Minggu, 28 Desember 2014

JODOH Hari 62

��Faidah Hadits ke 62 ��

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد.

: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

��Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bukanlah orang yang kuat itu yang menang dalam gulat, sesungguhnya orang yang kuat itu yang mampu menahan nafsu amarahnya”. (Hadits sahih riwayat Ahmad)

��Penjelasan hadits

��Amarah adalah suatu gejolak jiwa pada diri manusia yang terkadang sulit dikendalikan atau dibendung, bisa jadi ketika seseorang marah terlontar dari lisannya kata-kata yang tidak pantas, atau bahkan berbuat sesuatu yang membahayakan orang lain, bisa juga terjadi kekacauan dan keributan antara orang banyak disebabkan amarah yang tidak mampu dibendung, hal ini dikaranakan sulitnya menahan diri dari pengaruh amarah, kecuali orang-orang yang diberi taufiq dan kemudahan oleh Allah untuk menahan dan mengendalikan amarahnya.

��Karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita suatu bentuk kekuatan jiwa yang luar biasa , yang mana barangsiapa memiliki kekuatan ini lebih layak diberi sifat "kuat" daripada orang yang pintar bergulat atau berkelahi yang mudah menjatuhkan lawannya dengan mudah, kekuatan ini adalah kekuatan menahan dan mengendalikan amarah, itulah kekuatan batin yang perlu dimiliki setiap manusia selain kekuatan lahiriah.

��Karena banyak manusia yang fisiknya kuat namun ketika ditimpa amarah, tidak bisa mengendalikan dirinya, sehingga banyak merugikan orang lain bahkan merugikan dirinya sendiri.
Hal ini semakna dengan firman Allah subahanahu wa ta'ala dalam surat ali imran ayat 134 ketika menjelaskan sifat-sifat orang-orang yang bertaqwa :

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

��Dalam suatu hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita salah satu cara dalam menahan amarah yaitu dengan berwudhu, karena asal amarah adalah dari syetan sedangkan syetan terbuat dari api, maka api akan padam dengan air.

��Dalam hadits lain juga diajarkan cara lain menahan amarah, yaitu ketika sedang berdiri maka hendaklah duduk, dan ketika duduk maka hendaklah berbaring.
Hal ini dikarenakan pentingnya salah satu akhlaq terpuji ini yaitu menahan amarah, sehingga dalam suatu hadits Abu hurairah, ada seorang sahabat yang meminta wasiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam , maka beliau mengatakan kepadanya sebanyak 3 kali :
لا تغضب
"Janganlah kamu marah"

Semoga Allah senantiasa membimbing dan memudahkan kita dalam melatih akhlaq yang baik ini,
Wallahu ta'ala a'lam
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

Akhmad Fahrisan - Mahasiswa UIM semester akhir Fakultas Hadist

@Program Jodoh

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..