Pagi ini, aku sedang membaca artikel dari sebuah page di Facebook.. Baru setengahnya kubaca, suamiku menghampiri, dan berkata, "Note siapa? Kok panjang banget?".
Aku hanya tersenyum, dan memberikan ponsel genggamku padanya. Kemudian, ia yang membaca artikel tersebut, sementara aku melanjutkan mengepel (haha...ketauan deh, ngepel sambil fb-an.. Ups!). Saat aku kembali pada suamiku, aku bilang, "Artikelnya panjang banget ya Bang?". Kali ini, gantian abang yang tersenyum, lalu menjawab, "Udah selesai kok bacanya, lagi baca komen-komennya aja..."
"Oh... Akhirnya gimana, Bang?",tanyaku.
"Endingnya ga dramatis, kok, cuma pesannya satu. Hargailah istri ketika mereka masih ada. Makasi ya, udah mau jadi istri abang", jawab suamiku.
Senyum aja sih aku... :))))
Saat abang pergi, dan selesai mengepel, kulanjutkan baca artikel di page tadi. Intinya, artikel tersebut menceritakan bagaimana seorang ayah yang berusaha keras membesarkan anaknya sendirian, karena sang istri sudah meninggal dalam kecelakaan beberapa tahun lalu. Bagaimana sulitnya mengasuh anak sendirian, menjalani peran ganda sebagai seorang ayah dan ibu, saat dirinya sendiri begitu kehilangan sosok istrinya. Dan artikel tersebut diakhiri dengan pesan seperti yang suamiku bilang. Agar menghargai keberadaan istri saat mereka masih ada, berterima kasih kepadanya, karena sudah mau menghabiskan sisa usianya bersama suami dan anak-anak mereka.
Oke, itu yang pertama. (Lho?)
Ini yang kedua.
Lagi, saat aku buka Facebook (hehe..kesannya aku selalu fb an terus..:p), ada pemberitahuan, 8 temanku menulis di timeline seorang teman kami. Sebut saja A. Sekilas, kubaca yang teman-temanku tulis pada timeline A adalah ucapan turut berduka cita. Mau tak mau aku mengunjungi facebook A itu. Hatiku mulai bertanya-tanya, siapa yang meninggal? Tak lama, kutemukan jawabannya. Innalillahi wa inna ilahi raji'un.. Ternyata, suami temanku yang meninggal. Ya Allah Ya Rabb..
Speechless.. Kau tahu, temanku itu baru melangsungkan pernikahannya Desember kemarin, hampir sama denganku. Kebayang betapa sedihnya temanku itu. Dengan usia pernikahan yang tak jauh berbeda denganku, aku cukup bisa merasakan perasaannya. Sedih...
Dan, saat itu aku serasa diingatkan kembali untuk bersyukur.. Bahwa suamiku masih ada di sampingku, masih sehat, Alhamdulillah...
Satu sama.
Kali ini, aku yang diingatkan untuk menghargai keberadaan suami di sisi, setelah tadi sebelumnya suamiku yang seperti itu.
Maha suci Allah yang telah mentarbiyah kami pada hari ini.
Allah begitu adil, sehingga tak hanya suamiku yang diingatkan untuk bersyukur, tapi aku juga mendapatkan hal yang sama.
Begitu baiknya Engkau Ya Rabb.. Yang masih berkenan untuk mengingatkan kami akan segala karuniaMu..
Jadikanlah kami termasuk ke dalam hamba-hambaMu yang pandai mensyukuri nikmatMu ya Rabb.. Aamiin Ya Rabb..
-Love U, Abang-
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berati kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar