Di Rabu yang cerah ceria ini (meskipun hujan di siang hari..:*), resep depo pagi turun deras. Resep rutin plus resep cito. Ditambah ada masalah pula. Hm, sedikit sih.. Dua kali Vina harus turun ke logistik Basement 1, karena barang kosong, sedangkan pemakaian cito. Di tengah kami mempersiapkan resep rutin, aku berkata pada Vina, "Wah, resepnya banyak banget ya Vin. Hm, artinya apa coba? Artinya, Allah udah percaya sama Vina, kalo Vina bisa menyelesaikan resep yang banyak." Vina pun berujar, "Iya.. Aku tak akan menyia-nyiakan kepercayaan dari Allah ini. Semangat!". Hehe. Bukan apa-apa, sebagai si bungsu di depo, ketika Vina masuk pagi, dimana ia hanya seorang diri, resepnya biasanya tidak sebanyak ketika anak-anak depo lain yang berdinas. Pada hari ini, resep Vina menembus angka 76. Wah, subhaanallaah.. Meskipun Agak-agak gempor (bukan agak lagi sih kayanya..), tapi kita tetap ambil hikmahnya aja. Ketika ujian kita meningkat kesulitannya, artinya Allah sedang ingin menguatkan kita bukan? Insya Allah. Oiya, selain resep pagi yang banyak, hari ini juga ditetapkan sebagai Hari Batal Depo Sedunia (ya dunia Depolah...), hehe. Sebab resep yang batal mencapai 9 lembar. Beberapa karena pasien pulang setelah dokter visite, sedangkan resep rutin sudah discan ke depo.
Aku tak begitu ingat benar jam berapa itu, kira-kira jam 13.45, Beni masuk ke depo, dan ia berkata, "Bu, kejadian Meronem keulang lagi.", dengan mukanya yang pias. Kutanyalah apa maksudnya. Ternyata ia salah retur. Seharusnya, retur barang generik, sedangkan yang ia input adalah barang paten, dengan selisih harga yang jauh berbeda. Medrec sudah ditutup, pasien umum. Yasudah, tidak ada yang dapat kami lakukan untuk memperbaikinya. Ia kembali ke farmasi untuk membereskan barang retur susulan.
Ketika aku akan menuju ke lantai dasar, ada telepon, kuangkatlah, ternyata dari Beni, dan ia mengajakku untuk bertemu dengan supervisor kami, melaporkan kejadian tadi. Segeralah aku meluncur ke lantai dasar. Tak berapa lama, aku, Beni dan seorang teman kami sudah berada di ruangan supervisor kami. Apapun keputusannya, yang jelas aku sudah siap kok. Hehe. Tenang aja Ben, kita tanggung ini bersama oke?! Aku juga ikut andil dalam kesalahan ini. Oh, ada satu yang kudapat dari kejadian akhir-akhir ini. Ketika ada masalah, justru terjadi ketika kami tidak menjalankan SOP dengan baik. Misal, ada konfirmasian yang terlewat, serah terima yang tidak ada nama penerimanya, dll. Sebaliknya, ketika kami menjalankan SOP, justru malah ga ada masalah yang timbul dari sana. Berarti, memang harus diperbaiki lagi kedepannya. Oke, back to the topic. Sekarang, kami tinggal menunggu keputusan manajemen saja. Setidaknya lebih jelaslah ya..
Pulangnya, aku dan beberapa temanku pergi ke Rancaekek, untuk melayat neneknya Bu Ajeng yang wafat. Dan, tahukah, aku juga dapat pelajaran yang lagi-lagi berharga dan membekas pada diriku. Disana, kami bertemu dengan orangtuanya Bu Ajeng dan kakeknya. Satu hal yang aku salut, meskipun usia kakek Bu Ajeng sudah kepala 8, 87an kalo ga salah, tapi beliau hari ini tetap bisa shaum sunnah lho, padahal,kondisi fisik beliau juga tidak fit sepenuhnya, meskipun masih terlihat segar dan lebih muda dari usia sebenarnya. Kondisi psikologisnya juga sedang tidak baik. Baru saja kehilangan istri tercinta. Namun tetap masih bisa shaum sunnah. Subhaanallaah.. Ketaatan yang begitu luar biasa pada Allah. Ah, aku jadi malu sendiri ya Allah..
Begitulah, hari ini jadi hari yang penuh dengan pembelajaran dari Allah untukku. terima kasih ya Allah, Engkau masih berkenan memberiku tarbiyah yang luar biasa dan memberiku kemampuan untuk menangkap hikmah, meskipun aku tahu, pasti tak sempurna. Alhamdulillaah..
Oiya, aku lupa, sebenernya, tulisan ini buat Vina sama Beni, yang telah menemaniku melewati hari yang dahsyat ini. Semangat ya Vina shalihah dan Beni shalih! :) Ada sesuatu yang ingin Allah ajarkan pada kita, insya Allah.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar