Kamis, 18 Juni 2015

JODOH Hari 117

�� PROGRAM Just One Day One Hadith ��
Selasa,  06 Ramadhan 1436 H / 23 Juni 2015
�� Ustadz Ridwan Arifin Lc
�� Faidah Hadits 117|Bersedekah, Memberi Maaf dan Tawadhu

-----------------------------
��Faidah Hadits ke 117 ��

ﺑﺴﻢ الله .

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعد:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما نقُصتْ صدقةٌ من مالٍ وما زاد اللهُ عبدًا بعفوٍ إلَّا عزًّا . وما تواضَع أحدٌ للهِ إلَّا رفعه اللهُ. أخرجه مسلم  ٢٥٨٨، والترمذي ٢٠٢٩.

Allah Ta'ala berfirman :

(وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ)

"... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
[Qs. Al-Baqarah : 216]

Meski ayat diatas bercerita tentang jihad berperang di jalan Allah, namun cakupan maknanya lebih luas dari sekedar perang. Dan sama seperti perang yang dibenci oleh nafsu karena merenggut nyawa dan kehidupan seseorang, begitu pula yang terjadi dengan bersedekah, memberikan maaf, dan bersikap tawadhu.

Harta yang disedekahkan tidaklah mengurangi harta yang dimiliki oleh seseorang karena pada hakekatnya ia sedang melaksanakan suatu ibadah yang mulia nan penuh faidah bagi dirinya kelak di akhirat. Allah Ta'ala berfirman :

(مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ)

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
[Qs. Al-Baqarah : 261]

Dan perhatikan kerugian yang dialami oleh seseorang yang menyia-nyiakan amalan yang mulia ini dalam firman Allah Ta'ala :

(وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ)

"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
[Qs. Al-Munafiqun : 10]

Begitu pula dengan memberi maaf. Tidak sedikit yang memandangnya sebagai suatu tanda kelemahan diri seseorang. Namun, itu semua hanyalah bisikan setan karena Allah menganjurkan untuk memberikan maaf kepada siapapun yang melakukan kesalahan. Allah Ta'ala berfirman :

(فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ )

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu."
[Surat Ali Imran 159]

Dengan memberi maaf, maka akan tampaklah kemuliaan jiwa seseorang karena dia lebih mengedepankan hukum Allah dan Rasul-Nya ketimbang hawa nafsunya yang berhasrat ingin membalas.

Hal yang sama juga terjadi dengan sikap tawadhu. Suatu sikap mulia yang diajarkan oleh Nabi ﷺ . Sikap ini merupakan sikap pertengahan antara sombong dan menghinakan diri. Seseorang yang bersikap tawadhu, maka ia akan menjauh dari nafsu untuk selalu menjadi yang terdepan, atau membanggakan harta dan  kedudukan agar mendapat pujian serta penghormatan lebih dari orang lain. Ia berusaha menyembunyikan hal-hal yang berpotensi munculnya sifat sombong dalam dirinya dari penglihatan manusia, seperti harta, kedudukan, dsb. Oleh karenanya, pantas bila Allah mengangkat kedudukannya disisi-Nya.

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita agar bisa bersedekah, memberikan maaf, dan bersikap tawadhu.

اللهم أصلح لنا شأننا كله ولا تكلنا إلى أنفسنا طرفة عين.
والله تعالى أعلم.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

✒ Ustadz Ridwan Arifin Lc
@Program JODOH
-----------------------------
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui WhatsApp �� berikut : +6281808194040

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, dll. Jika menemukan kesalahan, segera hubungi kami.

-Bersegeralah, karena waktu takkan nenantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..