Kamis, 12 Januari 2012

Puncak Emosi

Seperti adegan di sinetron-sinetron, kemarin aku berlari menuju toilet dan menangis di dalamnya untuk sekian lama. Pfufh.. entahlah, sepertinya memang 2-3 hari kemarin emosiku begitu tertahan, namun perlahan-lahan ia menjadi tumpukan energi yang siap meledak kapanpun. Dan kemarin sianglah waktu untuk meledaknya. 

Begitu keluar dari ruangan atasanku, air mata itu begitu deras mengalir.. tak mampu kubendung..
Merasa sendiri, lelah, dipojokkan, dan lainnya..

Paginya, aku sudah cukup labil. Di ruangan kami, ada lampu yang mati. Akhirnya kami panggil maintenance untuk memperbaikinya. Aku bertanya pada teknisinya, "Kalau hati dan pikiran lagi rusak, bisa ke maintenance juga ga Pak?". Aneh. Jawabnya, "Kalau hatinya rusak, bisa bener cuma sama hati lagi". hehe.. Dipikir-pikir, bener juga, hati yang bisa menyembuhkan itu hati yang selalu mengingat Rabbnya, sehingga hati tersebeut menjadi tenteram. 


Sungguh ya Rabb, hanya karena keterbatasanku saja aku tak dapat mengendalikan diri.. air mata itu begitu saja mengalir, dan hingga kini, luka itupun belum berangsur-angsur membaik. 
Rabbi,, aku memang tak sekuat bunda Khadijah yang mampu memikul beban dakwah yang sarat ujian..
Kesabaranku masih saja berbatas.. Tak seperti Fatimah binti Rasulullah... 
Ketegaranku begitu lemah, belum dapat setegar Asma' binti Abu Bakar...
Bantu aku meneladani mereka ya Rabb... 
Ini do'aku malam ini...


-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..