Kamis, 12 Mei 2011

Kepasrahan

Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di hadapan kita. Karena itulah kepasrahan kita dalam menjalani apa yang telah Allah tetapkan menjadi salah satu penentu bagaimana kondisi kita dalam menyikapi setiap hal yangdatang pada kita. Kepasrahan yang sempurna adalah saat kita bisa fleksibel dengan perubahan. Fleksibel seperti apa? Hmm, menurutku adalah fleksibel berarti bisa menerima perubahan dan cepat untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Terkadang aku sendiri belum bisa fleksibel seperti itu. yah, artinya kepasrahan diri ini masih harus dibenahi lagi. Masih saja aku bertanya-tanya pada Allah, kenapa seperti ini yang Ia tetapkan... Hwuaa!! Seharusnya itu tidak lagi terjadi. Karena segala ketetapanNya pastilah yang terbaik.

Kepasrahan sempurna memang bukan berarti menyerah begitu saja. Kepasrahan yang benar berbeda dengan menyerah.  Tetapi kepasrahan menjadi sebuah titik balik untuk melakukan yang terbaik. Melakukan yang terbaik dengan segenap potensi yang dimiliki untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah. Karena untuk itulah kita diciptakan.

"Keimanan bukanlah pasrah, dan tawakkal bukanlah menyerah"

Selasa, 10 Mei 2011

Tak ada ketaatan terhadap makhluk, ketika itu adalah kemaksiatan terhadap Khaliq.

Tak ada ketaatan terhadap makhluk, ketika itu adalah kemaksiatan terhadap Khaliq.

Kadangkala, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang cukup sulit dalam hidup ini. Kita harus memilih, siapa yang harus kita patuhi. Di satu sisi, ada orang yang memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu. Tetapi disisi lain, sesuatu itu bukanlah hal yang selaras dengan apa yang Allah perintahkan. Kalau begini, apa kita masih harus merasa sulit untuk memilih? Retoris memang. Jawabannya sebenarnya sudah kita ketahui. Bahkan, sebelum akal atau lisan kita menjawab, hati kita sendiri telah terlebih dahulu menjawabnya. Iman yang masih tersisa dalam diri kita dapat dengan segera menjawabnya dengan ketaatan yang sebenarnya.

Pada kenyataannya, keputusan untuk memilih itu merupakan keputusan yang sulit. Kenapa? Karena, kita masih menganggap bahwa seseorang yang memerintahkan kita sesuatu yang bertentangan dengan Allah itu jauh lebih berkuasa atas diri kita. Secara tidak langsung, bisa saja kita sudah menganggap bahwa manusia di hadapan kita jauh lebih berkehendak dibanding Rabb kita. Mungkin ada orang2 yang menyangkal. Tetapi, pada hakikatnya seperti itu. Kita takut sekali untuk berbuat salah di hadapan manusia, padahal tak jarang kita sering melakukan kemaksiatan saat kita sendiri. Walaupun kita tahu, bahwa Allah selalu melihat apa yang kita lakukan. Bukankah pengawasanNya sempurna?

Ini adalah perenunganku ketika aku dihadapkan pada kondisi yang membuatku berfikir ulang atas ketaatan diri ini. Di tempatku bekerja, semua muslimah yang memakai jilbab, diharuskan untuk memasukkan jilbabnya ke dalam bajunya, alias tidak mengulurkan jilbabnya. Bukankah itu tidak sesuai dengan apa yang Ia syariatkan? Di tengah kondisi seperti itu, batinku tahu pasti apa yang harus dipilih. Aku tetap mengulurkan jilbabku. Meskipun teman-temanku tidak. Yah, biarlah. Kebenaran tidak ditentukan dari seberapa banyak yang menjalankannya kan??
  
Apapun yang terjadi dihadapanku nanti, biarlah itu menjadi urusan Allah. Kini waktunya menguatkan keyakinan diri, bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. karena Ia tak menyalahi janji. Bumi ini begitu luas untuk memperoleh rizki yang berkah. Biarlah ini menjadi ujian keimanan bagi diri ini.

Semangat!! =D

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..