Rabu, 28 Mei 2014

Big Decision

Setiap keputusan yang diambil, pasti ada resikonya bukan? Kalimat ini sudah sangat sering kita dengar. Salah satu keputusan terbesar adalah ketika memutuskan tidak bekerja lagi, karena kondisi pekerjaan yang sudah tidak memungkinkan saat memiliki newborn baby. Kalau pernah baca tentang SAHM atau Stay at Home Mom dan WM atau Working Mom di salah satu grup diskusi, memang tidak pernah ada habisnya. Bahkan ada juga yang sampai membanggakan kondisinya dan merendahkan yang lain, atau sebaliknya, masing-masing pihak "iri" dengan kondisi pihak yang lain. Yah... kurasa memang bukan untuk diperdebatkan kok. Karena setiap orang punya kondisi yang berbeda-beda. Tapi aku yakin, bahwa setiap ibu, pada hakikatnya ingin lebih banyak bersama anaknya. Ingin melihat perkembangan anak dari waktu ke waktu. Tapi tidak semua bisa seperti itu. Ada yang membuat seorang ibu juga harus berjuang diluar sana. Misal, adakalanya seorang ibu masih memiliki tanggungan yang mengharuskan ia bekerja. Bisa jadi itu adiknya, orangtuanya, atau keluarga besarnya, atau mungkin juga suaminya yang masih punya tanggungan itu. Sehingga ia harus membantu suaminya untuk bekerja. Atau ibu-ibu yang ditinggal oleh suaminya. Praktis, ia harus bekerja untuk menghidupi diri dan keluarganya. Ada lagi alasan lain yang dikemukakan saat seorang ibu bekerja. Sayang dengan pendidikan yang tinggi, untuk aktualusasi diri, tetap ingin mandiri secara finansial, atau sebagai "me time" yang ia miliki. Oh, ada lagi yang bisa jadi alasan seseorang menjadi working mom. Saat sebenarnya seseorang ingin menjadi SAHM, namun lingkungan tidak memperbolehkannya. Hehe... itu banyak juga lho... :D

Sekarang tentang SAHM. Banyak juga alasan yang dikemukakan saat memilih untuk menjadi SAHM. Bisa jadi karena memang ingin melihat perkembangan anak secara langsung, ingin mengasuh anak sendiri, tidak dibolehkan suami bekerja, atau tidak percaya pada orang lain untuk mengasuh anak, karen  berita yang beredar saat ini menyeramkan sekali.. hehehe....

Saat aku memilih untuk menjadi SAHM terlebih dahulu saat ini, reaksi lingkungan sudah bisa ditebak. Banyak yang tidak setuju. Ada yang bilang, anak kan ga selamanya kecil... nanti kalau anak udah punya kesibukan sendiri, kita ngapain? Hehe... iya sih... Tapi kalau aku mikirnya, justru karena anak ga selamanya kecil, jadi memang memanfaatkan kesempatan itu.. Ada juga yang bilang, sayang, kuliah capek-capek tapi ujungnya ga kerja... Atau, akhawat sekarang harus bekerja, biar bisa mandiri..

Setiap keputusan pasti ada konsekuensinya. Dan lingkungan biasanya akan tetap saja ada yang berkomentar negatif terhadap keputusan kita, apapun keputusannya. Meskipun SAHM, aku tetap ingin mandiri secara finansial. Yah, karena satu dan lain hal... Tapi ga menutup kemungkinan kalau suatu saat aku bekerja kembali. Who knows... Kita ga pernah tahu masa depan kita seperti apa. Yang kita bisa lakukan adalah berikhtiar yang terbaik dengan kondisi  yang kita hadapi saat ini. Sebaik mungkin.

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..