Ironi Negeri Tercinta

Bener-bener pusing dan bingung. Dengan harga BBM yang aduhai naik turun ga cantik ini.

Bulan November lalu, BBM naik 2000 rupiah. Belum genap 1 bulan, tanggal 1 Januari 2015, BBM "turun" 900 rupiah, yang artinya tetap naik 1100 rupiah. Dan katanya, besok, 19 Januari, akan "turun" 1000 rupiah, yang artinya naik 100 rupiah.

Okelah, aku memang tidak mengerti tentang mekanisme penetapan harga BBM saat ini, yang katanya diserahkan ke pasar, sehingga naik turun harga BBM itu wajar.

Yang aku mengerti, saat BBM naik, ongkos angkutan umum akan naik, dan harga bahan kebutuhan pokok akan naik. Dan itu sudah terjadi. Saat BBM naik 2000, ongkos naik 1000 rupiah. Harga barang pun naik. Saat BBM turun, ongkos tidak ikut turun, begitupun harga barang. Besok, saat BBM "turun" lagi, aku masih yakin, kalau ogkos tidak akan turun.

Jika seperti ini terus, harga BBM bisa naik turun begini dalam hitungan minggu, ongkos dan harga barang akan melangit. Sebab saat haga BBM naik, harga barang ikut naik, sedang saat turun, harga barang tidak turun.

Mungkin akan banyak orang yang bilang, "Rezeki itu dari Allah, bukan dari pemerintah. Jadi santai aja kalau BBM naik."
Semua juga tau kalau rezeki dari Allah. Tapi rezeki ya harus diikhtiarkan. Dan bukankah kita harus mengingatkan pemimpin saat ia keliru?
Jika memang harus santai saat BBM naik, kenapa dulu saat pemerintah sebelumnya menaikkan BBM, kalian hujat dan tentang? 

#pikirsendiri
#kacamanakaca

Hello Mr.P yang terhormat...
Are you okay?!
Tidakkah kau berpikir atas akiibat dari setiap kebijakanmu? Apa dampaknya terhadap kehidupan rakyatmu?
Tidakkah kau ingat kata-katamu dulu?
Tidakkah kau tergerak untuk memenuhi janji-janji bombastismu dulu?
Atau...
Tidakkah kau takut pada Allah jika kau tidak adil?

Duhai pemimpin shalih nan bijaksana....
Kemana harus mencarimu...

-Bersegeralah, karena waktu takjan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-