Kamis, 26 Maret 2015

Bahagia Itu Milik Kita

Semalam, setelah Umar tertidur, aku mulai membereskan rumah sedikit, lalu memasak makan malam. Buat yang simple aja. Nasi goreng. Pasalnya, kami belum ke pasar, sehingga tidak ada stock lauk saat itu, kecuali telur dan tahu. Hehe.... :) Saat itu abang belum pulang. Hingga aku selesai membuat nasi goreng, lalu menyimpannya, abang baru pulang.

Saat abang pulang, abang bilang, "Masih ada lauk, kita, say?"

"Wkwkwk... ya ga lah bang... kita kan belum ke pasar... hehe..."

"Jadi mau buat apa kita? Scramble egg?"

"Ga ada susunya... hehe..."

Aku tersenyum geli aja... hehe.. Lalu aku ke dapur dan mengambil nasi goreng yang sudah kuletakkan di piring..

"Waah... ternyata udah masak ya... "

"Hehe..."

Setelah makan, aku berkata sama abang, "Sebenernya Rini pengen banget kalo setiap hari kaya gini... Abang pulang, Rini udah masak dan kita bisa langsung makan... Hehe.... jadi abang pulang teh udah, taraaaa... hehe.... tapi yaa ga selalu bisa... "

"Itu cuma ada di sinetron, say... yang lancar-lancar gitu..."

"Iya juga ya...Sama aja kali kaya di medsos... misal instagram... yang sering diupload pasti moment yang lagi happy-happy aja... Atau momen yang bagus-bagus aja... "

"Iya... kita ga pernah tau sebenernya bagaimana setiap orang menjalani kehidupannya..."

Yap..
Jadi tersadar... seringkali kita terpesona oleh gambar-gambar di media sosial seseorang. Kita menganggap hidupnya sempurna karena foto yang ia upload... Semua begitu menyenangkan. Sampai mungkin kita berandai-andai, bagaimana kalau kita berada di tempatnya... rasanya mungkin enak dan keren... hehe...

Tapi, rumput tetangga memang selalu tampak lebih hijau, kawan... Apalagi dengan media sosial, yang menampilkan banyak gambar... seringkali ketika kita mengupload gambar, ada niatan-niatan lain bermunculan, bukan? Hehe... ada yang awalnya hanya ingin membagi ide kreatifitas, ada yang hanya sebagai kenangan agar mudah dicari saat perlu, ada yang ingin membangun citra diri, ada yang ingin agar orang menganggap keren, dan masih banyak niat lain. Kita tidak pernah tahu apa niat seseorang ketika mengupload gambar di media sosial, bukan? Nah, mirisnya, kadang orang lain menjadikan gambar-gambar tersebut sebagai patokan atau standar kebahagiaannya... padahal orang yang ia kira sempurna takkan mengupload gambar saat ia berada dalam kondisi terburuk, bukan?

Berhati-hatilah, kawan...
Saat media sosial membelenggumu dari kebahagiaan sesungguhnya...
Saat foto-foto fantastis orang lain mendiktemu tentang kebahagiaan yang mungkin semu...

You are about yourself...
That's enough.
Go get your own happiness...
And give thanks to Allah, for all He has given to you..
Alhamdulillaah...

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..