Selasa, 31 Maret 2015

Tuna Steak

Kemarin adalah edisi menghabiskan fillet tuna karena hari ini kami ke Sarijadi. Alhamdulillaah steak tunanya selesai tidak lama setelah abang pulang kantor. Hehe.. :)

Resep Steak Tuna ala ala :

Bahan :
Fillet ikan tuna, iris tipis melebar
Saus barbeque
Garam
Merica
Jeruk lemon

Pelengkap :
Kentang goreng
Sayur kukus, karena hanya ada wortel, jadi wortel kukus aja. Tapi jumlah banyak.. wkwkwk...

Cara membuat :
Rendam ikan tuna dengan campuran saus, merica, garam dan jeruk lemon. Takarannya by feeling aja. Hehe... diamkan selama minimal 30 menit.
Panaskan teflon, beri mentega, taruh deh ikan tunanya. Masak hingga matang. Kemarin mah overcooked... wkwk...

Sajikan dengan pelengkap.
Beres. :) Simple banget. Dan kenyang...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena dism berarti kematian-

Save Media Islam

Bahwa siapapun yang membuat makar, maka akan Allah beri ganjarannya....

Jika kalian berusaha membungkam kebenaran atas nama kepentingan kalian sendiri, tunggulah hingga kebenaran itu muncul dengan kekuatan yang dahsyat.

Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran, meski usaha membungkamnya tak pernah berhenti.

Kebenaran akan muncul, dengan gemuruh iman yang mendalam, dengan ghirah yang takkan padam oleh makar musuh-musuh Allah.

#SaveMediaIslam

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 30 Maret 2015

Islamophobia

Hot topic hari ini adalah adanya 19 situs Islam yang diblokir oleh BNPT dan Kominfo. Cmiiw. Tergantung ISP nya katanya. Ada yang masih bisa mengakses, ada yang tidak bisa mengakses. Kalau aku sih masih bisa mengakses situs tersebut. Dan hashtag yang muncul saat ini adalah #KembalikanMediaIslam atau ada juga #BringBackDakwatuna.

Halooo pemerintaah!! Are you kidding me??!
Plislah... radikalisme? Teroris?
Siapa yang benar-benar teroris?
Radikal itu semacam apa?

Terlihat jelas wajah pemerintah saat ini dan keberpihakannya pada siapa dan apa. Dan bagi anda yang masih membela dengan membabi buta, apakah kalian tidak berpikir? 

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Multitasking?

Multitasking sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan modern saat ini. Oh iya, apalagi untuk para ibu yang memang dianugerahi kemampuan untuk multitasking. Apakah multitasking itu baik atau buruk?

Gambar ini adalah infografik tentang multitasking. Yang menurut infografik tersebut, multitasking akan menurunkan fokus kita. Hehe.. iya juga sih.. tapi kadang-kadang multitasking juga diperlukan...

Jadi bagaimana? Ya... jangan overload aja kali ya... kita sendiri yang mengetahui kemampuan kita... :)

Keep smiling and enjoy your life :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Marah atau Tidak

Terkadang, saat yang paling sulit itu adalah ketika kita menahan diri untuk tidak marah, ketika kita merasa kita berhak marah. Makanya bagi orang yang menahan amarah, ganjarannya adalah surga. Karena ia sudah berjuang mengendalikan dirinya. 

Begitupun saat kita berhadapan dengan anak-anak kita. Mungkin seringkali kita merasa punya alasan untuk marah pada anak. Tapi, menahan amarah itu ternyata jaauuuh lebih baik. Tak hanya bagi ibu, namun juga bagi anak kita.

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Survey Bareng Bocah

Hari Kamis yang lalu, ceritanya ikut survey M Camp Itsar 2015. Bareng teh Nita, Teh Nana, sama 3 ikhwan dari KRM Al Fikr, dan tentunya sama Maskarim dan Mbak Aca.  Hehe... Baru pertama kali ini kan, survey M Camp oleh emak-emak dan bocil... Wkwkwk...

Janjian di SMA 24, sedang Teh Nana menunggu di Masjid DH Dago. Saat di mobil, Umar seneng banget ketemu Maskarim sama Mbak Aca. Main terus. Baru tertidur di daerah Dago atas.

Saat di Simpang Dago, aku WA teh Nana agar siap-siap di luar masjid. Ketika sampai di depan masjid DH, teh Nita membunyiksn klakson agar teh Nana melihat. Tapi sayangnya saat melambaikan tangan ke arah Teh Nana, yang menyambut justru bapak-bapak. Gubrak.com. Akhirnya teh Nita memajukan mobil, katanya takut dihampiri oleh bapak-bapak itu. Tapi teh Nana tidak muncul-muncul. Didatangilah oleh teh Nita. Karena tadi teh Nita dadah-dadah sama bapak-bapak, jadi disangka teh Nana bukan rombongan survey. Wkwkwk... :p

Sampai D'Camp Lembang, kami semua turun. Anak-anak begitu bersemangat. Maskarim udah jalan duluan. Saat baru saja turun menyusuri setapak, tiba-tiba Teh Nita terjatuh.. Ikhwan kuminta jalan duluan bareng Maskarim dan Mbak Aca. Teh Nana membantu teh Nita untuk kembali ke mobil, aku menyusul anak-anak. 

Saat sampai di saung dekat kolam, Teh Nana memintaku untuk disana saja menjaga bocil-bocil itu. Hehe.. sedang teh Nana menemani Fadli dkk turun ke lembah.

Maskarim dan Mbak Aca main air di kolam. Tentu saja Umar ingin ikut main air... Hadeuh... Ini sudah berasa punya anak 3 aja... Haha... Sampai jam 10.30, semua masih terkendali. Tak lama kemudian, Maskarim berlari menuju ke atas, kearah mobil diikuti mbak Aca. Aku memanggil sambil menggendong Umar, dan membereskan makanan. Kucoba hubungi teh Nana kalau kami ke arah mobil. Itu mah berasa banget. Menanjak,,menaiki jalan setapak, sambil gendong Umar, bawa barang dan manggil-manggil maskarim. Ngos-ngosan sudah pasti. Emak rempong begini ikut survey... Haha... Dulu sering ikut survey M Camp, nyantai banget. Sekarang sudah beda lagi nih.. :)

Setibanya di mobil, aku masuk dan menunggu teh Nana datang. Tak lama teh Nana datang. Kami menunggu pihak manajemen ke lokasi untuk bertanya detail tentang D'Camp. Karena Umar sudah bosan di mobil, akhirnya kami keluar mobil. Daan Umar seneng banget main di tempat terbuka dan luas seperti itu bareng Maskarim. Sampai saat kami mau pulang, Umar ga mau pulang dan nangis-nangis. Saat perjalanan pulang, ketiga bocah itu pun tertidur pulas. Hehe....

Benar-benar survey yang takkan terlupakan ini mah. Survey geng emak rempong.. :p

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Minggu, 29 Maret 2015

Wirausaha Baru Jabar (2)

Alhamdulillaah... setelah kemarin-kemarin ikut test online, akhirnya 28 Maret kemarin keluar pengumuman kelulusan test online. Alhamdulillah lulus test online. Jadi bisa masuk tahap wawancara. Wawancara tanggal 1 April, insyaallah... Di Soekarno Hatta... Waah... ini mah alamat Umar diungsikan dulu ke rumah neneknya di Sarijadi... Hehehe... :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Kamis, 26 Maret 2015

Bahagia Itu Milik Kita

Semalam, setelah Umar tertidur, aku mulai membereskan rumah sedikit, lalu memasak makan malam. Buat yang simple aja. Nasi goreng. Pasalnya, kami belum ke pasar, sehingga tidak ada stock lauk saat itu, kecuali telur dan tahu. Hehe.... :) Saat itu abang belum pulang. Hingga aku selesai membuat nasi goreng, lalu menyimpannya, abang baru pulang.

Saat abang pulang, abang bilang, "Masih ada lauk, kita, say?"

"Wkwkwk... ya ga lah bang... kita kan belum ke pasar... hehe..."

"Jadi mau buat apa kita? Scramble egg?"

"Ga ada susunya... hehe..."

Aku tersenyum geli aja... hehe.. Lalu aku ke dapur dan mengambil nasi goreng yang sudah kuletakkan di piring..

"Waah... ternyata udah masak ya... "

"Hehe..."

Setelah makan, aku berkata sama abang, "Sebenernya Rini pengen banget kalo setiap hari kaya gini... Abang pulang, Rini udah masak dan kita bisa langsung makan... Hehe.... jadi abang pulang teh udah, taraaaa... hehe.... tapi yaa ga selalu bisa... "

"Itu cuma ada di sinetron, say... yang lancar-lancar gitu..."

"Iya juga ya...Sama aja kali kaya di medsos... misal instagram... yang sering diupload pasti moment yang lagi happy-happy aja... Atau momen yang bagus-bagus aja... "

"Iya... kita ga pernah tau sebenernya bagaimana setiap orang menjalani kehidupannya..."

Yap..
Jadi tersadar... seringkali kita terpesona oleh gambar-gambar di media sosial seseorang. Kita menganggap hidupnya sempurna karena foto yang ia upload... Semua begitu menyenangkan. Sampai mungkin kita berandai-andai, bagaimana kalau kita berada di tempatnya... rasanya mungkin enak dan keren... hehe...

Tapi, rumput tetangga memang selalu tampak lebih hijau, kawan... Apalagi dengan media sosial, yang menampilkan banyak gambar... seringkali ketika kita mengupload gambar, ada niatan-niatan lain bermunculan, bukan? Hehe... ada yang awalnya hanya ingin membagi ide kreatifitas, ada yang hanya sebagai kenangan agar mudah dicari saat perlu, ada yang ingin membangun citra diri, ada yang ingin agar orang menganggap keren, dan masih banyak niat lain. Kita tidak pernah tahu apa niat seseorang ketika mengupload gambar di media sosial, bukan? Nah, mirisnya, kadang orang lain menjadikan gambar-gambar tersebut sebagai patokan atau standar kebahagiaannya... padahal orang yang ia kira sempurna takkan mengupload gambar saat ia berada dalam kondisi terburuk, bukan?

Berhati-hatilah, kawan...
Saat media sosial membelenggumu dari kebahagiaan sesungguhnya...
Saat foto-foto fantastis orang lain mendiktemu tentang kebahagiaan yang mungkin semu...

You are about yourself...
That's enough.
Go get your own happiness...
And give thanks to Allah, for all He has given to you..
Alhamdulillaah...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Rabu, 25 Maret 2015

Happy Reading!

Alhamdulillaah boardbooknya Umar udah sampai... Jadi mainan baru buat Umar. No worry lagi kalau mau disobek-sobek... hehe... Bukunya english version.. Rata-rata boardbook banyak yang berbahasa Inggris, ya... hehe...

Ini bukunya beli di Buku Koe, bisa cari grup facebook dengan nama itu.  Alhamdulillaah bisa nemu olshop yang menjual buku-buku anak yang terjangkau gini harganya... Banyak juga sih online shop yang jual buku anak. Tinggal kita search aja kebutuhan kita apa, dan mana yang cocok. Sering-sering nyari ini mah... hehe... disana jual buku baru dan secondhand. Buku baru pun ada diskonnya.

Semangat untuk membudayakan membaca di rumah-rumah kita dan pada anak-anak kita yaa.... :)
It's never too late to start...
Happy reading! :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selasa, 24 Maret 2015

Daurah ITSAR

Hari Ahad kemarin, Alhamdulillaah sudah terlaksana Daurah Kader Itsar 2015. Tempatnya di rumah teh Nita. Daurah yang berlangsung dari pagi hingga sore ini sangat antusias diikuti oleh para peserta. Meskipun memang target peserta masih jauh, tapi ini bukanlah hal yang masalah. Semoga jumlah yang sedikit ini berkualitas. 

Pematerinya yaitu Rio Aurachman, Ka JJ, teh Nana, dan Mas Uzi. Alhamdulillaah... adik-adik mendapatkan masukan ilmu dan semangat baru lagi. Semoga ini bisa menjadi sarana untuk memperkuat barisan dakwah ITSAR.

Aamiin...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 23 Maret 2015

Wirausaha Baru Jabar

Sebulan yang lalu dapat info tentang wirausaha baru Jabar. Karena ibu ada usaha buat jibab instan, jadilah kita coba untuk ikut program ini. Hehe...

Awalnya nih karena deadline masih lama, maka aku nyantei aja dalam mempersiapkan syarat-syaratnya. Eh... ga taunya pas deket deadline, harus ke Jakarta. Wkwkwk... jadilah di akhir-akhir terburu-buru. Jangan dicontoh ini mah.. :p

Alhamdulillaah sempet juga menyelesaikan syarat administrasi.... saat pengumuman, jreng-jreng... web nya ga bisa dibuka... hehe... penuh banget kayanya... pengumuman seharusnya tanggal 16-17 Maret, aku baru bisa akses tanggal 18 Maret, sore.

Alhamdulillaah... nemu juga nama di urutan 817. Sabtu kemarin juga sudah test online, tinggal nunggu pengumuman tanggal 28 nanti.

Ikut program ini sebenernya sih nothing to lose aja... Coba-coba... siapa tau rezeki... hehe...Aamiin..

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Jumat, 20 Maret 2015

New Hair Cut

Kemarin akhirnya kami pergi ke tukang cukur untuk memotong rambut Umar yang sudah cukup panjang. Dan karena "desakan" ontinya yang bilang untuk mencukur Umar.. hehe... Awalnya mau dicukur sama ayah kopo, tapi ga jadi-jadi. Yasudah, ke tukang cukur saja.

Saat itu Umar sedang tidak tidur, jadi ia tahu apa yang dilakukan pada kepalanya. Ia menangis sejadi-jadinya dan sekencang-kencangnya. Kejer banget nangisnya.. Ibu menggendong Umar, aku memegangi tangannya, sementara sang tukang cukur melakukan pekerjaannya.

Selama dicukur, Umar terus saja menangis keras. Lalu aku dan ibu gantian menggendong Umar. Saat bagian depan rambut akan dicukur, Umar berontak, sambil terus menangis. Karena sulit dan Umar sudah menangis cukup lama, akhirnya bagian depan belum dicukur tuntas. Tapi kami sudahi saja saat itu. :))))

Alhamdulillah, meskipun bagian depan masih agak panjang, tapi, overall semua oke. Kata ontinya aja Umar jadi lebih ganteng. Hehe... :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Kamis, 19 Maret 2015

Aktivitas Kami

Hai hai...
14 bulan sudah Umar sekarang...
Dan emaknya mulai pengen membuat aktivitas anaknya lebih baik. Saat ini adalah masa-masa yang baik untuk menstimulusnya...
Yah... meskipun ga bisa memaksakan juga... namanya juga masih balita. Baru lewat setahun juga. Masih ingin ini itu.... Mudah bosan...

Sekarang Umar sudah lancar berjalan.... Sudah mulai membuat prakarya a.k.a coretan-coretan di tembok... Tinggal ummi abinya aja yang harus nyiapin fasilitas yang memang children friendly...

Aktivitas Umar pun ya masih suka ngikutin umminya... Umminya ke dapur ikut ke dapur... Umminya masak, ikutan ngacak-ngacak bahan masakan... Ya iyalah, di rumah cuma berdua, ya siapa lagi temen mainnya? :)

Lagi suka baca web-web tentang toddler activities... Saking banyaknya, suka bingung mau yang mana duluan.. :p

Tapi ya..ikutin aja anaknya... jangan sampai memaksakan juga, kan ya? Woles tapi tetap aktif..#lho? Ga nyambung...

Semangat Umar! Kita akan belajar banyak di hari-hari kita kedepan, insyaallah..
Sama-sama belajar, tentunya... :*
Mari mengokohkan dapur peradaban kita!

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Rabu, 18 Maret 2015

Tanggung Jawab

Bagaimana seorang Usamah bin Zaid dapat memimpin perang dalam usia belia, 18 tahun?

Mengapa Muhammad Al Fatih mampu menaklukkan Konstantinopel?

Semua karena pola asuh yang luar biasa. Yang menjadikan mereka sebagai pribadi yang tak biasa. Pribadi yang mampu memikul amanah yang mungkin sulit bagi orang seusia mereka. Pola asuh yang sesuai dengan fitrah dan tentunya bersandar pada tuntunan Allah dan RasulNya.

Saat ini ilmu parenting banyak kita temukan. Berserakan, bertebaran dimana saja. Semua mengklaim punya keunggulan untuk mendidik anak. Ada yang menjadi sangat permisif dalam mendidik anak. Khawatir memberi pembebanan lebih terhadap anak. Padahal, sejak kecil, anak sudah harus dikenalkan dengan yang namanya tanggung jawab. Belajar dari mana? Tentu saja dari kita sebagai orangtuanya. Maka benarlah, bahwa menjadi orangtua itu berarti membenahi diri. Menjadikan kita pantas untuk diberikan amanah ini.

-Bersegeralah, karena waktu takkan memantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Never Ending Topic

Dua hari yang lalu, dapat whatsapp dari ade, isinya link artikel di hipwee. Isinya tentang ibu rumah tangga.

http://www.hipwee.com/motivasi/tak-ada-gelar-yang-sia-sia-atau-profesi-yang-bisa-disebut-cuma-sarjana-juga-berhak-jadi-ibu-rumah-tangga/?utm_content=buffer777b0&utm_medium=social&utm_source=facebook.com&utm_campaign=buffer.

Kalau baca itu.... Hehe... isinya iya bangetlah... Semua yang tertulis disana kealami sendiri. Sepertinya memang hampir semua yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga akan seperti itu ya...

Ini adalah never ending topic. Bisa jadi bahasan utama dimanapun. Dan bisa ga habis-habis ngomongin tentang ibu rumah tangga vs working mom.

Ah, tapi semua pilihan memang kembali kepada kita. Termasuk konsekuensinya. Pilihlah yang sesuai, dan berdamai dengan konsekuensi yang ada.

Makasi ya de, udah bilang, "I always support what you choose..."

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selasa, 17 Maret 2015

Anugerah Usia

Tanggal 16 Maret kemarin, abang milad, dan Umar berulang bulan yang ke 14. Hehe... Keluarga 16.

Pagi itu, abang bilang, "Wah... berarti abang udah 28 tahun. Udah tua ya.. Kalau 28 itu lebih deket ke 30... kalau 27 ngerasanya masih muda... soalnya lebih deket ke 25... hehe... "

Ada-ada aja si abang mah.
Yang jelas waktu kita di dunia ini senantiasa berkurang dari waktu ke waktu... Tidak bertambah...
Kadang kita terlalu terlena dengan hiruk pikuk dunia... Hingga tak menyadari bahwa kematian itu sesuatu yang pasti datang menghampiri...

Ya Allah, jadikanlah kami hambaMu yang bertaqwa... HambaMu yang mampu mensyukuri karunia usia yang Kau berikan...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Kamis, 12 Maret 2015

Stuck and Give Up Edition

Semua ini pada akhirnya membuatku berpikir kembali
Untuk kembali belajar memanage setiap waktu yang ada dan tersedia
Dengan semua peran yang kini ada dalam pundak
Dengan semua mimpi dan harap yang ada dalam dada..

Memang ternyata tidak mudah ya...
Meraih mimpi, dengan semua tantangan di depan mata..
Kalau sudah begini, kadang memang perlu diingatkan kembali...
Bahwa proses pembelajaran itu memang seumur hidup...
Long life learning...

Sekarang mari mengukur diri...
Mungkin saat ini memang belum bisa...
Belum bisa semua terkejar....
Yah, minimal tetap ada yang sudah kulakukan...
Meski masih minim sekali. 

Never mind...
Mungkin kata Allah belum saatnya... :)

Let's start my new dream and catch another chance!
Be optimist! :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Rabu, 11 Maret 2015

Tadabbur

"Berjalanlah di (muka) bumi, maka
perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan
(manusia) dari permulaannya, kemudian Allah
menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu." QS 29:20

Kadang, kalau melihat teman-teman yang bisa pergi kemanapun mereka mau, atau ditakdirkan untuk bisa melihat dunia lain (emang dunia apaan? Hehe), maksudnya belahan bumi yang lain, suka mupeng pengen dapat kesempatan seperti itu juga...

Tapi, ya kalau belum waktunya, ya belum Allah berikan. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau.
Kalau membaca ayat diatas, jadi lebih memaknai setiap perjalanan yang dilakukan. Berkeliling ke tempat baru, bukan untuk foto-foto lalu upload di medsos. Atau untuk membuktikan bahwa kita bisa dan pernah kesana. Bukan. Tetapi untuk bertafakkur dan bertadabbur dari setiap ayat kauniyah yang tersebar di bumi ini.

Mencari hikmah perjalanan, berkah dalam meluruskan niat, menyebarkan indahnya Islam ke seluruh penjuru bumi.
Masyaallah... :*

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selasa, 10 Maret 2015

Little Things

Ada saat dimana hal yang mungkin terlihat sepele, tapi kini bernilai istimewa...
Ada saat dimana hal kecil tapi sekarang merupakan hal yang dirindukan dan moodbooster...

Seperti pergi keluar meski hanya untuk berbelanja barang-barang kebutuhan keluarga, atau pergi ke toko buku saat weekend, atau makan diluar pada akhir pekan.

Saat itulah, berarti kau tengah berada dalam situasi yang kerap disebut "motherhood".

:) :) :) :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian,-

Pernikahan Luar Biasa

Saat ini, yang sedang ngetrend adalah berita tentang pernikahan putri Aa Gym, yaitu Ghaitsa dengan Akh Yusuf. Dimana maharnya adalah 30 juz hafalan Alquran. Ikhwannya murajaah hafalan juz 1 sampai 30 sejak Jumat pagi, hingga Sabtu pagi, kemudian dilanjutkan dengan ijab qabul.

Masyaallah... Baarakallaah...
Keduanya, Ghaitsa dan Yusuf adalah hafizh Quran 30 juz. Allah mempertemukan mereka dalam pernikahan, dengan mahar yang luar biasa indah...

Mungkin kita akan melihat sisi yang berbeda dalam pernikahan ini. Mereka menjadi perbincangan khalayak, bukan karena mahar yang bernilai ratusan juta rupiah atau miliaran rupiah. Bukan karena emas permata, atau rumah yang megah yang menjadi maharnya. Bukan, bukan seperti kebanyakan orang yang menyandarkan diri pada harta duniawi semata.

Karena mereka penghafal dan penjaga Alquran...
Karena mereka dekat dengan Alquran...
Baarakallaah....

Oh iya, satu lagi, Aa Gym, meski sempat "dijauhi" karena keputusannya dalam poligami, kini tetap membuktikan, bahwa keluarganya tetaplah menjadi keluarga yang baik. Memiliki anak dan menantu hafizh.

Jadi pengen Umar kaya gitu.. #lho.. #gagalfokus..

Hehe... Semoga kami bisa meneladaninya...
Semoga kami dapat menjadi keluarga yang mencintai Alquran... :*
Amin...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 09 Maret 2015

Umar Cita Rasa Utsman

Bulan-bulan di awal pernikahan kami sesungguhnya adalah masa yang cukup sulit bagi kami. Jatuh bangun dan sering berurai air mata... wkwkwk... tapi bukan karena dari pribadi kami masing-masing sebenarnya... Memang Allah menguji kami di awal masa pernikahan kami. Hingga saat hamil Umar pun, aku sangat sering menangis, banyak pikiran, dan mungkin nyaris stress. Bukan karena abang. Meskipun orang bilang ibu hamil harus happy, tapi ternyata lingkunganku tidak mau tau.

Saat Umar lahir, masalah masih ada sedikit-sedikit, meski tak sebesar saat sebelum Umar lahir. Sekarang, terlihat efeknya. Hehe... kulihat, Umar sangat perasa. Mungkin ini efek saat hamil Umar, aku sering menangis dan sedih. Umar bisa ikut menangis kalau aku atau abang pura-pura menangis.

Saat itu aku sempet bilang pada abang, ,"Karena Rini dulu sering nangis waktu hamil Umar, Umar jadi perasa ya Bang..."

"Iya, gapapa, bagus juga kan kalau Umar hatinya lembut. Tinggal kita menguatkan aja. Gapapa... Umar cita rasa Utsman.. hehe.."

"Iya sih.. hehe... makanya sekarang mah Rini pengen banget selalu buat Umar tertawa... Mengganti yang dulu..."
Insyaallah...
Ah, iya, kenapa harus resah, setiap anak ada kekurangan dan kelebihan. Setiap anak unik.
Tugas orangtualah ysng membimbingnya...

Umar cita rasa Utsman?
Siapa takut... :*

NB : Buat ibu hamil, happy itu penting banget,lho... :D

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Sabtu, 07 Maret 2015

Tabiat

Ada orang yang selalu berteriak, saat orang yang ia puja dicap buruk, ia bilang, cek dan ricek dulu sebelum share berita...

Tapi, saat orang yang tidak ia suka dicap buruk, tiba-tiba ia menjadi rajin share berita, dan lupa teori tentang cek dan ricek berita...

Yang begini ada?
Ada, tentu saja ada....
Banyak malah...

Kalau dikritik bagaimana?
Ya jalan aja, yang penting yang dicap buruk bukan idolanya..
Standar ganda ya jalan terus...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Jumat, 06 Maret 2015

Your Puzzle

Every part in your life comes for every reason
There's no good or bad
They're important
To fulfill your puzzle of life

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Kamis, 05 Maret 2015

Mari Memulai

Mungkin, salah satu masa yang tersulit dalam bisnis itu adalah masa ketika memulainya. Bukan, bukan masa saat awal bisnis. Itu juga mungkin masa-masa sulit. Tapi maksudku adalah masa memulai bisnis, saat mewujudkan rencana menjadi sebuah langkah nyata. Termyata memang tidak mudah.... Butuh keberanian, butuh mental yang kuat, butuh kepercayaan diri, dan tentu saja, butuh banyak doa.

Tak jarang kita selalu sulit dalam hal memulai sesuatu. Bukan hanya dalam bisnis saja sih. Tapi semuanya. Mungkin itulah latar belakang kenapa muncul teori 5 menit. Lakukanlah sesuatu minimal untuk 5 menit saja... Karena yang paling sulit itu memang memulai sesuatu. Setelah kita berani memulai dan mulai menjalaninya, biasanya kita akan menemukan polanya dan mulai mengalir seiring waktu.

Seperti itulah saat kita memiliki mimpi. Terkadang, yang sulit itu adalah memulai langkah dalam mewujudkan mimpi. Jadi, mulailah dari saat ini juga. :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selasa, 03 Maret 2015

Baiti Jannati

Selalu ada cara untuk mensyukuri apa yang kita miliki.
Meski cita-cita kita masih jauh, namun jangan sampai mengabaikan apa yang kita miliki saat ini.
Ada cara untuk membuat sesuatu yang kita miliki menjadi bernilai lebih tinggi. Saat kau mensyukurinya dengan hati yang tulus.

Kita tak selalu bisa mendapatkan rumah impian kita. Desain yang indah, ruangan dan taman yang lapang, akses yang mudah, dan sederet kriteria rumah idaman kita yang lain. Tapi saat Allah memberikan kita rezeki untuk memiliki sebuah rumah, itu adalah lebih dari cukup sebagai alasan untuk kita bersyukur. Ada tempat kita untuk berbagi cita, cinta dan cerita. Ada tempat untuk kita membangun mimpi dan peradaban. Ada tempat untuk kita membina ketaqwaan diri dan keluarga. Menyiapkan diri dan keluarga sebagai batu bata peradaban ummat.

Dan yeaay.... kini ada spot baru dalam rumah kecil kami... :) alhamdulillaah...
Baiti jannati...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 02 Maret 2015

Obrolan Absurd Suami Istri (Part 3)

Seringkali kita membutuhkan rehat sejenak....
Berbicara tentang mimpi dan cita-cita yang tengah kita bangun...
Sambil bersenda gurau dengan orang yang dicinta..
Hm... kali ini bukan tentang capaian-capaian amaliyah atau cita-cita hafalan Alquran atau hadits...

Ini sesuatu yang memang gurauan, tapi mungkin bisa menjadi kenyataan suatu hari... :*

Ini dilatarbelakangi dari akhir-akhir ini bolak-balik Pasir Impun-Sarijadi-Kopo-Pasir Impun-Kopo-Pasir-Impun-Sarijadi-Pasir Impun dalam waktu setengah bulan!!! :p

Aku bilang, "Sekarang mah, Rini pengennya kalau kita cari rumah lagi, yang deket kantor abang aja..."

"Gapapa kok... ga terlalu jauh juga..."

"Tapi kan lumayan, Bang... Sekarang mungkin belum terasa... Tapi kalau udah umur 40an, Bang?"

"Kan kita udah punya mobil, say... hehe.... "

"Macetnya juga, sama aja ntar Bang..."

"Oiya... kan kita mau cari di Batununggal tea... yang lahannya luas... haha... Ada Ford berjejer... Wkwkwk..."

"Ford nya parkir maksudnya Bang? Kita jadi kuncen Primajasa meureun... wkwkwk..."

"Haha... ya gak... ntarlah kita menata lagi rencana rumah setelah abang pulang S3... Biar punya di tengah kota... buat markas ITSAR juga...."

"Iyaa.... eh, btw Bang, kalau kita udah punya Ford berjejer, uang 1 mobil Ford nya bisa buat lasik dong?"

"Bukan 1 mobilnya, say, harga bannya aja bisa buat lasik... huehehehe..."

"Amiin...amiin.... punya Ford berjejer, semua buat dipake transportasi dakwah dan jihad..."

Hm.... percakapan bercandaan yang bombastis, bukan?
Tapi, begitulah kami...
Berbagi tentang mimpi dan cita...
Meski hanya senda gurau...
Tapi Allah Maha Mendengar...
Meski ini bukan target dan mimpi utama kami...
Tapi ini adalah sarana kami untuk saling berbicara...
Abang, adalah partner dalam berbagi dan meraih mimpi...
Biidznillaah...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Learn, Learn, and Learn

Kemarin dapat broadcast ini di grup whatsapp.

Tulisan yang panjang..., tapi SANGAT MENARIK...
Sebagai orangtua, ternyata kita harus terus belajar....
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

(sumber fb :Irfan Hidayat)
https://m2.facebook.com/photo.php?fbid=10202052907677817&id=1640466576&set=a.10202052906877797.1073741842.1640466576&refid=7&_ft_=qid.6120392770555913178%3Amf_story_key.1121189976950786469&__tn__=%2As

UNGKAPAN JUJUR SEORANG ANAK 

Tahun 2005 yang lalu saya harus mondar-mandir ke SD Budi Mulia Bogor. Anak sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu saya memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah.

Pasalnya menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang duduk di kelas unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru tercatat sebagai anak yang bermasalah. Saat saya tanyakan apa masalah Dika, guru dan kepala sekolah justru menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga anak tersebut selalu murung dan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di kelas hanya untuk melamun. Prestasinya kian lama kian merosot.

Dengan lemah lembut saya tanyakan kepada Dika: "Apa yang kamu inginkan ?" Dika hanya menggeleng. 

"Kamu ingin ibu bersikap seperti apa ?" tanya saya. "Biasa-biasa saja" jawab Dika singkat. 

Beberapa kali saya berdiskusi dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk mencari pemecahannya, namun sudah sekian lama tak ada kemajuan. Akhirnya kamipun sepakat untuk meminta bantuan seorang psikolog.

Suatu pagi, atas seijin kepala sekolah, Dika meninggalkan sekolah untuk menjalani test IQ. Tanpa persiapan apapun, Dika menyelesaikan soal demi soal dalam hitungan menit. Beberapa saat kemudian, Psikolog yang tampil bersahaja namun penuh keramahan itu segera memberitahukan hasil testnya.

Angka kecerdasan rata-rata anak saya mencapai 147 (Sangat Cerdas) dimana skor untuk aspek-aspek kemampuan pemahaman ruang, abstraksi, bahasa, ilmu pasti, penalaran, ketelitian dan kecepatan berkisar pada angka 140 - 160. Namun ada satu kejanggalan, yaitu skor untuk kemampuan verbalnya tidak lebih dari 115 (Rata-Rata Cerdas).

Perbedaan yang mencolok pada 2 tingkat kecerdasan yang berbeda itulah yang menurut psikolog, perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab itu psikolog itu dengan santun menyarankan saya untuk mengantar Dika kembali ke tempat itu seminggu lagi. Menurutnya Dika perlu menjalani test kepribadian.

Suatu sore, saya menyempatkan diri mengantar Dika kembali mengikuti serangkaian test kepribadian. Melalui interview dan test tertulis yang dilakukan, setidaknya Psikolog itu telah menarik benang merah yang menurutnya menjadi salah satu atau beberapa faktor penghambat kemampuan verbal Dika. Setidaknya saya bisa membaca jeritan hati kecil Dika. Jawaban yang jujur dari hati Dika yang paling dalam itu membuat saya berkaca diri, melihat wajah seorang ibu yang masih jauh dari ideal.

Ketika Psikolog itu menuliskan pertanyaan "Aku ingin ibuku :...."

Dika pun menjawab : "membiarkan aku bermain sesuka hatiku, sebentar saja." 

Dengan beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa selama ini saya kurang memberi kesempatan kepada Dika untuk bermain bebas. Waktu itu saya berpikir bahwa banyak ragam permainan-permainan edukatif sehingga saya merasa perlu menjadwalkan kapan waktunya menggambar, kapan waktunya bermain puzzle, kapan waktunya bermain basket, kapan waktunya membaca buku cerita, kapan waktunya main game di komputer dan sebagainya. Waktu itu saya berpikir bahwa demi kebaikan dan demi masa depannya, Dika perlu menikmati permainan-permainan secara merata di sela-sela waktu luangnya yang memang tinggal sedikit karena sebagian besar telah dihabiskan untuk sekolah dan mengikuti berbagai kursus di luar sekolah. Saya selalu pusing memikirkan jadwal kegiatan Dika yang begitu rumit. Tetapi ternyata permintaan Dika hanya sederhana : diberi kebebasan bermain sesuka hatinya, menikmati masa kanak-kanaknya.

Ketika Psikolog menyodorkan kertas bertuliskan "Aku ingin Ayahku ..."

Dika pun menjawab dengan kalimat yang berantakan namun kira-kira artinya "Aku ingin ayahku melakukan apa saja seperti dia menuntutku melakukan sesuatu".

Melalui beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa Dika tidak mau diajari atau disuruh, apalagi diperintah untuk melakukan ini dan itu. Ia hanya ingin melihat ayahnya melakukan apa saja setiap hari, seperti apa yang diperintahkan kepada Dika. Dika ingin ayahnya bangun pagi-pagi kemudian membereskan tempat tidurnya sendiri, makan dan minum tanpa harus dilayani orang lain, menonton TV secukupnya, merapikan sendiri koran yang habis dibacanya dan tidur tepat waktu. Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua.

Ketika Psikolog mengajukan pertanyaan "Aku ingin ibuku tidak ..."

Maka Dika menjawab "Menganggapku seperti dirinya." 

Dalam banyak hal saya merasa bahwa pengalaman hidup saya yang suka bekerja keras, disiplin, hemat, gigih untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan itu merupakan sikap yang paling baik dan bijaksana. Hampir-hampir saya ingin menjadikan Dika persis seperti diri saya. Saya dan banyak orang tua lainnya seringkali ingin menjadikan anak sebagai foto copy diri kita atau bahkan beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk sachet kecil.

Ketika Psikolog memberikan pertanyaan "Aku ingin ayahku tidak : .."

Dika pun menjawab "Tidak menyalahkan aku di depan orang lain. Tidak mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat adalah dosa"

Tanpa disadari, orang tua sering menuntut anak untuk selalu bersikap dan bertindak benar, hingga hampir-hampir tak memberi tempat kepadanya untuk berbuat kesalahan. Bila orang tua menganggap bahwa setiap kesalahan adalah dosa yang harus diganjar dengan hukuman, maka anakpun akan memilih untuk berbohong dan tidak mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya dengan jujur. Kesulitan baru akan muncul karena orang tua tidak tahu kesalahan apa yang telah dibuat anak, sehingga tidak tahu tindakan apa yang harus kami lakukan untuk mencegah atau menghentikannya.

Saya menjadi sadar bahwa ada kalanya anak-anak perlu diberi kesempatan untuk berbuat salah, kemudian iapun bisa belajar dari kesalahannya. Konsekuensi dari sikap dan tindakannya yang salah adakalanya bisa menjadi pelajaran berharga supaya di waktu-waktu mendatang tidak membuat kesalahan yang serupa.

Ketika Psikolog itu menuliskan "Aku ingin ibuku berbicara tentang ....." 

Dika pun menjawab "Berbicara tentang hal-hal yang penting saja". 

Saya cukup kaget karena waktu itu saya justru menggunakan kesempatan yang sangat sempit, sekembalinya dari kantor untuk membahas hal-hal yang menurut saya penting, seperti menanyakan pelajaran dan PR yang diberikan gurunya. Namun ternyata hal-hal yang menurut saya penting, bukanlah sesuatu yang penting untuk anak saya. Dengan jawaban Dika yang polos dan jujur itu saya diingatkan bahwa kecerdasan tidak lebih penting dari pada hikmat dan pengenalan akan Tuhan. Pengajaran tentang kasih tidak kalah pentingnya dengan ilmu pengetahuan.

Atas pertanyaan "Aku ingin ayahku berbicara tentang .....", 

Dika pun menuliskan "Aku ingin ayahku berbicara tentang kesalahan-kesalahannya. Aku ingin ayahku tidak selalu merasa benar, paling hebat dan tidak pernah berbuat salah. Aku ingin ayahku mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepadaku".

Memang dalam banyak hal, orang tua berbuat benar tetapi sebagai manusia, orang tua tak luput dari kesalahan. Keinginan Dika sebenarnya sederhana, yaitu ingin orang tuanya sportif, mau mengakui kesalahnya dan kalau perlu meminta maaf atas kesalahannya, seperti apa yang diajarkan orang tua kepadanya.

Ketika Psikolog menyodorkan tulisan "Aku ingin ibuku setiap hari ....." 

Dika berpikir sejenak, kemudian mencoretkan penanya dengan lancar "Aku ingin ibuku mencium dan memelukku erat-erat seperti ia mencium dan memeluk adikku". 

Memang adakalanya saya berpikir bahwa Dika yang hampir setinggi saya sudah tidak pantas lagi dipeluk-peluk, apalagi dicium-cium. Ternyata saya salah, pelukan hangat dan ciuman sayang seorang ibu tetap dibutuhkan supaya hari-harinya terasa lebih indah. Waktu itu saya tidak menyadari bahwa perlakukan orang tua yang tidak sama kepada anak-anaknya seringkali oleh anak-anak diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak adil atau pilih kasih.

Secarik kertas yang berisi pertanyaan "Aku ingin ayahku setiap hari...." 

Dika menuliskan sebuah kata tepat di atas titik-titik dengan satu kata, "tersenyum".

Sederhana memang, tetapi seringkali seorang ayah merasa perlu menahan senyumannya demi mempertahankan wibawanya. Padahal kenyataannya senyuman tulus seorang ayah sedikitpun tidak akan melunturkan wibawanya, tetapi justru bisa menambah simpati dan energi bagi anak-anak dalam melakukan segala sesuatu seperti yang ia lihat dari ayahnya setiap hari.

Ketika Psikolog memberikan kertas yang bertuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku. ..." 

Dika pun menuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku dengan nama yang bagus" 

Saya tersentak sekali! Memang sebelum ia lahir kami telah memilih nama yang paling bagus dan penuh arti, yaitu Judika Ekaristi Kurniawan. Namun sayang, tanpa sadar, saya selalu memanggilnya dengan sebutan Nang. Nang dalam Bahasa Jawa diambil dari kata "Lanang" yang berarti laki-laki.

Ketika Psikolog menyodorkan tulisan yang berbunyi "Aku ingin ayahku memanggilku .." 

Dika hanya menuliskan 2 kata saja, yaitu "Nama Asli".

Selama ini suami saya memang memanggil Dika dengan sebutan "Paijo" karena sehari-hari Dika berbicara dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda dengan logat Jawa medok. "Persis Paijo, tukang sayur keliling" kata suami saya.

Atas jawaban-jawaban Dika yang polos dan jujur itu, saya menjadi malu karena selama ini saya bekerja di sebuah lembaga yang membela dan memperjuangkan hak-hak anak. Kepada banyak orang saya kampanyekan pentingnya penghormatan hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak Sedunia. Kepada khalayak ramai saya bagikan poster bertuliskan "To Respect Child Rights is an Obligation, not a Choice" sebuah seruan yang mengingatkan bahwa "Menghormati Hak Anak adalah Kewajiban, bukan Pilihan".

Panjang sih... tapi bagus untuk dibaca... Mari kita belajar kembali, dan terus belajar sebagai orangtua. Belum tentu apa yang kita lakukan untuk anak, sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dalam menjaga amanah ini. :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Imitate

Terkadang, begitu takjub saat melihat sesuatu dalam diri Umar yang mirip sekali dengan kami. Minimal menjadi pengingat, bahwa seorang anak, akan meniru orangtuanya. Jika anak kita salah, yang paling pertama dilihat adalah diri kita. Bagaimana diri kita sudah menjadi teladan bagi mereka. Anak-anak akan belajar semuanya dari kita.

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..