Ini sebenarnya pengalaman hari kemarin. Aku dan ibu janjian di masjid raya Bandung alun-alun. Kami janjian jam setengah 9. Ceritanya sih mau naik Bandros. Karena sekarang tempat Bandros sudah berpindah ke alun-alun. Dulu di Taman Kandaga Puspa dan Cibeunying Park. Aku diantar abang ke alun-alun.
Ternyata ibu sudah datang duluan dan mengantri Bandros. Hmm... Antriannyaaaa... luar biasa panjang... Aku menggantikan ibu mengantri. Ibu sama Umar duduk di kursi dekat tempat mengantri. Antriannya itu lho... Ga maju-maju... Hiks... Dan ternyata oh ternyata.... Armada Bandros nya yang beroperasi hanya satu. Yang warna merah saja. Pantas saja ini antrian begitu panjang. Antusiasme masyarakat yang luar biasa besar, namun armada terbatas. Ditambah ini masih terhitung liburan anak sekolah. Hehehe... Haduh... Tambah deh... Tadinya aku udah mau menyerah saja... Mending jalan-jalan sekitar alun-alun atau naik menara masjidnya. Tapi urung kulakukan. Sebab kalau melihat antrian di belakangku yang panjang sekali itu, rasanya sayang banget... Hehe...
Makin siang makin banyak keluhan yang keluar dari orang yang antri tiket. Masalah utamanya itu, mau ga mau, mengantri sekian lama itu harus berdiri. Tidak ada nomor urut antrian. Jadi biar ga diisi orang lain yaa harus mengantri dan berdiri. Sekitar pukul 11, barulah diberikan nomor antrian. Aku dapat nomor 84 dan 85. Dan dibatasi hanya sampai nomor 120. Karena tiket telah habis. Bayangkan betapa kecewanya mereka yang sudah antri di belakang itu, kemudian tidak mendapatkan tiket karena habis? Ada yang dari luar Bandung bahkan. Seperti Majalaya, dan Cicalengka. Mungkin baiknya untuk ke depan, jumlah tiket sudah dibatasi misal sekian, dan itu diumumkan. Saat terlihat orang yang antri sudah overload, segera saja antrian di stop. Sehingga tidak perlu ada orang yang mengantri padahal ia tidak bisa mendapat tiket.
Banyak yang mengajukan komplain ke petugas. Hehe... Aku masih berdiri sambil menahan pegal. Bayangkan, dari jam 9! Pukul 12, baru bisa dapat tiket. Harga tiket 10ribu. Karena bisnya baru berangkat, berarti giliran kami sekitar 45 menit lagi. Yasudah, kami shalat Dzuhr dulu.
Setengah 1, kami kembali. Tak lama, Bandros pun datang. Yeay... finally bisa naik juga nih. Tapi udah capek duluan. Jadi di dalam bandros cuma tersisa lelahnya saja. Hehe. Rute yang dilalui : Alun-alun - Banceuy - Braga - Lengkong - Veteran- Sunda - Sumbawa - Banda - Riau - Citarum - Diponegoro - Merdeka - Tamblong - Asia Afrika - Alun-alun. Sampai alun-alun pukul 13.30. Karena aku ada agenda lagi, jadi turun dari Bandros, langsung ke stasiun, dan pisah sama ibu disana.
Pfufh... Melelahkan memang... Tapi ya... Sesuatu yang baru pastilah banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Namun, Bandros ini sudah merupakan terobosan baru di kota Bandung. Kita harus mengapresiasinya. Ditunggu perbaikan sistem dan penambahan armada Bandrosnya.. hehe.. biar lebih optimal... :)))
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena dism berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar