Faidah Hadits ke 42
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Senyumanmu di hadapan saudaramu
adalah sedekah.” [Hr at-Tirmidzi].
Ikhwah fillah, a’azzakumullah…
Jangan Anda kira wibawa adalah dengan selalu berwajah serius dan mengerutkan dahi layaknya orang sedang berpikir.
Jangan pula Anda duga
bahwa tersenyum pada sesama adalah kelemahan
dan ketidakjantanan.
Justru sebaliknya, inilah
akhlaq baik yang selalu dipraktekkan Rasulullah
shallallahua ‘alaihi wa sallam beserta para
sahabat.
Anas ibn Malik, asisten Sang Nabi,
menuturkan bahwa belum pernah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berpapasan
denganku melainkan beliau menyunggingkan
senyum.
Justru itulah kunci wibawa dan pesona
seseorang. Orang yang ramah dan murah senyum akan lebih dihargai oleh orang-orang sekitarnya.
Senyuman adalah wujud kerendahan hati dan
penghargaan terhadap sesama. Ia akan sulit
dilakukan dengan tulus oleh orang-orang yang
buruk perangainya.
Uniknya, para pakar hadits kenamaan seperti Ishaq ibn Rahawaih, Asy-Sya’bi, Abdullah ibnul Mubarak rahimahumullah
mendefinisikan akhlaqul karimah dengan
senyuman dan keceriaan wajah.
Ikhwah fillah, a’azzakumullah…
Senyum merupakan ucapan selamat datang
terindah. Sekalipun ratusan karangan bunga
dipajang dan puluhan meter karpet merah digelar untuk menyambut Anda di sebuah walimah, namun
jika semua orang di sana bermuka masam, tidak tersenyum sedikitpun kepada Anda, tentu Anda akan berpikir sebaiknya tidak usah hadir saja.
Sebaliknya, bila tidak ada jamuan yang istimewa, namun rekan Anda menyambut Anda dengan senyum yang merekah, tentu apapun menunya,
kesan Anda akan selalu baik tentangnya.
"Senyuman dapat membuat perubahan besar"
Sobat yang sedang dirundung masalah pun
kontan akan merasa terhibur kala koleganya
ramah tersenyum di hadapannya.
Bahkan, bukankah seringkali sekedar senyuman itu lebih
dahsyat dari sedekah berupa materi namun
dipenuhi keangkuhan dan ketidakramahan saat
memberi?
Ikhwah fillah, a’azzakumullah…
Hadits di atas ada lanjutannya, yaitu: “…, amar makruf-nahi munkar juga merupakan sedekah, memberi petunjuk jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, membimbing orang yang tunanetra juga sedekah, menyingkirkan batu,
duri, atau tulang yang mengganggu di jalan juga sedekah, serta menuangkan air dari embermu ke
dalam ember saudaramu juga sedekah.”
Ikhwah fillah, a’azzakumullah…
“Jangan sekali-kali engkau remehkan kebaikan apa pun meski hanya sekedar menemui saudaramu dengan wajah yang ceria.” [Hr Muslim].
Wallahul Muwaffiq.
Ust Nur Fajri Ramadhon.
Just One Day One Hadith.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar