Senin, 18 Mei 2015

Lessons From Nikah Insight

Hari Sabtu yang lalu, Itsar mengadakan seminar Nikah Insight. Alhamdulillaah pesertanya banyak.. 184 orang.

Ada beberapa hal yang ingin kuceritakan disini. Bukan tentang seminarnya itu sendiri. Tapi soal mentalitas seorang kader ITSAR.

How?
Ada 3 hal yang kucatat dan kurekam baik-baik.

1. Sertifikat Nikah Insight
Sertifikat ini bukan sertifikat biasa. Bentuknya seperti undangan pernikahan. Ada nama peserta di kolom nama mempelai. Ini idenya Aldi. Katanya biar sertifikatnya ga mainstream. Idenya Aldi mungkin bagi sebagian orang nyeleneh. Tapi, kau tahu, ide ini diwujudkan oleh kreatifitas Prili dan Amhar sang desainer. Dan hasilnya, keren.

--> kader ITSAR itu sangat kreatif. Hal yang nyeleneh pun bisa diwujudkan. Dan tak ada yang menertawakan. Kreatifitas itu muncul, karena saat kami dibina dulu, kami diberi ruang untuk berkreasi sesuka kami. Tak ada kekangan atau larangan, jangan seperti ini, jangan seperti itu. Ide-ide kami tak pernah ditertawakan. Saat brainstorming, kami bisa mengeluarkan ide paling "gokil" sekalipun. Itu membuat kami merasa dihargai, dilibatkan, dan terlihat hingga saat ini, meskipun kami sudah bertahun-tahun lulus dari SMP, kreatifitas itu tetap ada. Kekinian.

Note: tentu saja kreatifitas yang tidak melanggar syariat, insyaallah.

2. Kader yang Siap Beramal
Pagi itu, panitia Nikah Insight sedang sibuk mempersiapkan goody bag. Iki yang datang sebagai peserta, langsung membantu panitia, begitu juga Mulki. Nida pun bantuin panitia jaga booth. Aku bilang pada Iki, kalau Iki peserta abal-abal. Habis jadi panitia juga. Lalu Iki berkata, "Yah, kan dari dulu juga gitu, Mi. Hehe.."

--> Mentalitas kader yang segera membantu saat panitia membutuhkan, padahal ia peserta, itu sangat mudah ditemukan di ITSAR. Mentalitas itu tidak terbangun dalam hitungan bulan. Tapi ia buah dari penempaan selama bertahun-tahun. Buah dari beramal bersama. Itu yang kami rasakan.

3. Kepanitian Nikah Insight
Perencanaan yang singkat, koordinasi yang hanya melalui whatsapp, ternyata mampu melahirkan sebuah amal. Alumni-alumni ITSAR yang sudah sulit turun ke lapangan, saat ada panggilan untuk membuat seminar, segera mengeksekusinya. Aku ingat bagaimana Aldi segera membuat grup panitia setelah obrolan kami di grup munakahat. Di grup munakahat, Aldi dengan "seenaknya" kami tunjuk sebagai ketua.. hehe... tapi Aldi ridho kok... wkwk... Aldi segera mengumpulkan panitia dalam grup whatsapp baru. Ada Kiki, Rahmi, Prili, Amhar, Sirin, Zevni, Tehnita dan kami. Aku salut dengan semuanya. Dari bentuk grup panitia di tanggal 19 April, dan acara 16 Mei. Kurang dari 1 bulan. Biidznillaah... :) Rahmi yang meski sedang internship di Bogor, habis-habisan jadi CP yang bolak-balik balas peserta. Sampai sang Samsung Tab nya nge hang. Hehe.. Prili yang di tengah kesibukannya, mengurus apa yang ia bisa, desain sertifikat, dll. Amhar, dengan poster yang wow, dan pada hari H, dengan Zevni bolak-balik menjadi logistik acara. Sirin dan Kiki pun sama. Udar ider aja hehe.. Zevni yang mendadak sambutan sebagai perwakilan LSM Itsar.

Aah... ternyata ya...
Bersyukur sekali pernah ditempa di tempat seperti ini. Belajar dari banyak saudara.

Teruslah bergerak, tak kenal henti.
Memberi kebermanfaatan untuk ummat.

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

2 komentar:

  1. iiih foto yang ada saya manaak

    BalasHapus
  2. Amhaar... udah kumasukin yaa... baru dapet dari mahasiswanya ka yahdi tea...

    BalasHapus

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..