SYARAH HADITS KE-73
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد.
قال عليه الصلاة والسلام : {عَيْنَانِ لاَ تَرَيَانِ النَّارَ: عَيْنٌ بَكَتْ وَجَلاً مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ و عَيْنٌ بَاتَتْ تَكْلَأُ فِي سَبِلِ اللّٰهِ } { صحيح }
"Dua mata yang tidak akan disentuh api neraka: mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di malam hari dalam rangka berjihad di jalan Allah."
(Hadits shahih, Riwayat ath-Thabrani dalam al Mu'jam al Ausath. Lihat Shahiihul Jamii' no. 4111)
Saudaraku...
Penggalan pertama hadits ini merupakan penjelasan tambahan beberapa ayat Al-Quran yang memuji orang yang menangis karena takut kepada Allah. Di antaranya: "Jika ayat-ayat Ar-Rahman dibacakan kepada para Nabi, mereka akan menyungkurkan wajah seraya bersujud dan menangis." [Qs 19: 58]
Demikian pulalah keadaan Nabi kita tercinta -shallallahu 'alaihi wa sallam- dalam kehidupan beliau.
Imam Al-Bukhari mengisahkan bahwa tatkala dibacakan kepada beliau ayat ke-41 dari surat An-Nisa oleh Abdullah ibn Mas'ud, salah seorang pakar Al-Quran di kalangan sahabat, beliau menangis tersedu-sedu akibat ketakutan yang dahsyat dari azab Allah.
Beliau juga sering kedapatan menangis di keheningan malam. Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Aisyah melihat Nabi menangis terisak-isak selepas shalat malam. Aisyah pun bertanya, "Mengapa engkau sampai harus begini padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang?"
Beliau lalu menjawab, "Tidakkah aku sudi menjadi hambaNya yang bersyukur?"
Para shahabat juga demikian. Mereka, sebagaimana dikisahkan oleh Imam Al-Bukhari & Muslim, menutupi wajah mereka sambil menangis sejadi-jadinya ketika mendengar sabda Nabi, "Andai kalian tahu apa yang kuketahui, tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis."
Saudaraku...
Kapan terakhir kita meneteskan air mata karena takut azab-Nya?
Kapankah kita terisak mengingat dosa-dosa yang telah banyak kita buat?
Saudaraku...
Penggalan hadits selanjutnya menjelaskan keutamaan begadang di jalan Allah. Tentu kita paham, bahwa saat jihad, pasukan tidak boleh lengah sedikitpun. Musuh bisa menyerang dan menyusup kapan saja. Karena itu umumnya panglima perang memilih beberapa mujahidin yang bertugas silih berganti patroli dan bersiaga. Di malam hari tentu serangan kantuk amat dahsyat. Oleh karenanya mata yang tidak terpejam demi keamanan pasukan mujahidin akan Allah jaga pula dari letupan api neraka.
Sebagian ulama seperti Syaikh Al-Mubarakfuri mengqiyaskannya juga kepada ibadah lain yang menuntut begadang, seperti menuntut ilmu, haji, dan lain sebagainya.
Saudaraku...
Al-Quran bahkan menyebutkan dua penggalan hadits ini, yakni mata yang menangis dan mata yang begadang, dalam satu penggalan ayat yang indah di akhir juz 10. Allah berfirman:
وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ
"Tidak pula berdosa orang-orang yang jika datang kepadamu seraya memohon agar diikutsertakan dalam jihad, engkau berkata,'Aku tidak memiliki pasokan kendaraan lagi untuk membawa kalian.' mereka pulang sedangkan air mata mereka mengalir karena sedih tidak juga memiliki sesuatupun untuk disumbangkan." [Qs Taubah : 92]
Ya Rabb, lembutkanlah hati kami serta bersihkannyalah... Mudahkanlah diri ini untuk menangis takut dariMu serta teguh berjaga di jalanMu. Aamiin.
============================
Ust Fajri hafidzahulllah
@Program Jodoh
Catatan= Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan atau kekurangan teks hadits ,segera beritahu kami.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar