Lanjut dari pemeriksaan tanggal 13 Januari 2014. Itu hari
Senin. Sudah bukaan tiga. Keesokan harinya, pagi aku jalan pagi, semakin
cepat,untuk merangsang kontraksi. Aku jalan cukup lama. Tapi, kontraksi belum
intens. Masih sesekali. Ayah kopo sudah menyuruh kami untuk ke rumah sakit.
Bahkan sejak tahu kemarin sudah bukaan 3, ayah bilang, ga usah pulang dari RS.
Tapi jarak dari bukaan satu ke bukaan
berikutnya kalau di bawah bukaan 5 kan masih sulit diprediksi, jadi ya bisa
cepet atau lambat. Aku dan abang
bingung, ke rs apa ga.. Habis kan kontraksinya juga belum kuat. Yaudah
nunggu aja. Sambil terus ngajak ngobrol dede dalem rahim. Pas maghrib, abang ke
masjid. Aku ke kamar mandi buat wudhu. Ternyata keluar darah. Wah..Yang
kubaca,kalo keluar darah itu berarti tanda persalinan makin dekat. Langsung
bilang ke ibu. Tak lama, hujan tuun cukup deras. Wah ini mah si abang ketahan
di masjid kalau gini. Menenangkan diri sambil shalat Maghrib. