Selasa, 30 Juli 2013

Edisi RY1 dan RY2 : Penyakit 2R dan 2Y

Kemarin, kami sampai rumah pukul 18.35, belum shalat Maghrib. Segera shalat Maghrib. Abang pergi ke masjid dan melanjutkan dengan i'tikaf. Sedang aku di rumah. Seharian itu memang kami serasa menjelajah. Hehe. Pagi-pagi periksa kandungan ke RSAI, ke dr. Delle, SpOG. Daftar jam sebelas kurang 10 menit, diperiksa sekitar jam satu. Setelah makan (aku yang makan maksudnya... :)), kami pergi ke kantor abang. Ke Politeknik Telkom. Disana ketemu dan ngobrol sama teh Asti. Hehe... Dapet apel 1 buah sama aqua gelas. Wkwkwk... Ashar pulang, ternyata hujan deras. Menunggulah hingga setengah lima di pom bensin. Baru sadar, hape Samsung ku tidak ada, ternyata ketinggalan di poli obgyn RSAI. Jadilah besok abang yang akan mengambilnya...Karena sudah terlalu sore. Lalu pergi ke Apotek Djaja untuk menebus vitamin, dan akhirnya pulang... Panjang perjalanan.. Sampai rumah, badan terasa pegal-pegal, kepala pusing, mata sudah ingin terpejam, hati kacau (naoon sih??? Hehe... Lebay mode : on). Jadilah aku shalat tarawih di rumah, dan sebelum tidur sempet tilawah 1 juz. Meski sudah terkantuk-kantuk. Abang lupa bawa kunci rumah, aku cuma sms aja, tapi ga ngingetin kalau abang harus bawa kunci rumah... Hehe..Aku bilang sama abang, nanti pas pulang sahur, misscall aku saja, soalnya tampaknya aku akan terlelap, karena kondisiku seperti ini... 

Nah, pada pukul 03.17 WIB, aku terbangun karena hapeku berdering. Kukira abang, ternyata Teh Nana. Awalnya sempet bingung, kok tumben Teh Nana telepon jam segini. Ketika kuangkat telepon dari teteh, barulah aku tahu jawabannya.

"Assalaamu'alaikum, iya teh?"
"Wa'alaikumussalaam... Rini, suamimu di depan rumah, ga bawa kunci..Hehehe.."
"Oh, oke Teh..."

Kubuka pintu belakang, dan memang ada abang... Kutanyalah, kenapa Teh Nana yang telepon..
"Hape abang habis batere... Hehe... Terus tadi masih whatsappan sama Teh Nana, Kang Yedi, jadi kayanya Teh Nana masih bangun. Yaudah minta tolong teh Nana... Lupa bawa kunci..."

Oke, aku ga bisa whatsaappan sama Teh Nana, karena kuota internetku habis... Hadeh... Jadilah kusms teh Nana...

"Teteh... maafkan yaa... kami selalu merepotkan teteeh... sampai masalah ga bisa masuk rumah juga... hehe... Tadi teteh telepon ke no as rini ga? Hape rini yang itu ketinggalan di RSAI teh... hehe."
"Iya, gapapa, selama masih bisa bantu mah, insyaallah... masalah yang sama Y, 11-12, lupa bawa kunci rumah.. Ketinggalan? Tapi ada yang nemuin? Tadi masih nyambung da..."
"Ada teh Alhamdulillah... Hehe... Kalo rini mah masalahnya suka lupa hape, ketinggalan beberapa kali... Teteh mah ga ya...?"
"Teteh juga sama lupa sama hape, tapi ga ketinggalan, lupa nyimpen, kudu dimisscall... Mana di silent, suka diprotes sama Rafi... Cik atuh ulah nurutan... Hehe.."

Haha... Ternyata... oh ternyata... Kalo Kang Yedi sama Bang Yahdi masalahnya sama, lupa bawa kunci rumah, aku sama Teh Nana juga sama, suka lupa sama hape...
Euh... Meni segitunya ya... RY1 sama RY2 teh... 

Sejarah memang selalu berulang... Hmm... Tapi apa sampai pada masalah "penyakit lupa" juga akan berulang?? 




-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Jumat, 26 Juli 2013

Bermimpilah, Selagi Bisa

Aku ini manusia biasa.Itu sudah kusadari dari dulu. Tapi sekarang aku berpikir kalau aku adalah manusia yang sangat biasa. Terlalu biasa. Kenapa? Karena aku merasa hidup mengikuti jalan yang sudah ada. On the track. Go with the flow. Yah... atau apapun itulah namanya...

Saat kita tidak boleh bermimpi, maka kita akan dapat bermimpi kembali saat sudah keluar dari kondisi tersebut. Tapi beda dengan ketika kita tidak mau bermimpi. Kondisi sebaik apapun, taka akan mampu membuat seseorang mau bermimpi, ketika dirinya menolak untuk bermimpi.

Merasa saat ini tidak memiliki mimpi. Hmm... mungkin bukan tidak memiliki mimpi. Tapi saat ini aku merasa tidak bisa bermimpi. Entahlah... Keinginan untuk memiliki mimpi saat ini sedang tidak ada dalam diri. Kalau dulu, aku bisa memiliki mimpi yang aneh, absurd sampai dibilang orang mungkin itu cuma khayalan. Tapi minimal aku berani bermimpi. Meskipun dulu, semua orang memandang sebelah mata pada mimpiku atau bahkan menentang mimpiku, tapi aku masih punya kekuatan. Aku masih memiliki mimpi, yang bisa kuperjuangkan. Minimal oleh diriku sendiri.

Namun, sekarang, apa yang kupunya, mimpi saja tidak berani. Pfufhh... Semoga kondisi ini tidak berlangsung lama. Ironis..... Merasa bukan diri sendiri.

Maka, selama masih bisa dan boleh bermimpi, bermimpilah. Dan berjuanglah untuk mimpimu. Karena kau tak pernah tahu, apa yang akan terjadi di masa depanmu.

Peer bagi diri sendiri, kembali meluruskan niat, atas segala apa yang aku jalani, bersyukur atas apa yang telah diperoleh.

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 22 Juli 2013

Be Professional, Mom!

Oleh-oleh dari ikut seminar dengan salah satu pengisinya adalah Ibu Septi Peni Wulandani. Pendiri ibuprofesional.com. Sebenernya sudah sekitar hampir dua bulan gabung dengan ibuprofesional.com. Tapi belum pernah ikut kuliah onlinenya yang setiap hai Rabu itu. Dari awal aku pengen tau, apa di Bandung ada kelas offlinenya atau tidak.

Nah, alhamdulillah berkesempatan mengikuti seminar yang diadakan oleh P3R Salman ITB, mengenai peran muslimah di era digital. Dan, salah satu pematerinya adalah Ibu Septi. Subhanallah.... Materinya luar biasa. Karena beliau sudah mencontohkan dari keluarga beliau. Sukses sebagai ibu rumah tangga profesional, dengan tiga anaknya yang cemerlang... :) Jadi udah ada contoh nyata alias teladan yang baik dalam diri beliau.

Intinya semua bermula dari persepsi kita mengenai sesuatu. Ketika kita memiliki persepsi positif tentang teknologi, maka itu pulalah yang kita dapatkan dari teknologi. Hal positif. Jadi muslimah di era digital itu harus melek teknologi, karena anak-anak kita nantinya adalah generasi yang akrab dengan teknologi ini, sehingga kita juga harus bisa memanfaatkannya.

Okelah, kalau social media beberapa aku sudah pakai.. Hehe... Tapi yang belum kulakukan adalah mengoptimalkan apa yang ada di internet untuk peningkatan kapasitas diri. Hehe... Ketauan, ya, bergaul mulu... Alhamdulillah, ketika kemarin seminar, jadi tau, website-website yang bagus untuk menambah kapasitas keilmuan. Itu semua menjadi sarana yang digunakan Ibu Septi dalam belajar dan terus belajar.

Kemarin, selesai seminar, aku punya kesempatan untuk berbicara dengan Ibu Septi.

"Bu, mau tanya, kalau di Bandung udah ada kelas offlinenya belum Bu?", tanyaku.
"Oh, belum ada, kalau mau, bisa didirikan.. Kumpulin aja teman-temannya, nanti buat kelas offlinenya. Saya lebih senang kalau ada kelas untuk teman-teman pranikah, calon ibu profesional..", ujar beliau.

