Senin, 26 Januari 2015

Edisi Rakyat Jelita

Ini tentang kisah seorang rakyat jelita dan putri raja.

Si rakyat ini enggan menyebut dirinya rakyat jelata. Akhirnya ia menyebut dirinya rakyat jelita. Hehe...

Sebenarnya ini bermula dari obrolan kesana kemari yang berakhir dengan analogi rakyat jelita dan putri raja.

Lalu, aku cerita pada abang, kalau aku ini adalah rakyat jelita. Dan abang lalu berkata, "Kalau gitu, abang adalah rakyat jenaka. Yang bisa tetap tersenyum dan tertawa saat kesulitan. Dan yang menemani si rakyat jelita melalui hari-harinya."

Gubrak.com.
Baiklah...
Tapi makin kesini, si rakyat jelita ini berpikir bahwa ia lebih cocok menjadi rakyat jelantah. Wkwkwk... Karena ia tak merasa jelita 1cm pun. Hahaha... Meskipun sang rakyat jenaka pasti akan bilang bahwa si rakyat jelita memang jelita.

#apaansihini

Inilah yang harus disyukuri. Punya suami, yang selalu bisa mengukir senyum di wajah. Dan terbukti memang jenaka.

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..