♻ Faidah Hadith ke 41
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Seorang mukmin dengan mukmin
lainnya lasana satu bangunan yang saling
menguatkan satu sama lain.” [Hr al-Bukhari dan
Muslim]
Ikhwah fillah a’azzakumullah…
Manusia secara naluri dan kodrati merupakan
makhluk sosial sebagaimana dijelaskan oleh para pakar, di antaranya Ibnu Khaldun.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, serta
menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kalian saling mengenal.” [Qs
49: 13]
Terlebih lagi sesama mukmin, hubungan antar sesama mereka lebih erat lagi,
“Sesungguhnya
tidaklah kaum mukminin itu melainkan
bersaudara.” [Qs 49: 10]
Dalam hadits di atas
bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberi perumpamaan yang lebih indah lagi.
Tidak hanya bersaudara, bahkan mereka laksana satu bangunan yang saling menyangga satu sama lain!
Setelah mengucapkan sabda ini beliau lantas
menyilangkan jari-jari di tangan kanan dengan
jari-jari di tangan kiri.
Lebih istimewa lagi, Rasul shallalahu ‘alaihi wa sallam pun dalam hadits lain mengibaratkan
mereka laksana satu tubuh.
Jika salah satu
anggota tubuh merasakan sakit, maka spontan seluruh tubuh ikut merasakan penderitaan hingga
demam dan sulit tidur.
Subhanallah…
Ikhwah fillah a’azzakumullah…
Islam datang pertama kali di tengah bangsa
Arab yang kala itu sangat fanatik terhadap
kabilah masing-masing.
Mereka siap mengorbankan
jiwa dan harta mereka untuk menghadapi kabilah lain saat berseteru.
Hubungan silaturahim sesama keluarga dan kabilah sangatlah erat.
Sayangnya hal ini tidaklah terpuji secara mutlak dalam agama kita. Ada tali penghubung lain yang
seharusnya lebih dinomorsatukan, yaitu keimanan.
Sekalipun pihak yang terzalimi tidak memiliki
kekerabatan sama sekali dengan kita, atau
berada di negeri dan benua lain misalnya, maka hubungan keimanan akan memantik keimanan yang bersemayam di dada-dada kaum mukminin untuk
membela sekuat tenaga, dengan jiwa, harta, dan
doa.
Sebagaimana Islam menembus batas-batas
negara, ras, dan bahasa, begitu pula ukhuwwah
imaniyyah menyatukan semua mukmin di semua tempat.
Saling menguatkan dan meng-cover
kelemahan saudaranya.
Ikhwah fillah, a’azzakumullah…
Sebaliknya, betapapun dekatnya hubungan
seseorang dengan kita dari sisi nasab dan
wilayah, namun ketika ia tidak mengesakan Sang
Pencipta dalam tauhid serta tidak mengimani
rukun iman, maka tidaklah ia lebih utama
dibanding mukmin di seberang samudra yang
belum kita lihat.
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya
sekalipun mereka adalah ayah, anak, saudara,
atau kerabat mereka.” [Qs 58: 22]
Wallahul Muwaffiq.
Ust Nur Fajri Romadhon
Just One Day One Hadith
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar