Malam itu entah kenapa Umar rewel. Sering sekali terbangun. Beberapa kali terbangun dalam jarak waktu yang dekat. Otomatis, akupun ikut terbangun. Saat yang kesekian kalinya Umar terbangun, ia menangis keras, aku memindahkan posisi tidur Umar. Ia menangis tambah keras, mungkin karena tidak segera mendapat ASI. Aku yang mengantuk, berkata pada Umar, "Sebentar, Umar, ga sabaran Umar nih..". Saat itu aku merasa kalimatku tidak ada yang salah.
Paginya, aku baru menyadari bahwa aku telah salah mengatakan itu pada Umar. Beberapa hari ini aku kembali membaca buku Amazing Parenting karya ibu Rani Razak. Disana ada bagian dimana kita sebagai orang tua harus meninggalkan cara berkomunikasi yang tradisional. Salah satunya yaitu memberikan cap yang buruk pada anak. Yah... sama seperti yang aku lakukan pada Umar semalam. Mengatakan bahwa ia tidak sabaran. Hiks...
Aku mengalaminya sendiri. Dan betapa model komunikasi seperti memberikan cap buruk pada anak memang bukan termasuk komunikasi yang sebaiknya kita lakukan pada anak. Aku mungkin memang ceroboh, sering lupa menaruh barang. Karena itulah, sejak duluuuu sekali, aku selalu dibilang, "Kamu tuh ceroboh,,," atau "Tuh kan, ga hati-hati sih, udah tau ceroboh.." atau kalimat sejenis lainnya. Hasilnya? Aku sampai hari ini, detik ini, jika ditanya apa kekuranganku, dengan cepat menjawab, ceroboh. Saat dulu awal lulus,kuliah dan sering interview kerja, jika ditanya untuk menyebutkan kelebihan dan kekurangan, aku dengan cepat menjawab kekurangan, yaitu ceroboh, dan yang lainnya. Namun saat harus menjawab kelebihan diri, aku pasti bingung. Sampai sekarang, aku menganggap diriku ceroboh, bagaikan stempel yang tak bisa diubah. Apalagi kalau aku melakukan kesalahan, aku segera menyalahkan diri dan mengatakan pada diri sendiri, bahwa ini semua karena aku ceroboh.
See? Ternyata sebegitunya pengaruh pola komunikasi terhadap pembentukan kepribadian seorang anak. Makanya, aku sangat menyesal telah berkata seperti itu pada Umar. Noted. Semoga tidak kuulangi lagi. Semoga lebih bisa sabar kedepannya.
Oiya, aku tidak menyalahkan pola komunikasi yang pernah kuterima. Karena bisa saja itu terjadi karena pola komunikasi seperti itu sudah dianggap wajar dan turun temurun digunakan. Tapi semoga aku bisa memutus itu dan lebih baik dalam berkomunikasi dengan anak.
Amazing Communication. Amazing Parenting.
-Bersegeralah, karena,waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar