Bener-bener seperti setrikaan aku hari
ini. Bolak-balik lantai dasar-tujuh, tujuh-dasar. Berkali-kali. Ckckckck..
Hari ini tugasku sebagai catcher pneumatic
tube. Haha.. Aneh-aneh aja kan. Ini berawal dari kerjaan temenku yang merupakan
koordinator mutu farmasi. Kami sedang ingin melakukan perubahan dalam sistem
distribusi obat ke ruangan perawatan. Yang pada awalnya dicover semua oleh
transporter farmasi, akan digantikan atau diantar sebagian menggunakan
Pneumatic Tube Transport yang sudah ada di rumah sakit. Untuk mempercepat waktu
pengantaran obat sampai di ruangan. Efisiensi dan efektivitas. Setiap perubahan
yang akan diajukan, harus didasarkan data-data yang valid. Maka dari itulah,
uji coba pneumatic tube dilakukan beberapa hari ini. Pada awalnya, kami
mengirim form uji waktu pengiriman lewat pneumatic tube ke ruangan, yang sudah
dituliskan jam kirim. Ketika sampai di ruangan yang dituju, maka perawat akan
menuliskan jam terima, lalu mengirimkan kembali form tersebut ke farmasi.
Kemarin-kemarin seperti itu. Diuji pada waktu-waktu tertentu, pada peak hour
yang berbeda-beda. Tapi ada kendalanya, yaitu ruangan yang terkadang lama
mengirimkan kembali form tersebut. Akhirnya, hari ini akulah yang menjadi
catcher pneumatic tube untuk ruang perawatan di lantai 7. Biar data lebih
akurat, lagipula kan dekat depo, sehingga aku bisa sekalian ke depo juga.
Dimulai dengan Safir Timur. Aku tinggal
menunggu telepon dari temanku ketika ia sudah mengirimkan pneumatic tube, lalu
aku pergi deh ke Safir Timur. Sampai di Safir Timur, aku meminta izin untuk ke
pneumatic tube mereka. Kupikir saat itu, tabung yang dikirimkan dari farmasi
belum sampai. Namun, aku tetap menuju pneumatic tube transport mereka. Eh,
ternyata, setelah kubuka tabungnya, ada form yang kucari. Hm,, jadi ga tau deh,
kapan si tabung itu sampai di ruangan. Tapi segera kutulis jam terima dalam
form tersebut.
Lanjut Safir Barat. Nah, beda dari Safir
Timur, aku harus menunggu cukup lama sampai tabung berisi form tersebut sampai.
Faktor yang menjadikan waktu transport lama adalah, saat aku ke ruangan,
ternyata mereka akan mengirimkan tabung ke laboratorium. Alamat lab sudah
dimasukkan. Tinggal tunggu tabung meluncur. Yah.. Pantesan aja lama.. Yasudah..
aku menunggu untuk beberapa lama. Sampai-sampai disuruh ngopi dulu sama kakak
perawat, katanya, pneumaticnya kalo ke Safir Barat itu lama. Haha.. Ada-ada
saja.. Tapi akhirnya aku mendapatkan juga formya. Yah.. Ada hikmahnya juga sih
aku jadi catcher pneumatic tube ini. Jadi bisa melihat kondisi di lapangan
yang tidak terduga, dan tidak disampaikan jika kita tidak melihatnya langsung.
Bisa jadi bahan pertimbangan juga kan? :)
Pneumatic tube. Hm, kalau di farmasi,
ketika ada pneumatic tube yang akan sampai, maka LED akan nyala dan mesin
mengeluarkan bunyi yang nyaring, saat tabung sampai. Bunyi itu akan terus ada
sampai kita mematikan mesin tersebut. Tapi kalau di ruangan, tidak ada bunyi,
hanya LED yang menyala saja.
Pneumatic Tube Transport adalah buatan
manusia. Sesempurna apapun, tetap saja ada kelemahan dan kekurangannya. Tidak
seperti ciptaanNya, yang begitu sempurna, dari desain dan kinerja. Dalam tubuh
pun ada sistem transportasi yang begitu menakjubkan. Tanpa kita sadaripun,
sistem itu bekerja menurut kehendakNya. Ga perlu data atau uji coba, sudah bisa
berjalan dengan baik. Subhaanallaah..
Yuk, bersyukur lagiii... :)
-Bersegeralah, karena waktu takkan
menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti
kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar