Syarah Hadits ke-28
ﺍﻟﺘﺄﻧﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻌﺠﻠﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ
" Ketenangan bertindak dari Allah dan
ketergesaan dari setan."
[Hadits hasan riwayat al-Baihaqi]
Ikhwah fillah...
Ketergesaan adalah tabiat manusia. Allah ta'ala berfirman:
"Manusia diciptakan dengan sifat
tergesa-gesa." [Qs 21: 37].
Setan pun berusaha
memaksimalkan tabiat ini dalam keseharian kita.
Meski demikian, Allah mengilhamkan ketenangan
dan kematangan bertindak dan berucap ke dalam diri hamba-hambaNya.
Ketergesaan tanpa
perhitungan yang matang sering manjadi petaka dan penyesalan di kemudian hari.
Tentu kita tidak lupa akan ketergesaan Bapak
kita, Nabi Adam, yang mencicipi buah terlarang
karena tergiur janji setan bahwa ia akan menjadi
kekal. Padahal, justru sebaliknya, setelah
dimakan, Beliau yang tadinya kekal di surga,
malah dikeluarkan.
Nabi Musa juga memberi kita pelajaran. Ketika Beliau tergesa-gesa mengingkari Nabi Khidhr, justru mereka harus berpisah.
Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika
Musa bersabar, akan lebih banyak pelajaran yang didapat." [Hr al-Bukhari]
Ikhwah fillah...
Ketergesaan begitu sering menyertai kita. Kita tergesa belajar, hingga akhirnya banyak hal yang tidak kita kuasai betul.
Imam Az-Zuhri
mengatakan, "Sungguh ilmu yang kami miliki ini
adalah buah menghafal satu-dua hadits atau
satu-dua masalah fikih per hari."
Sering kita tergesa dalam doa, sampai langsung mendikte Allah. Lupa mengawali doa dengan
pujian dan shalawat.
Saat doa tak kunjung
terlihat hasilnya, kita mengklaim sepihak bahwa Allah enggan mengabulkan. Padahal Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Doa kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-
gesa." [muttafaqun 'alaihi]
Kita kadang tergesa dalam berdakwah tanpa
memperhatikan prioritas-prioritas dakwah hingga
dakwah tidak efektif atau bahkan gagal. Jika
sudah tidak mendapat penerimaan, kita pun
tergesa mencap mereka sebagai orang-orang yang menolak kebenaran, pengikut hawa nafsu, dan
sebagainya tanpa mengoreksi metode dakwah kita.
Benarlah kata para ulama: "Barangsiapa tergesa melakukan sesuatu sebelum momennya, tidak
akan memperolehnya.
Ikhwah fillah...
Bahkan dosa-dosa pada hakikatnya bersumber
dari ketergesaan. Riba dan korupsi adalah
bentuk ketergesaan mendapat harta sebanyak mungkin, semudah mungkin.
Zina dan pacaran
adalah ketergesaan syahwat sebelum tiba momen yang halal. Menuduh dan memaki adalah wujud
ketergesaan kita sebelum tabayyun dan memberi uzur. Demikian seterusnya.
Semua adalah
ketergesaan kita mereguk kepuasan sesaat dengan mengorbankan kebahagiaan abadi kelak.
Ikhwah fillah...
Namun ingat, tidak tergesa-gesa bukan berarti lamban dan tidak peka. Perbedaannya ada pada kesesuaian dengan petunjuk agama, pemikiran yang matang, musyawarah, dan metode yang
tepat.
Taufik dan bimbingan Allah juga besar
pengaruhnya. Pun juga tipu daya setan.
Lafal hadits di atas seolah mengisyaratkan
bahwa seringkali kita menghendaki cepat tanggap, namun setan mengganggu dan menjadikannya
ketergesaan.
Atau bahkan kita sebenarnya menunda untuk berpikir matang karena ragu, namun dengan itulah Allah bimbing kita kepada
at-taanni. Wallahu a'lam
Ust Nur Fajri Ramadhan
~Mahasiswa LIPIA~
Program Jodoh
~{Just One Day One Hadith}~
-Bersegeralah, karena waktu talkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar