Senin, 31 Desember 2012

Sendiri (2)

Pernah berfikir, jika hal besar yang pernah kita putuskan itu adalah suatu kesalahan?
Pernah merasa, bahwa satu hal yang pernah kita lakukan adalah kekeliruan yanng mungkin tak bisa diperbaiki?
Saat itu, apa yang terasa? Menyesalkah? Atau jalani saja yang sudah terjadi... Memperbaiki seiring berjalannya waktu..

Seakan berada di persimpangan jalan.
Jika bisa, ingin memutar kembali waktu
Masuk ke dimensi masa lalu
Melihat kembali apakah keputusan itu benar atau tidak
Apakah ada yang terlalaikan saat mengambil keputusan itu

Sayangnya, waktu tak dapat berputar
Seperti mesin waktu film-film imajinasi
Dan sayangnya, penyesalan pun selalu datang paling akhir
Jadi.. Pilihan tetap ada pada diri kita sendiri
Sepeerti biasa.. Sendiri..

Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-


Sendiri

Terbiasa menangis dalam tawa
Dan tertawa dalam tangis
Menyembunyikan serapat mungkin apa yang ada 
Dalam benak, dalam rasa, dan hati

Terbiasa mengakrabi rasa sakit sendiri
Hingga tak ada yang menyadari
Bahwa terjatuh berkali-kali itu bisa berarti dua
Lelah untuk bangkit, karena mati rasa
Atau semakin kuat dan merasa bahwa memang itulah jalan yang harus dihadapi

Terbiasa terdiam dalam ramai 
Atau berteriak dalam sepi
Hingga terkadang tak dapat mengenali diri sendiri
Memaksa diri untuk bertahan 
Atau melepasnya untuk pergi
Kurasa sama saja

Mungkin memang lebih baik seperti dulu

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

My Inspiration

Jika orang-orang banyak yang mengidolakan kisah cinta Romeo-Juliet, atau artis siapalah, dari dulu, ada 3 pasangan yang aku suka, inspirasiku... Rasulullah dan Khadijah, 'Ali dan Fathimah, serta satu lagi dari Indonesia... Habibie-Ainun. 

Rasulullah dan Khadijah.
Bagiku, kisah mereka diwarnai pengorbanan dan jihad. Support yang kuat oleh Khadijah saat Rasulullah sedang dalam posisi sulit. Mendampinginya saat yang lain belum ada disampingnya. Berjuang dengan harta yang ia miliki. Wajarlah jika Rasulullah begitu sedih ketika ditinggal oleh Khadijah. Karena Khadijah adalah wanita yang luar biasa dalam hal keimanannya. 

'Ali dan Fathimah.Selalu bergetar dengan kisah "Ali dan Fathimah. Mereka yang mampu menyimpan perasaannya dengan rapi, tanpa diketahui siapapun, sebelum akad terucap. Ada 'Ali yang dengan kerelaannya untuk menerima ketika ada orang lain yang akan meminang Fathimah, dan 'Ali yang dengan keberaniaannya melamar Fathimah dengan segala yang ia miliki saat itu juga. Tak meminta Fathimah untuk menunggu. Hingga Allah takdirkan mereka untuk berjuang bersama. 



Habibie-Ainun.
Kalau Habibie-Ainun, aku sudah menyukai kisah ini jauh sebelum ada buku dan film Habibie-Ainun. Kagum dengan kebersamaan mereka. Setiap ada pertemuan atau acara apapun, Pak Habibie selalu ditemani oleh Ibu Ainun. Harmonis sekali kulihatnya. Saling mensupport. Begitu ada bukunya, segeralah kucari dan kubeli bukunya. Setelah kudapatkan, kubaca bukunya. Dan kemarin, begitu film Habibie-Ainun keluar, aku dan suamiku menontonnya. Yang salut adalah sama Reza Rahadiannya.. Aktingnya persis sekali dengan Pak Habibie.. Cara berbicaranya, bahasa tubuhnya, mimik muka dan semua detailnya begitu mirip dengan beliau. Menurutku, filmnya memang bagus. Sangat bisa mendeskripsikan isi bukunya Habibie-Ainun dan kisah hidup beliau. Inspiratif. 

Yap. Ketiga-tiganya adalah kisah yang inspiratif bagiku. Ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa didapat dari ketiga kisah tersebut. Sekalian promosi. Film Habibie-Ainun recommended untuk ditonton! Sekali lagi, salut buat Reza Rahadiannya. Hehe..


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Minggu, 30 Desember 2012

My Dream : Rumah Tahfizh

Semua berawal dari mimpi. Saat aku mengenal dakwah sekolah tahun 1999 yang lalu, saat itulah aku mulai mengenal menghafal Al-Quran. Yah meskipun belum istiqamah, tetapi setidaknya mengajarkanku bahwa Al-Quran itu memang bisa dihafal. Seiring berjalannya waktu, aku mulai merutinkan untuk menghafal Al-Quran. Tak selalu mulus memang. Jatuh bangun untuk istiqamah menghafal. Lebih banyak jatuhnya sepertinya. Hehe.. Ketika kuliah dan memiliki target di 101112 itulah aku mulai memaksa diri untuk istiqamah menghafal Al-Qur'an. Aku ingin memiliki anak-anak yang hafizh/hafizhah, dan itu berarti, harus dimulai dari diriku sendiri kan? Lama-kelamaan, aku punya mimpi. Aku bilang pada Wafaa, temanku. Aku ingin membina mujahid dan mujahidah penghafal Quran, punya rumah tahfizh! Pernah mencoba merintisnya. Dulu sempat share dengan pendiri KOMPAQ, Komunitas Penghafal Qur'an. Dan terfikir untuk mulai merintisnya di ITSAR. ITSAR harus punya wadah bagi kadernya agar lebih dekat dengan Al-Qur'an. Meneladani kanak-kanak di Palestina, yang dididik dengan Al-Qur'an sejak kecil. Tapi... mimpiku ini timbul tenggelam. Karena masih berpikir belum ada partner untuk mewujudkan mimpi ini. 

Hari-hari terus berjalan, dan di penghujung tahun 2012 ini, ternyata Allah memberiku partner terbaik untuk bisa mewujudkan mimpi ini. Suamiku. :) Insya Allah. Aku pernah bilang padanya, bahwa aku pernah ingin mendirikan rumah tahfizh. Alhamdulillah... Itu menjadi mimpi kami bersama saat ini. Dimulai dari diri sendiri. Merutinkan hafalan Qur'an. Dan yang terpenting mengamalkan isinya. Semoga Allah berkenan memberikan keistiqamahan bagi kami untuk mewujudkannya. Hingga Al-Qur'an tak hanya dekat, namun ia menjadi ruh bagi kami untuk menuju keridhaanNya. Insya Allah. 


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-


Jumat, 21 Desember 2012

1 Desember 2012

Udah lama ga ngupdate isi blog. Mari kita perbaharui!! :)

Dan langkah-langkah itu dimulai sejak tanggal 1 Desember 2012..

1 Desember 2012
Alhamdulillah.. Hari itu datang juga.. Hari dimana mitsaqan ghaliza terucap, saat komitmen dipersaksikan di hadapan Allah.. Saat bulan sabit agama itu telah berhimpun menjadi purnama..

Tak ada sesuatupun yang luput dari kehendakNya. Itu yang kuyakini. Hingga tanggal ini pun, aku yakin, pasti inilah waktu yang terbaik yang Ia berikan. Sama seperti ajal, yang tak bisa disegerakan, atau diperlambat.. Semua sudah ada waktunya..

H-7, masih biasa aja... yang heboh malah orang-orang di sekitarku.. Aku sih masih nyantai aja... Serasa seperti tidak ada apa-apa aja.. Begitupun selanjutnya, hingga H-1.. tapi H-1 pun masih tenang aja, sekitar 12 jam sebelumnya, baru mulai kerasa situasi yang undefined.. Tiba-tiba air mata datang tanpa diundang.. Aina yang liat jadi ikut bingung.. hehe.. Bisa dibilang, malam sebelum tanggal 1 aku nyaris tidak tidur. Baru tidur sekitar jam 1 dini hari, terbangun di jam 2.30. Qiyamullail dan tak tidur lagi... Lisan diam, namun hati terus menyenandungkan dzikir saja padaNya.. Ah.. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah... 

Hari H.. kepasrahan yang memuncak.. Hanya mampu berikhtiar semampunya saja... Biar Allah yang menentukan takdir terbaikNya hari itu..

Saat mitsaqan ghaliza itu terucap... Kelegaan dan keharuan luar biasa pun menyeruak.. hanya Allah yang tahu bagaimana isi hatiku saat itu.. nano-nano.. :)

Langkah-langkah itu pun dimulai sejak saat itu.. Langkah-langkah apa? langkah-langkah menuju surga.. Menuju keridhaan Allah.. Yah, sebenernya memang sudah dimulai jauh sebelum tanggal 1 Desember 2012 sih.. Tapi, bagiku, setelah 1 Desember 2012, aku memiliki percepatan langkah menuju surga, insya Allah..


Karena dari dulu, yang utama hanyalah ia yang cita dan cintanya adalah surga
Memiliki visi surga dalam benak
Yang misinya terbentang jelas dalam pandangan dan amal nyata
Hingga keridhaanNya dapat diraih
Hm.. Jika sudah begini, bahagia mana lagi yang akan dicari?
Fasyhad ya Rabb..

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Kamis, 29 November 2012

Al-Hadid, I Love It


Mau bercerita tentang salah satu surat yang kusuka. Al-Hadid. 

Sebenarnya, semua surat di Al-Qur'an aku suka. Yaiyalah, masa surat cintaNya tidak kita sukai. Namun, Al-Hadid ini punya sejarah bersamaku. Halah...

Aku tidak ingat persis, mulai kapan aku menyukai surat ini. Sejak SMA benih cintaku pada Al-Hadid memang sudah ada (berasa apa gitu ya...). Saat ada kumpul akhwat, waktu aku ditembak buat ngasih tausiyah, yang aku ingat saat itu aku membahas Al-Hadid ayat 4. Wa huwa ma'akum aina maa kuntum. Salah satu part Al-Hadid yang paling kusuka. 

Ketika kuliah, ada satu momen yang membuatku jatuh cinta lagi pada bagian Al-Hadid yang lain. Al-Hadid 16. Saat di Salman. Mendengar seseorang yang sedang tilawah Al-Hadid. Lalu entah kenapa saat sampai di ayat 16, hatiku tergetar. Segera kubuka mushafku, dan melihat, ayat apa gerangan yang bisa membuat hatiku tergetar sedemikian rupa (hadeh...:)). Serasa ditegur secara langsung oleh Allah. Belum tibakah waktunya Rini... Ayat ini juga yang melatarbelakangi mottoku, Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu, Bergeraklah, karena diam berati kematian. Selanjutnya, jadilah surat Al-Hadid ini kuhafalkan..

Waktu berjalan... Al-Hadid semakin di hati.. Hehe.. Sampai-sampai bermimpi suatu saat aku mau kalau ntar nikah,calon suamiku tasmi' Al-Hadid.. Hadeh.. Padahal masih kuliah tingkat berapa ya? Lupa sih.. Tingkat 2 atau 3.. Yaa tapi kan punya mimpi boleh aja.. Cuma Nisaul yang tau mimpiku ini.. Sampai kalo ke nikahan seseorang bareng Nisaul, Saul selalu bilang, "Al-Hadid Rini... Al-Hadid... :)"

Oke. Mimpiku itu timbul tenggelam seiring perjalananku.. Bahkan pernah tak terlintas lagi dalam "List Mimpi Rini Inggriani". Haha... Namun begitu, tetap kok, Al-Hadid selalu di hati.. Ditambah surat-surat yang lain tentunya... 

2012..
Nah, kalau tahun ini, aku lebih memaknai kembali Al-Hadid 22-23.. Memahamkan diri mengenai takdir yang semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh.. Tak ada yang luput dari ketetapanNya.. Dan tahun ini pula... Mimpiku Al-Hadid mulai berhamburan kembali... Dan, insya Allah... Akan terwujud.. :)

-Bersegeralah, karena watu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-



Insya Allah

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah” dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”. ( Al-Kahfi 23-24).

gambar unik dari sahabatasramaui.wordpress.com


Dua hari ini, sepertinya temaku adalah memahami kembali kata "Insya Allah". Allah hendak mengingatkan kembali, bahwa kata "insya Allah" itu tak hanya sekedar kata-kata biasa saja. 

Kemarin, aku pergi ke tempat penjahit untuk mengambil baju adikku yang tadinya dijanjikan dapat selesai tanggal 25 November. Begitu aku dan ibuku kesana, ternyata baju adikku belum diberi kancing. Alias belum selesai. Baiklah, awalnya, kutanya, kalau nanti malam bisa selesai tidak, namun kata beliau, tidak bisa. Dan beliau bilang, besok pagi aja. Akhirnya kami pulang tanpa membawa baju barbie itu. Hehe.. Bajunya cantik sih.. pinky banget.. Jadilah kusebut baju barbie.. :)

Nah, di tengah-tengah menanti baju barbie itu terpasang kancing, sorenya menjelang maghrib, aku mengingatkan seseorang untuk tidak lupa menambahkan kata Insya Allah dalam kalimatnya. (kalimat ini sebenernya intermezzo dari cerita si baju barbie :p)

Hari ini, sekitar pukul 11an, aku dan ibuku kembali ke penjahit untuk mengambil baju barbie tersebut. Kan beliau bilang kemarin bisa diambil pagi. Setelah sampai sana... Taraaa!!! Kulihat si baju barbie itu belum terpasang kancing juga. Haha. Gubrak.com ini mah.. Ibuku sampai geleng-geleng aja lihat baju itu belum berkancing. Dan ibu penjahitnya bilang belum sempetlah, karena semalem buat pola, dlll dan akhirnya sampai pada kesimpulan, ntar aja diambilnya jam 2an. Baiklah.. (lagi).. Kami pulang ibu penjahit.. dan tanpa baju barbie lagi..

Sekitar pukul 13. 30, gerimis mulai turun. Aku bilang pada ibuku, mau ambil baju lagi ga jam 2. Tapi ibuku bilang, nanti aja, ntar belum berkancing lagi. Hehe. Yap! Karena hujan makin menderas, ya memang jadi ga berniat untuk keluar rumah juga sih.. Pukul 16 baru ke penjahit lagi. Alhamdulillaah.. Kali ini si baju barbie sudah terpasang kancing. Ibu penjahitnya ga bilang insya Allah sih dalam kalimat janjinya.. Hehe... Tapi... Jadi belajarlah yaa... Meskipun harus bolak-balik ke penjahit.. Insya Allah ada hikmahnya juga.. :)

Insya Allah.. 
Subhanallah... Kata "Insya Allah" itu benar-benar bermakna yang luar biasa.. Tak hanya karena ia tertulis dalam kalamNya saja, namun ia juga bisa menjaga diri kita agar tidak tergolong pada orang yang  ingkar janji. Kenapa? Ketika kita berjanji, dan menyertakan kata "Insya Allah" dalam kalimat janji kita, maka ketika kita tidak dapat menepati janjinya karena lupa atau ada uzur sehingga tidak dapat memenuhi janjinya, maka ia tidak tergolong dalam orang yang ingkar janji. 

Insya Allah, jika Allah menghendaki..
Bagiku, kata Insya Allah, merupakan bagian dari keimanan diri..
Karena ketika seseorang mengatakan insya Allah, maka ia sesungguhnya telah menyerahkan segala urusannya pada Allah saja. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di waktu yang akan datang. Bahkan 5 menit yang akan datang sekalipun, apalagi esok hari, pekan depan,atau bulan depan. Itulah mengapa, kita menyerahkan segala keterbatasan diri hanya pada Allah semata. Termasuk dalam pemenuhan janji. Yah, walaupun bukan berarti karena sudah bilang Insya Allah, maka kita tidak berikhtiar semampu kita untuk memenuhi janji kita. 

JIka kita lupa mengatakan insya Allah, maka hendaklah menambahkan kata insya Allah tersebut dalam janji kita saat teringat. Tak lebih sebagai bagian dari penjagaan diri kita, dan bagian dari keimanan kita tentunya. Ada peranan dan kekuasaan Allah dalam segala sesuatunya, termasuk dalam pemenuhan janji kita.

Subhanallah... Alhamdulillah.. 
Dari hal kecil saja, ternyata ada tarbiyah Allah disana.. Okay. Berarti tahfizh hari ini ditambah dengan Al-Kahfi 23-24 yap! Memang sungguh indah ya jika kita hidup di bawah naungan Al-Qur'an.. Padahal ini baru sedikiiiit saja... :') 

Tetap semangat untuk menjadi pribadi qur'ani wahai diri!! :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Rabu, 28 November 2012

Ajaib!



Do'a membuat hidup kita seperti memiliki keajaiban!
Yap! Sesuatu yang kita minta, kita inginkan, dapat terwujud dengan kekuatan do'a, jika memang itu yang Allah kehendakki. Meski tak selalu apa yang kita inginkan kita peroleh, namun Allah selalu mendengar do'a hamba-hambaNya. 
Kenapa do'a membuat hidup kita serasa ajaib? 
Karena dengan do'a, sesuatu yang terlihat begitu sulit dimata manusia, ternyata begitu mudahnya karena ada Yang Maha Memudahkan
Sesuatu yang terlihat tidak mungkin kita raih, ternyata dapat menjadi milik kita, karena ada Yang Maha Menentukan

Hidupku pun terasa penuh dengan keajaiban!
Nikmat yang begitu terasa hingga kadang begitu menyesali diri yang belum mampu bersyukur sepenuhnya.
Dipikir-pikir, dari sejak kecil hingga saat ini, hidupku ya ditopang oleh do'a


Do'a itu menembus batas antara makhluk dan Khaliq
Tak seperti manusia yang ketika banyak diminta lalu acuh
Asa-asa yang bergelora dalam diri terwujjud dalam bait do'a dan pinta
Ada saat seperti ketika kutitipkan selaksa rasa dalam bait pintaku padaNya
Saat itulah kutemukan keajaiban
Bagaimana makhluk yang penuh keterbatasan seperti kita mampu melalui tantangan di depan mata jika tak ada Dia yang Maha Melindungi? Itulah mengapa kita harus berbicara padaNya dalam lantunan do'a


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Sabtu, 24 November 2012

Sore Indah

Pulang kerja hari ini, menuju Salman.. Menuju lingkaran cahayaku bersama adik-adikku..
Kulangkahkan kaki keluar rumah sakit...
Hmm.. Gerimis.. Kurapatkan jaketku dan bergegas menuju angkot ke Salman.
"Ah, tak ada waktu untuk berlama-lama Rini, segera mengejar cinta...!!",bisikku pada diri sendiri. 

Sampai jalan Ganeca... Ternyata hujan masih membasahi bumi dengan tasbihnya... 
"Rain, it doesn't matter... Allaahumma shayyiban naafi'an.."
Beberapa kali di hari ini air langit bersentuhan dengan diri. Ini salah satu sukaku.. Terkadang, sengaja berjalan di tengah hujan, hanya agar diri ini tersadar kembali, bahwa hujan adalah cintaNya juga... 


Sampai juga di Salman, menemukan mereka yang sudah menanti dengan Al-Qur'an di tangan.. :)
Subhanallah... Satu lagi ucapku dalam hati, "Semoga Allah menjadikan kami pribadi yang senantiasa dekat dengan Al-Qur'an".

Ditemani dengan hujan yang kian menderas, kami berbagi segalanya.. Berbagi cita, cerita dan tentu saja cinta. Kurasa, hujan sore tadi itu menjadi saksi, bagi kami untuk selalu tetap dalam azzam menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Kembali pada ketaatan yang sempurna...
Kembali pada fithrah kebaikan yang Allah karuniakan..
Karena sungguh, Allah tak sedikitpun membutuhkan ketaatan kita sebagai hamba..
Hanya saja, jika kau tak taat,maka dengan apalagi engkau kan bersyukur? 


"Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu dia memberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. Sesungguhnya dia Maha mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu. Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; Kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar 7-9)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berati kematian-


Jumat, 23 November 2012

Just Share

Ah, tak pantas rasanya selalu mengeluh, jika setiap hari, begitu banyak limpahan karunia yang Ia berikan pada kita..

Sedikit bercerita tentang hariku tadi..
Jadi PJS pagi itu memang melelahkan... Banyak masalah, banyak pasien, banyak pendingan, dll, semua campur jadi satulah ya.. Saat itu aku mau shalat Dzuhur.. Kalau seperti ini kerasa banget kalau shalat itu memang rehatnya orang beriman.. Charger ruhiyah rutin minimal 5 kali sehari.. Benarlah saat Rasul berucap pada Bilal, "Arihnaa bish shalah... ".. Istirahatkan kami dengan shalat wahai Bilal... :) Karena memang rehat yang sesungguhnya hanya ketika diri menginjakkan kakinya di surgaNya kelak.

Karena ternyata tempat yang bisa dipakai untuk shalat di farmasi sedang tidak bisa dipakai, akhirnya aku menuju ke Basement 1, menuju mushala. Saat aku tiba di mushala, di depan pintu mushala ada seorang anak laki-laki kecil, berusia sekitar 2 tahun.. Ia sedang menangis saat itu... Baby sitternya sedang berusaha menenangkannya, sambil berkata, "Abang disini dulu, bunda lagi shalat..". Baby sitternya mennggendong adik si bocah itu juga.. Bocah lelaki itu masih saja menangis, mau menyusul bundanya... Baby sitternya sampai harus bersusah payah menenangkannya.. 

Kupandangi bocah itu.. Bocah tampan.. hehe..
Kuajaklah ia berbicara..
"Kenapa sayang?,kok nangis?"
"Bundanya lagi shalat dulu ya shalih... Abang tunggu disini dulu..."
Ia mulai memandangiku.. Mulai berhenti juga tangisnya..
Alhamdulillaah...
Lalu ia terduduk di lantai, dan mengajakku berbicara..
"Euh... euh... acii", sambil menunjuk sepatunya..
Meskipun aku ga ngerti, tapi.. sok tau dikit gpp lah ya.. hehe
"Oh, sepatunya abang bagus ya!"
"Eh, namanya siapa?", sambil aku menoleh pada baby sitternya..
Dan dijawab oleh baby sitternya, "Affan, Mbak.."
"Wah.. Abang Affan ya? Abang lagi nunggu bunda shalat ya? sini sama tante dulu ya.. "
Dan akhirnya aku menemani sebentar si Abang Affan itu untuk bermain sembari menanti bundanya.
Setelah ia tidak lagi menangis, kutinggalkan ia untuk segera shalat.

Tidak lama sih waktuku bersamanya.. Namun, cukup untuk mengobati dan merefresh kembali diri yang hampir di titik jenuh.. Hehe... Little angel! As always.. :)
Setelah shalat, tambah lagi suntikan cintaNya..

Hm.. Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadzdzibaan..

Yap! Terkadang ingin sekali mengeluh, mempertanyakan mengapa seperti ini atau itu, melihat yang lain begitu wah, atau apapunlah itu... Hingga tak sadar kita memupus kepekaan syukur kita pada Allah..
Padahal, setiap hari, kita bisa menangkap cinta dan nikmat yang bertaburan di sekeliling kita.. Jika kita mau..

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian- 


Rabu, 14 November 2012

Dua Surga di 101112

101112 memang sudah berlalu beberapa hari yang lalu. Seharusnya tulisan ini juga dibuat pada tanggal 101112. Tapi apa daya, paket internetan modemku habis.. Ups malah curhat.. Hehe..

101112. Tanggal cantik menurut orang-orang. Yah memang sih.. Makanya banyak sekali yang menggunakan tanggal tersebut untuk menikah. Biar mudah mengingatnya sepertinya. Tepat di hari itu juga adalah hari pahlawan.

Hm.. Setiap orang berhak memilih apa yang akan ia lakukan di tanggal cantik tersebut. Begitu pula dengan diriku. Sudah dari setahun lebih yang lalu aku merencanakan pencapaian di tanggal 101112 ini. Berkaitan dengan hafalan quranku. Persiapan untuk menuju hari itu pun kulakukan dari semenjak setahun yang lalu. Tak mudah memang menjaga komitmen tersebut. Hanya Allah saja yang masih berbaik hati menjaga diri ini agar tak pudar semangat untuk mendekatiNya melalui komitmenku ini. 

Saat 101112..
Ah.. Surga memang indah saudaraku...
Ini dunia, namun aku bisa melihat surga di hari itu
Di hari saat komitmenku diuji

Inilah surga itu..
Saat fokus dengan pertengahan surat 8..
Kulihat dua sosok malaikat kecil menghampiri dengan matanya yang jernih
Memandang dengan keingintahuan penuh...
Mulai mendekatiku..
Lisanku terus melantunkan ayat demi ayat yang tersisa..
Mereka terduduk dan memandangku.. Sesekali memintaku untuk mengikuti mereka..
"Jangan sekarang ya sayang..", ucapku lewat sorot mataku pada mereka..
Salah satu dari mereka menghambur ke pelukanku.. 
Hehe.. Rizki ga boleh ditolak..
Kupeluk erat ia.. sambil terus melantunkan Al-Anfal..
Dan di penghujung Al-Anfal, kusadari, bahwa malaikat kecil di pelukanku itu sudah tertidur...

Lanjut Ibrahim..
Ups.. Ternyata malaikat kecil satunya masih terjaga.. 
Ia, dengan bola matanya yang indah masih menatapku dengan tatapan yang penuh makna..
Sulit kuungkapkan rasanya ditatap sebegitu dalamnya oleh si kecil itu..
Kubalas kembali tatapannya..
Dan lagi, kukatakan kata-kata lewat sorot mataku saja.. 
"Sini, bantu amah menyelesaikan surat ini ya..." 
Dan.. Tersenyumlah ia dengan senyuman terindahnya...
Subhanallah... 

Dua surgaku di hari itu... di 101112..
Bersama dua malaikat kecil.. Satu surga dalam pelukan, dan surga lainnya adalah yang menatap penuh makna pada diri..
Di tengah langkah-langkah tertatih menuju surga yang dirindu, insya Allah..

Jika yang kusebut "surga" di dunia saja sudah begitu indah..
Apalagi surga yang Ia sediakan bagi hambaNya yang mencintaiNya..
Ah.. Pastilah indah tak terkira..


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Senin, 05 November 2012

It's Called Jannah

"Cita-citaku sederhana saja : Membangun surga dalam keseharian"


Surga..
Begitu mendengarkan kata itu saja, yang terbayang adalah keindahan yang tak bertepi
Kenikmatan yang jauh dari nikmat dunia yang fana
Balasan yang disediakan bagi orang-orang yang amalnya adalah amal yang terbaik.. Ahsanu 'Amala

-Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya, ada dua surga-

Surga..
Bagaimana mungkin kita disebut sebagai perindu surga,
Jika cara menujunya saja tak kita akrabi
Bagaimana mungkin kita disebut sebagai pemburu surga
Jika surga sendiri tak mampu kita mendefinisikannya
Karena sungguh, surga hanya mampu terdefinisi di hati para pejuangnya

-Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya-

Surga itu begitu lekat dalam pandangannya
Begitu dekat dalam setiap tarikan nafasnya
Cita dan cintanya adalah surga
Ghirahnya adalah ghirah perindu surga
Ah, bahkan seisi dunia pun cemburu padanya
Bagaimana mungkin ia mengacuhkan dunia yang menawarkan banyak kemegahan
Yang melenakan banyak manusia
Dengan sesuatu yang belum pernah ia lihat dan rasakan
Yang hanya ia ketahui dari kalamNya saja..

-Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga)-

Mengukir surga dalam benak
Menjadikan ia lekat di pandangan
Dekat... Dekat sekali di hati..
Sesederhana itu cita dan cintaku
Membangun surga dalam keseharian
Merindu surga hanya karena cinta
Memburu surga hanya karena cita
Cinta.. Cinta sekali padaMu ya Rabb..

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Rabu, 31 Oktober 2012

Maaf.. :)

Patah hati.
Begini ya rasanya patah hati.
Ah, rasanya lebih baik ia memarahiku -karena ia pantas marah-
Daripada mendiamkanku selama ini

Malamku tak tenang
Karena belum kudapat maaf darinya
Pesanku tak berbalas satupun
Hanya ingin mengatakan "maaf" 

Pagi datang, tak seindah biasanya
Padahal mentari menyapa dengan hangatnya
Namun belum mampu mengobati sakitku

Ah Allah.. Betapa inginnya aku berlari menujunya
dan memeluknya erat..
Mengucapkan beribu maaf hingga kudapatkan maaf darinya..
Ya Rabb.. Hanya Kau yang tahu betapa menyesalnya diri ini
Ketika ia terluka karena kelalaianku
Hanya satu hal yang kuminta Ya Rabb..
Sampaikan padanya bahwa cinta ini tetap ada untuknya.. 

NB : Tulisan ini untuk Rere.. Pas lagi galau menantimu.. Hehe..
Tapi Alhamdulillah.. sekarang kita udah baikan.. Udah ga patah hati lagi nih..
Semoga kejadian ini bisa jadi mutiara hikmah buat kita untuk menguatkan ukhuwwah kita kembali.. :)


 -Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selasa, 09 Oktober 2012

I.K.H.L.A.S

Kenapa yang namanya ikhlas itu sulit? 
Karena ia butuh kelapangan hati
Amal seorang yang ikhlas akan tetap sama, apakah ketika ia di atas, atau di bawah
Amalnya akan tetap berusaha memberi yang terbaik untuk Rabbnya

Kenapa ikhlas itu tak mudah?
Karena ia membutuhkan kerendahan jiwa
Tak mudah jatuh saat manusia mencela
Dan tak mudah meninggi karena puji hamba

Mengapa hanya sedikit orang yang ikhlas?
Karena iman itu mahal
Hanya orang dengan kualitas keimanan teruji saja yang mampu menembus keikhlasan
Saat iman dan aqidah tertanam kuat dan mengakar

Mengapa tak semua insan mampu membenamkan diri dengan keikhlasan?
Karena ikhlas adalah cinta
Sesempurna cinta seorang hamba pada Sang Khaliq
Cinta yang murni
Karena cinta harus diupayakan, maka begitupun keikhlasan
Ia haruslah diperjuangkan

"Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mu'min,  dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (At-Taubah : 105)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-



Kamis, 27 September 2012

Respon Time Utama



Respon Time. 
Sering sekali mendengar kata-kata itu setiap hari. Respon time pelayanan di luar standar atau masuk standar. Hm.. Bekerja di bidang pelayanan farmasi rumah sakit, salah satu parameter kualitas pelayanan diukur dari respon time kita dalam melayani order resep untuk pasien. Sudah ditentukan, respon time yang masuk standar sekian, sisanya adalah diluar standar. Jika respon time diluar standar melebihi jumlah resep dengan respon time masuk standar, berarti ada yang perlu dievaluasi dari sistem pelayanan di farmasi kami.

Karena respon time ini begitu penting, hampir setiap hari dibahas, kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan untuk menaikkan respon time pelayanan. Kalau udah bahas respon time.. Euh.. semua sepertinya dilakukan demi si respon time ini.

Namun, akhir-akhir ini aku jadi terfikir. Sebegitukah kita mengejar respon time?  Yah.. memang sih, respon time itu bisa menunjukkan kualitas kinerja kita. Tapi aku melihat dari sisi yang lain.. Sisi yang jauh lebih penting. Kalau ada respon time pelayanann, maka bagaimana dengan respon time kita dalam beribadah? Saat bekerja, biasanya peak hour kami saat pukul 11.00-13.00, waktu dimana pasien begitu banyak, dan antrian resep pun cukup panjang. Padahal, disana ada waktu shalat Dzuhur. Tak jarang waktu shalat pun jadi bergeser cukup jauh. Bukan di awal waktu, malah mungkin hampir di akhir waktu. 


Nalarku mengatakan, ada yang salah disini. Mengapa untuk respon time pelayanan kita bisa mengeluarkan segenap tenaga dan pikiran untuk meningkatkan kualitasnya, sementara respon time kita dalam memenuhi seruanNya justru malah tidak standar? Kita yang harus lebih cerdas memanfaatkan waktu dengan baik. Ada banyak cara bisa dilakukan untuk menjaga agar respon time shalat tetap bisa masuk standar, bukan? Hehe.. Bisa gantian dengan teman. Selama kita masih mau mempertahankan keimanan kita, selalu ada jalan dari Allah untuk kita. 

Gara-gara respon time ini, aku jad berfikir ke yang lain.  
Respon time adalah waktu kita dalam merespon atau memberikan tanggapan. Kalau di kerjaan, berarti sejauh mana kita merespon kebutuhan pasien. Kalau dengan Allah, hubungannya sejauh mana kita merespon setiap seruan yang berasal dariNya, seruan-seruan dakwah, atau kebaikan-kebaikan yang datang menghampiri. Respon time kita terhadap Allahlah yang utama, karena bukankah kita diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya saja? Namun manusia tetaplah manusia yang penuh dengan keterbatasan, kekhilafan. Bahkan tak jarang sama sekali tidak  mengingat untuk apa ia diciptakan. Karena dunia begitu melenakannya. Ah.. manusia.. 

Bagaimana mempertahankan keimanan di tengah gemerlap dunia yang menyilaukan, itulah peer kita.. Bagaimana membuat kita merespon setiap seruanNya dengan amal terbaik kita, itulah tugas kita.. Bagaimana membuat agar Allahlah yang utama dalam hidup kita, itulah hakikat kita hidup.. 

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadaNyalah kamu akan dikumpulkan.” (Al-Anfal : 24)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Rabu, 26 September 2012

Bahagia Untuknya

1 September yang lalu, saudariku menggenapkan setengah diennya..
Alhamdulillaah.. Nisaul saudari tercinta.. :*

1 September itu hari Sabtu, seharusnya aku masih masuk kerja. Tapi, apapun kulakukan demi menemanimu saudariku.. Hehe.. Jadilah aku tukar libur dengan temanku. Alhamdulillah, itu pun semata berkat pertolongan Allah saja. Aku bisa menghadiri pernikahan Saul dari akad sampai resepsi.

Sabtu pagi, aku sudah bersiap menuju Salman. Sebenarnya, dari malamnya aku udah tidak bisa tidur. (Lho, ini sebenernya yang mau nikah siapa, yang ga bisa tidur siapa.. Hehe..). Deg-degan dari semalam, dan tidak berhenti sampai aku tiba di Salman.

Memasuki ruang utama masjid Salman..

Yah.. Belum terlalu telat.. Saat aku tiba, sedang pembacaan ayat suci Al-Qur'an.
Setelah selesai, Ndari menghampiriku dan berkata, "Rini mau ke Saul?', dan kujawablah iya. Akhirnya aku menuju tempat dimana Saul berada.

Memasuki tempat itu, mata kami sudah bertatapan saja.. Aku melihatnya..

Berjalan mendekatinya.. Dan segera kupeluk Saul dengan erat.. Setelah itu, aku menggenggam tangannya dengan erat.. Mencoba menyalurkan kekuatan pada saudari tercintaku ini.. Kami mendengarkan dengan baik setiap detik yang berlalu.. 

Saat  ijab qabul.. Ketika Hari menyelesaikan lafadz ijab qabul itu, yang mengalir deras justru air mataku.. Mengalir menganak sungai.. Alhamdulillaah... Barakallah saudariku.. Mitsaqan ghaliza itu telah terucap sudah.. Meski Saul tidak menangis sepertiku, namun aku tahu, ia lebih terharu daripadaku (yaiyalah, yang nikah siapa, hehehe... ), tapi takut make-up nya rusak ya say? Ups! :)

Oh iya, waktu ijab qabul, aku sempat merekamnya lho!! Masih ada rekamannya di hpku. Ntar kalo ketemu, aku kasih denger ya Ichaku.. :*

Saat Saul akan keluar menemui Hari, aku dan Juan menuju ruang utama Masjid Salman.. Disana ada Wafaa yang sudah datang.. Menangis lagi deh.. Hehe.. Padahal udah dimarahin Wafaa biar ga nangis.. Tapi tetep aja.. Akhirnya.. bantuan tissue pun datang.. Di tengah tangisku,aku sempat mengirim sms pada Retno yang ada di Jepang sana, untuk bilang, “No, Saul udah sah.. alhamdulillaah..”, namun smsku failed alias gagal.. hehe. 

