Senin, 24 Februari 2014

Welcome to The World

Lanjut dari pemeriksaan tanggal 13 Januari 2014. Itu hari Senin. Sudah bukaan tiga. Keesokan harinya, pagi aku jalan pagi, semakin cepat,untuk merangsang kontraksi. Aku jalan cukup lama. Tapi, kontraksi belum intens. Masih sesekali. Ayah kopo sudah menyuruh kami untuk ke rumah sakit. Bahkan sejak tahu kemarin sudah bukaan 3, ayah bilang, ga usah pulang dari RS. Tapi  jarak dari bukaan satu ke bukaan berikutnya kalau di bawah bukaan 5 kan masih sulit diprediksi, jadi ya bisa cepet atau lambat. Aku dan abang  bingung, ke rs apa ga.. Habis kan kontraksinya juga belum kuat. Yaudah nunggu aja. Sambil terus ngajak ngobrol dede dalem rahim. Pas maghrib, abang ke masjid. Aku ke kamar mandi buat wudhu. Ternyata keluar darah. Wah..Yang kubaca,kalo keluar darah itu berarti tanda persalinan makin dekat. Langsung bilang ke ibu. Tak lama, hujan tuun cukup deras. Wah ini mah si abang ketahan di masjid kalau gini. Menenangkan diri sambil shalat Maghrib. Begitu abang pulang, aku bilang, kalau keluar darah. Abang langsung mengajakku ke KUAI. Tapi kubilang kalau mending ke bidan deket rumah dulu aja, buat periksa bukaan . Soalnya ujan juga…. 
Akhirnya ke bidan deket rumah. Ternyata masih bukaan 3 tebal. Yaudah, kami menunggu lagi di rumah. 

Rabu. 15 Januari 2014. Abang tadinya ga akan ke kantor. Khawatir aku udah maju bukaannya dan mules-mules. Tapi, kubilang untuk ke kantor aja, nanti kalo ada apa-apa aku hubungi abang. Akhirnya abang ke kantor, dan bilang akan pulang lebih awal. Pagi itu aku jalan cukup jauh. Lalu sempet jongkok berdiri beberapa kali. Sampai mules. Hehehe.. Sebenernya sudah dari bebeerapa waktu lalu aku jongkok berdiri. Ya.. buat induksi alami.  Ternyata abang pulang cepat hari itu. Karena disuruh atasannya pulang cepat. Soalnya tau, istrinya udah bukaan tiga. Abang bilang, besok juga gapapa abang ga masuk kantor. Kubilang ga usah. Tapi ternyata memang besok abang ga ke kantor, karena aku lahiran keesokan harinya.

Dari jam dua siang hari itu, aku sudah mulai merasakan mules yang cukup teratur. Meskipun memang belum teerlalu sering. Mulai jam empat, sudah mulai cukup sering. Tapi aku belum bilang ke abang. Begitu menjelang Maghrib, mules sudah mulai 10 menit sekali, meskipun belum terlalu kuat banget, tapi feeling aku bilang, ini sih udah lebih kuat dari sebelumnya. Udah berasa bakal lahiran. Bilang ke abang, dan saat itu juga abang bilang ke KUAI aja. Bertiga, sama ibu, naik taksi ke KUAI, sambil terus menghitung berapa kali kontraksi dalam hitungan menit. Sampai di KUAI, dicek oleh bidan jaga. Ternyata masih bukaan 3 ke 4. Hehe… Setelah konsul sama dr.Delle, akhirnya aku disuruh observasi dulu. Karena masih bukaan 3 ke 4, ibu pulang lagi, setelah dijemput ayah. Ayah kopo juga datang sama Nadia, setelah itu pulang lagi. Di klinik, aku jalan-jalan untuk mempercepat bukaan. Jam 10 malam dicek bukaan, sudah maju. Bukaan 4 ke 5. Aku sudah tidak jalan-jalan lagi, sudah istirahat di ruang obsrvasi. Setiap dua jam sekali, denyut jantung janin diperiksa. Sekitar jam 11, abang beli nasi goreng. Kami makanlah berdua. Hehe…  Setelah itu, aku mencoba untuk tidur. Kontraksi mulai sering datang. Beegitu jam 12 malam, wuiiih… kontraksi udah mulai lima menit sekali, dan cukup kuat. Semakin bertambah jamnya, kontraksi semakin kuat. Aku bolak-balik ke kamar mandi. Abang jadi ga bisa tidur juga, karena aku bolak balik ke kamar mandi, dan mulai sakit menahan kontraksi. Abang terus menguatkan aku. Begitu jam 3 pagi, diperiksa bukaan lagi oleh bidan. Tahukah?? Ternyata masih bukaan 4 ke 5. Aku hampir putus asa. Aku bilang sama abang, udah mules gini, tapi bukaan belum nambah juga, sambil menangis. Abang memintaku untuk bersabar dulu. Hiks… Begitu abang shalat subuh di mushala, aku diperiksa bukaan, karena mules sudah kuat sekali, ternyata bukaan 6. Aku langsung ganti baju, dan masuk ke ruang bersalin. Abang selesai shalat subuh, lalu segera ada disampingku.Aku terus memegangi tangan abang, sambil menahan sakit. Abang terus memanduku untuk tarik nafas panjang saat kontraksi datang. Biar aku ga kepengen ngeden. Aku diminta berbaring menyamping, sambil tetap memegangi tangan abang.  Dari bukaan 6, begitu cepat ke bukaan 8 dan ke bukaan lengkap. Ternyata, bayi kami agak lama untuk sampai ke dasar panggul. Sebab lingkar kepala yang besar, dan juga berat badan yang lumayan besar. Dan panggulku pas-pasan. Itu kata dr.Delle saat seminggu kontrol pasca melahirkan. Berkali-kali mengeden, agar kepala turun ke dasar panggul. Setiap kali ngeden, abang pasti jadi korban. Bagian kiri tubuh abang sudah habis aku cengkram kuat-kuat. Alu sempat susah bernafas, sehingga perlu dibantu selang oksigen. Karena aku sulit bernafas, maka detak jantung janin pun memburuk, makanya dibantu selang oksigen. Aku sudah hampir kehabisan tenaga. Nafas pun sudah hampir hilang timbul. Hehe.. Dramatis. Tapi abang tetap menyemangatiku, menguatkanku. Dan Alhamdulillah, pukul 06.50 WIB, anak kami lahir. Aku sudah lega sekali. Hingga saat dokter menjahitpun, sudah tidak berasa. Aku dan abang menangis. Alhamdulillah… Tapi, karena kelamaan di jalan lahir, ada cairan ketuban yang terminum oleh anak kami, sehingga harus diobservasi dan diberi antibiotik.

Ternyata anak kami memang  ingin lahir di tanggal 16. Sama kaya abi umminya. Hehehe… 16 Januari 2014. Berat badan 3,6 kg dan panjang 50 cm. Satu hal yang kucatat dari ruang persalinan adalah, aku bersyukur dikarunia suami yang begitu hebat. J

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-

-Bergeraklah, karena diam berarti kematian- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..