Senin, 03 Agustus 2015

Episode Umar Sakit (Part 2)

Setelah dokter merujuk untuk rawat inap, kami menuju RS.Santosa. Memilih disana karena dekat dari Sarijadi. Sebelumnya kami sudah prepare baju untuk menginap di Sarijadi, karena memang begitu rencananya. Ternyata harus menginap di rumah sakit. Hehe.. Sampai rumah sakit, srgera mendaftar di administrasi rawat inap. Diminta ke IGD untuk ke dokter umum atau ke poli untuk ke dokter spesialis anak. Awalnya kami ke poli, agar Umar bisa diperiksa dulu oleh dsa. Tapi dsa nya baru praktek jam 5 sore. Akhirnya ke IGD aja. Menunggu ruangan dan diperiksa dokter disana. Di IGD ditanya, ada mual, muntah, diare, seperti gejala demam tifoid lain, tidak ada. Umar hanya demam tinggi. Semuanya bagus, alhamdulillaah. Saat di IGD pun suhu tubuh sudah normal. Umar segera diinfus. Saat diinfus, Umar tidak menangis. Umar baru mau menangis saat sepatunya dilepas sama perawat. :p

Kami menunggu cukup lama di IGD, dan itu membuat Umar bosan. Umar mulai rungsing. Maunya digendong saja. Setelah kami dapat kamar dan menuju kamar perawatan, barulah aku menelepon ibu. Sesampainya di kamar rawat, Umar malah nari-nari di tempat tidur.. Maceuh, naik-naik bantal, liat gambar yang ada di dinding. Aku sama abang aja yang deg-degan kalau infusnya terlepas. Beberapa kali infusnya macet, karena Umar yang tidak bisa diam, main aja seperti saat Umar sehat. Hehe... Tidak lama, Ibu datang. Makin hebohlah Umar. Saat itu aku whatsapp Sri untuk memberi tahu kalau aku ada di Santosa. Tak lama Sri pun datang. Hebohlah kami. Saat aku sedang berbicara dengan Sri, aku ga sadar kalau Umar mencoba melepas infusannya. Saat sadar, darah Umar sudah mengalir kemana-mana. Tapi Umar hanya diam saja. Aku panggil perawat dan segera dibersihkan. Lalu diganti infusan di ruang tindakan. Karena tidak boleh ditemani, Umar menangis kuat. Infusan Umar kali ini dibalut beberapa lapis agar tidak mudah dilepas seperti sebelumnya. Maghrib itu, Masi datang menjenguk Umar, setelah pulang KP. Hehe.. makasi Masi.. :*

Malamnya, ayah datang sekalian menjemput ibu pulang. Jadi aku, abang dan Umar yang di rumah sakit. Abang tidur di lantai. Hehe.. aku tidur sama Umar di tempat tidur. Alhamdulillaah Umar tidak demam lagi. Setiap 3 atau 4 jam selalu dicek suhu Umar.

Pagi hari, selang infus kembali macet beberapa kali. Saat yang terakhir dicek, ternyata jarumnya sudah bengkok... Karena Umar ga bisa diam. Haha... dilepas untuk diganti yang baru. Saat perawat sedang menyiapkan infusan baru, dsa nya datang. Ditanya terakhir demam kapan, kujawab Ahad malam, dan dari kemarin masuk RS juga tidak demam lagi. Kata dokter, kalau malam ini tidak demam, besok sudah boleh pulang. Dan infus tidak.usah dilanjut karena Umar sudah tidak demam. Karena SOP nya 2 hari tanpa demam di RS, baru bisa pulang. Alhamdulillaah...

Hari itu Umar dikunjungi banyak amah dan tante. Ada Ipah, Ipeh, Teh Nana, Teh Ina, Nida, Bu Sheila, Andrian, Tina, Bu Gia, Sera, Tiara, Bu Rhena, ada ayah, ibu kopo, sama Nadia. Ayah kembali menjemput ibu malam harinya.

Paginya kami mulai membereskan barang bawaan, meskipun dokter belum visite, tapi udah feeling pulang hari itu. Daan ternyata, alhamdulillah saat dokter visite, Umar memang sudah boleh pulang, dan kontrol hari Sabtu. Kami baru pulang setelah administrasi beres, sekitar pukul 11.30. Alhamdulillah... :))

Ada beberapa hal yang kucatat dan kurekam baik-baik saat Umar sakit ini. Ketika Umar demam tinggi, saat itu kami sedang di Pasir Impun. Praktis hanya aku dan abang yang handle Umar. Anak demam tinggi dan kami hanya berdua. Eh, bertiga sama Allah. Benar-benar ujian yang luar biasa. Saat itulah teamwork antara suami istri teruji. Hehe... Begitupun saat di rumah sakit. Malam hari, kami bertiga di rumah sakit. Alhamdulillaah dikaruniai suami yang luar biasa. Yang bisa menenangkan meski aku tahu kalau abang pun sama khawatirnya. Yang mau terlibat langsung dalam mengasuh dan menjaga anak.

Jazakumullaah khairan untuk semua supportnya, ibu, ayah, ade, ayah dan ibu kopo, Nadia, juga semua saudara yang hadir menjenguk Umar di rumah sakit. :))

-Bersegeralah, karena waktu takksn menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Alam Pejuang

Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah

About Me

Foto saya
Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..