Aku ingin mengabadikan momen indah saudariku ini, jadinya hari ini akupun bertekad untuk menjadi fotografer buat saudariku.. Amatir emang, cuma pakai kamera hp 5 MP.. Tapi ada yang ga bisa dibandingin dengan kamera tercanggih sekalipun.. Karena aku mengabadikan momen ini sepenuh hati dan dengan cinta yang besaaar..  Waktu sungkeman, aku maju meninggalkan Wafaa, ke depan biar lebih dekat ambil gambarnya.. Saingan juga sama si mas-mas fotografer yang lain..

Nah, ketika sedang mengambil gambar itu, tak terasa air mataku mengalir lagi, dan lagi.. Bukannya sibuk ambil gambar, malah sibuk menghapus air mataku yang tak mau berhenti.. Yaa.. Dapet sih gambarnya, meskipun ga banyak... Waktu balik lagi ke tempat Wafaa, lagi-lagi aku dimarahin Wafaa.. “Gimana sih? Jangan nangis terus Rini!! Ntar Nisaul sedih liat Rini nangis.. Jadi inget, dulu waktu Nono nikah, Saul yang ga berhenti nangis, sekarang pas Nisaul nikah, Rini yang nangisnya ga berhenti.. Asa dejavu tau..” 

“Rini kan bukan nangis sedih Wafaa...!! Tapi bahagia... Terharuuuu!”, jawabku. Dalam hati aku berkata, iya juga ya.. Dulu, waktu Nono nikah, Saul yang menangis terus, sekarang, Nisaul nikah, aku yang nangis terus. Ntar, kalo aku nikah, ada yang nangis terus gak ya? Haha.. Pikiran yang aneh.. Atau Nono aja? Jadi kaya lingkaran gitu No.. Wkwkwk.. 

Saat resepsi pun, aku menangis lagi.. Padahal udah berazzam tuh ga akan menangis lagi.. Eh, ternyata ketika selesai menyalami dan memeluk Nisaul, lagi dan lagi air mataku mengalir.. Wafaa udah siap-siap marahin aku lagi tuh.. Tapi tangisku kali ini ga berlangsung lama kok.. Udah puas..

Ah.. Ichaku..
Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khair..
Semoga Allah memberimu kekuatan ya Ichaku... Memberkahi setiap langkahmu kedepan.. Menaungimu dengan cintaNya yang sempurna... 

Jadi teringat kebersamaan dengan Nisaul.. Saudari seperjuangan yang begitu berharga.. 

Ada saat ketika kami kuliah dulu, kami punya program untuk membaca buku Tazkiyatun Nafs-nya Said Hawwa. Setelah membaca buku tersebut, kami mendadak menjadi pendiam untuk beberapa waktu. Efek dari buku.. Tapi, kesininya, kami kembali dengan pribadi sanguinis.. Mungkin episode itu memang perlu diulang ya Ichaku.. :*

Saat Nisaul sedang mengerjakan tugasnya di tangga masjid Salman, dan aku menemaninya, niatnya sih mau bantuin, tapi karena aku ga ngerti, bantuin nemenin aja.. Karena kedekatanku dengan Saul, sampai-sampai ada yang mengira kalau aku ini jurusan Teknik Lingkungan seperti Saul.. 

Ingat Nisaul, ingat “bola pejal” saat daurah dulu.. 

Ingat Nisaul, ingat bagaimana sore kami dilalui dengan berjalan menyusuri Salman lalu menuju Gelap Nyawang dengan bergandengan tangan..Indah sekali.. 

Ingat Nisaul, ingat bagaimana juga menyusuri kampus dari gerbang belakang hingga berakhir di Salman saat kami selesai menghadiri walimah teman kami awal tahun ini.. 

Ingat Nisaul, ingat mimpi-mimpi kami dulu.. Random, namun itulah yang mengisi kebersamaan kami.. Mimpi yang menjiwai ukhuwwah ini.. Ada mimpiku yang hanya ia saja yang tahu.. Al-Hadid mode : on.. Inget ini Cha? :)

Ingat  Nisaul, ingat do’a-do’aku untuknya.. Berdo’a untuknya agar ia segera dipertemukan dengan mujahid yang kelak kan menemani langkahnya ke surga.. Dan kini aku tahu siapa mujahid itu.. Udah kukasih wejangan juga Hari..  

Ingat Nisaul, pasti ingat juga sama Retno alias mbak Ami.. :)
Nisaul, Mbak Ami, aku.. Kayanya aku yang paling nyeleneh diantara kami bertiga.. 

Subhanallah.. Allah mempertemukan kami lewat skenario terbaikNya..
Menakdirkan kami untuk saling mengisi.. Semoga Allah berkenan mengekalkan ukhuwwah ini hingga ke JannahNya.. Aamiin ya Rabb..
Barakallah ichaku.. :*






-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..