Hehe... asiik... aku dianggap muda.... :)

"Kalau mau mendirikan, lewat mana ya Bu?"
"Di web nya ada e-book How to be Professional Mother, download aja, nanti disitu ada form yang harus diisi.. Kumpulin ya temen-temennya, saya tunggu yaa.."
"Tapi saya udah menikah Bu, hehe..."
"Iya, gapapa, nikah muda kan?"
"Hehehe...."

Waah... hehe... alhamdulillaah.... padahal ga nikah muda kok... wkwkwk... berarti awet muda... (si abang bisa ngamuk ini kalo baca... wkwkwkwk.....)
Syifa yang sejak awal menemaniku senyum-senyum aja..

Okeh, poinnya bukan aku dianggap masih muda...(emang masih muda kok...), tapi buat kelas offline ibu profesional di Bandung... Woo... Bukan hal yang mudah... Tapi, bisa dicoba...
Hmm... sebelum kesana, aku udah join sama website-website yang disarankan ibu Septi. Ada Learning Page, Wolfram Alpha, Coursera.org, Second Life (tapi yang ini mah aku ga ngerti, tanya abang aja ntar... :))), dll. Yah... minimal buat akun-akun dulu... Semoga nanti bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai calon pendidik generasi Rabbani. InsyaAllah... :)



Seperti kata abang, "Bekerja sama Allah, dengan bayaran surga, sebagai ibu profesional, insyaallah.."

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Jumat, 19 Juli 2013

Episode 16 Juli

Tiga hari yang lalu, usiaku genap 13 tahun... Eh, dua kali lipatnya deng... 26 tahun... Hehe...
Usia bertambah, jatah hidup berkurang 1 tahun. Entah mengapa, 16 Juli tahun ini aku merasa berbeda dengan 16 Juli tahun-tahun sebelumnya. Eh tapi, biasanya juga emang ga ada yang istimewa juga sih... Nothing special juga...Namanya milad ya gitu aja... Itu kan semacam simbol aja... Dan memang tidak membuat spesial hari itu... Sama saja seperti hari yang lain... Cuma mungkin biasanya aku suka  merenung, apa yang sudah dan belum kulakukan, targetan apa kedepannya... Tahun ini juga ada... Tapi... Entahlah, aku merasa tahun ini berbeda... Sangat berbeda... Undefined... Bagaimana menjelaskannya, jika diri sendiri saja tidak tahu apa yang membuat berbeda... Serasa ada yang hilang? Mungkin... 


Tahun ini, aku hanya meminta satu hal saja pada Allah. Meminta kebarakahan hidup. Just that. 
Target tahun kedepan : 
1. Hafizh di usia 30 tahun, insyaallah (maunya.... hehe... yaiyalah,, mau... :D)
2. Produktif dalam menulis
3. Lebih optimal dalam menjalankan setiap peran-perann yang ada di pundakku (mana? mana?? :p)

Baru kepikiran segitu... Detailnya, belum bisa kutuliskan disini...
Tapi, ada satu yang harus segera kulakukan...
Mencari sesuatu yang hilang itu...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diamm berarti kematian-

Kamis, 18 Juli 2013

Siapa Suamiku? :D

Ini cerita saat aku dan beberapa teman-teman ITSAR menjenguk salah satu teteh kami, yaitu teh Santi. Sebenernya tujuan utamanya adalah menjenguk suami teh Santi, yang baru terkena meningitis. Alhamdulillah sudah membaik, namun masih perlu belajar berjalan. Mudah-mudahan si akang segera bisa berjalan dan sehat kembali. Aamiin ya Rabb.. Tapi kita juga menjenguk teh Santi, karena beliau baru melahirkan anak keduanya, laki-laki.

Aku dan abang janjian dengan teh Nita di SMA 24, karena kami tidak tahu alamat pasti teh Santi. Sedangkan Mulki dan Masitoh akan menunggu di Al-Ghifari. Sesampainya di SMA 24, kami menunggu teh Nita, karena teh Nita baru jalan dari rumahnya. Deket kok rumah teh Nita, di Cijambe. Tanpa menunggu lama, kami menuju tempat teh Nita parkir. Aku "ditelantarkan" si abang ke mobil teh Nita... hehe... Si abang naik motor sendiri, mengikuti mobil teh Nita menuju Al-Ghifari. Menuju Al-Ghifari pun agak-agak tersesat... Wkwkwkwk.... Sampai disana, aku melihat dua bentuk akhwat yang sedang ngemil. Mulki dan Masi. Kelamaan nunggu mereka... Maaf ya.... :)

