Faidah HADITS 34
ﻣﻦ ﺣﺴﻦ ﺇﺳﻼﻡ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﺗﺮﻛﻪ ﻣﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ.
“ Di antara tanda baiknya keislaman seseorang
ialah meninggalkan perkara yang tidak berguna
baginya.”
[Hadits Shohih, Riwayat At-Tirmidzi]
Sekalipun kaum muslimin jumlahnya jutaan, tidak
ada yang menyangkal bahwa kualitas keislaman
mereka tidaklah sama.
Parameter penentuan
kualitas tersebut juga beragam.
Anda mungkin
akan menebak bahwa kedisiplinan mengerjakan
ibadah wajib adalah salah satunya.
Sebagian lain
akan mengatakan bahwa konsistensi meninggalkan
dosa juga termasuk penentu baik-tidaknya
keislaman. Semua benar....!!!
Namun siapa sangka
bahwa “meninggalkan yang tidak bermanfaat”
juga merupakan salah satu patokan utama
kualitas keislaman seseorang?
Imam An-Nawawi memasukkan hadits di atas dalam masterpiece beliau, Al-Arba’in, tidak lain karena ia merupakan kaidah emas untuk sukses
dalam kehidupan.
Dalam Al-Qur’an juga banyak ayat-ayat yang senada dengan hadits ini, seperti firman-Nya, “Tidak ada kebaikan pada pembicaraan mereka kecuali yang menganjurkan
bersedekah, berbuat baik, atau mendamaikan
sesama manusia.” [Qs 4: 114}
Meninggalkan yang tidak bermanfaat sama
dengan meninggalkan yang haram, sebab ia akan menjerumuskan pelakunya ke neraka. Ia
berbahaya, sangat berbahaya.
Ia juga bermakna meninggalkan yang makruh,
karena meski bila dikerjakan tidak mengapa,
namun menyiakan kesempatan memperoleh pahala
dengan meninggalkannya.
Meninggalkan yang tidak berguna bahkan
mencakup hal-hal yang mubah. Membaca berita
boleh-boleh saja. Tapi ketika sudah melewati
batas kewajaran, ia tak lagi berguna,
tinggalkanlah.
Berbincang dengan kolega mubah
hukumnya. Namun bila sudah terlalu banyak
tanpa maslahat, ia tidak lagi berguna,
tinggalkanlah.
Sebaliknya, semua hal yang berguna bagi
seseorang hendaknya ia bersemangat
mengerjakannya, jangan sampai ia tinggalkan,
seperti ibadah wajib dan sunnah, belajar, meraih
prestasi, membaca artikel dan berdiskusi yang bermanfaat di dunia atau akhirat, dan
seterusnya.
Waktu kita terbatas, sementara kebaikan tidak
terbatas. Jangan sampai tersibukkan dan
terlalaikan. “Sekali-kali tidak! Manusia belumlah
melaksanakan semua yang Allah
perintahkan.” [Qs 80: 23]
Wallahul Muwaffiq
@Ust Nur Fajri Ramdhan
Program Jodoh
(Just One Day One Hadith).
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar