Kamis, 02 Juni 2016

Pengalaman Pertama, Berkendara Berdua Umar

Alhamdulillaah...
Finally, I break the limits!

Biidznillaah.. Hari Ahad lalu, aku berhasil melakukan sesuatu yang selama ini menjadi sesuatu yang aku cukup takut atau ragu sekali untuk mencobanya. Apa itu?

Hehe... Bawa mobil sama Umar aja... Alias berkendara hanya dengan Umar saja. yang aku khawatirkan selama ini adalah bagaimana jika Umar ga mau diem saat di jalan, atau ingin bolak-balik ke baris belakang, dan aku panik, jadi ga fokus nyetir.

Ahad itu, aku ada acara dari jam 13-17.30  sore. Kami berangkat dari Sarijadi. Sebenarnya Umar bisa saja di rumah ibu, tapi saat itu Umar ingin ikut. dan akupun ingin test drive juga sama Umar Haha... Abang ada acara dari pagi hingga sore, otomatis aku dalam kondisi "terpaksa" berkendara hanya berdua dengan Umar.

Ade yang saat itu akan pulang ke Jakarta, ikut bareng untuk ke travel d Pasteur. Dari awal, Umar kusounding untuk memakai seatbelt. Ada carseat portable, tapi Umar ga suka memakainya, justru lebih betah pakai seatbelt mobil. sampai di Maranatha, Umar tertidur. Alhamdulillah.. Jadi perjalanan menuju tempat acara di daerah Katamso lebih mudah, insyaallah. Di Pasteur sudah macet sekali.. Yaiyalah, hari Ahad gitu... Ade turun di SMA Puragabaya. Dari sana aku mulai berkendara berdua saja. dari pinggir, karena situasi ramai, aku cukup lama bisa ke tengah.. Maklum, newbie... wkwkwkwk... Terus aja menyalakan lampu sein kanan... Tapi belum jalan-jalan.. Setelah masuk ke tengah jalan, baru agak lega.

Menuju Pasupati. Dan.. jreng-jreng..... mulai macet di daerah Cihampelas sampai Telkom Japati.. Haiyaaa... Itu kaki udah pegel aja bolak-balik injak kopling... kan kita geng mobil manual.. :) Sampai saat macet di turunan Pasupati, persneling ku setting netral saja, jadi tinggal injak lepas rem..

Kalau kondisi kaya gini,, sering bilang abang, matic enak Bang... Hoho... Karena dulu pas mau beli mobil, sempet juga ada pilihan ke city car yang matic... Wkwkwk.. tapi dengan berbagai pertimbangan, ya inilah mobil terbaik untuk kami, insyaallah. Yang membuatku belajar lebih keras untuk menaklukkannya... Untuk tidak mundur saat di tanjakan, untuk tidak mati mesin di jalan, untuk friendly dengan perpindahan gigi, dan untuk menaklukan medan Pasir Impun yang mendaki dan menurun, dimana saat mengeluarkan mobil dari garasi pun sudah harus naik turun, ditambah mengatur gas agar tidak mundur mobilnya... Perjuangannya... Hehe lebay ya... Tapi saat belajar kemarin-kemarin, sering banget konsultasi sama Mulki dan Teh Nita. Sesama geng mobil manual. dan alhamdulillah selalu tersemangati... Kata Teh Nita, berarti bisa bawa mobil beneran... Hehe... aya-aya wae.. Intinya mah bersyukur aja atas apa yang kita miliki :)

Lanjut lagi, jadi malah ngelantur gini...
Massuk jalan Supratman sudah tidak terlalu macet, meskipun cukup ramai. Setelah sampai,, tantangan berikutnya adalah parkir mobil di pinggir jalan. Biasanya abang yang bagian parkir. Ini jadi harus kuhandle sendiri. Kapaksa bisa. Hehe... Umar bangun, lalu kami siap dengan acara hari itu.

Pulangnya.... Kali ini Umar tidak tidur selama di jalan. Ini baru tantangannya. Sudah sore menjelang malam juga. Awalnya Umar masih mau memakai seatbelt. Sepanjang perjalanan, aku mengajak ngobrol Umar, agar ia tidak merasa bosan dan ingin melepas seatbeltnya. dan... Seperti saat perjalanan  pergi tadi, di Pasupati yang ke arah Passteur pun sudah macet. Dari daerah Cihampelas. Wajar sih macet,  Mobil-mobil dari luar kota akan menuju tol Pasteur Ahad sore atau malam. mau pulang...

Turun dari Pasupati, Umar mengeluh, katanya badannya sakit kena setbelt.. Hehehe... Nego ga berhasil, akhirnya perjanjian kalau dibuka seatbeltnya, tapi Umar tetap duduk tenang. Meskipun sebenernya deg-degan juga.... Tapi agak sedikit tenang, karena Pasteur pun saat itu macet.. Jadi mobil pun pelan-pelan jalannya.

Alhamdulillah kami berdua sampai Sarijadi pukul 18.40 WIB. Alhamdulillah, berhasil mencoba untuk berkendara berdua saja dengan Umar. Insyaallah bisa lebih berani untuk mencoba lagi.
Biidznillaah...

Terima kasih Umar, udah kooperatif sekali sama ummi :)

-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

Blog Archive

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..