuangannya..
Aku masih ingin menjadi bagian di dalamnya..
Ini adalah salah satu bentuk syukurku.
Tetapi, aku pun memahami, bahwa dakwah ini syumul
Dakwah sekolah adalah salah satu bagian dari luasnya cakupan dakwah Ilallah
Ini adalah lahan dakwah yang sedang kugarap
Jadi, ada apa dengan dakwah sekolah? =D
Jiwa Perindu
Selamat Datang di Alam Pejuang
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah
Blog Archive
-
▼
2011
(27)
-
►
Maret
(12)
- Hamasatul Jannah, Energi Para Pemburu Surga
- Seuntai Kata, Penyemangat Diri
- Kakak Terbaikku...!!!
- Berhenti Sejenak...
- Kenikmatan Yang Terlupa
- Apa Kabar?
- Palestina Dalam Inginku
- Ibuku, Ibu Hebat
- Bahasa Ukhuwah, bahasa Keindahan
- Kado Istimewa Untuk Sang Mujahid
- Ada Apa Dengan Dakwah Sekolah
- Jiwa Perindu
-
►
Maret
(12)
About Me
- inggi
- Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..