Masi ga bawa motor, karena motornya habis bensin. Jadi ia ke Al-Ghifari bersama Mulki. Yasudah, kuajak saja Masi ikut mobil Teh Nita. Hehe.. mobil-mobil siapa... :D

Cukup sulit kami menemukan rumah teh Santi. Seharusnya kami belok kiri setelah jembatan, namun kami belok kiri sebelum jembatan. Bertanya sana sini, ternyata kami salah belok. Oke, menuju belokan berikutnya.... Untuk masuk ke rumah Teh Santi, ternyata tidak bisa memakai mobil, jadi, Teh Nita sekeluarga, aku dan Masi berjalan kaki menuju rumah teh Santi. Sedangkan abang dan Mulki mencari tempat parkir di jalan ujung gang rumah teh Santi, dekat pemakaman. Kami ke rumah teh Santi terlebih dahulu. Seperti biasa, bersalaman, bertanya kabar, dll. Saat itu abang dan Mulki belum sampai ke rumah teh Santi. Membicarakan tentang kelahiran anak teh Santi yang kedua, yang cukup riweuh karena ternyata dedenya sungsang, ketuban pecah, harus melahirkan saat suami teh Santi dirawat di RSAI, dll... Subhanallaah... Alhamdulillah dedenya bisa lahir normal... :)

Saat itulah teh Nita berkata, "Iya atuh, alhamdulillah sekarang dedenya udah sehat...Insya Allah Rini menyusul nanti ya... udah 3 bulan... Hehehe..."
Aku sih senyum-senyum aja... Tapi... Reaksi teh Santi adalah di luar dugaan...
"Hah?!!! Udah isi, Ni? Aku nikahnya aja ga tau??!!! Kapan?? Aku beneran emang in the middle of nowhere yaa... haha.... Bla...bla...bla...."
(Otakku bekerja... Waduh, berarti dulu ga nyampe dong sms ku ke teh Santi waktu mau ngasih tau kalau aku mau nikah... dan jangan-jangan teh Santi ga tau aku nikah sama siapa...Hadeh.,.. Gawat ini mah.. pasrah ajalah...)
Belum sempat kami berbicara,( masih kaget ceritanya...), abang sama Mulki datang... kucluk-kucluk...

Kata Teh Nita, " Nah, ini suaminya... hehe..."
Daaaan... benarlah... teh Santi tambah kaget... sampe mukul-mukul tangan ke lantai....
Aku speechless...
"Hah? Yahdi? Kok bisa? Ada apa ini? Gimana ini ceritanya? Terulang lagi? Siapa mak comblangnya? bla bla bla....", ucap teh Santi penuh keterkejutan...
Ah, biar teh Nita aja yang jelasin.... :)

Pertanyaan teh Santi yang membuatku tertawa adalah, "Gimana Ni, rasanya punya suami anak ini?"
Wkwkwkwk... Nano-nano teh... hihihi..... Berasa si abang permen gini... :D

Awalnya, teh Santi mengira Mulki adalah istri abang, karena saat abang melintasi rumah teh Santi dan menanyakan dimana tempat parkir, di belakang abang ada Mulki yang juga mengendarai motor, karena teh Santi belum kenal sama Mulki, makanya kata teh Santi, kirain Mulki itu istrinya abang... Dongdongdong....

Dulu, saat aku akan menikah, semua teteh-teteh ITSAR kutelepon satu-satu, Teh Ari, Teh Onye, Teh Asti, Teh Mia... Teh Nita sama Teh Nana mah teu kudu... Hahaha.... :D

Nah pada saat akan menelepon teh Santi, nomornya sedang sibuk, lalu kemudian tidak bisa kuhubungi. Setelah berkali-kali kucoba, akhirnya kuputuskan untuk mengsms teh Santi saja. Tapi ternyata kelihatannya tidak sampai sms ku... Jadilah, teh Santi ga tau.... Alhamdulillah, aku bertemu teh Santi saat itu. Coba kalo aku ketemu sama teh Santi dimanaaa gitu, lagi sama si abang... Nanti malah ada prasangka yang aneh-aneh... Hehehe......

Hadeh... Hampir saja aku dikira hamil tanpa suami... Na'udzubillahi min dzalik... :)



-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..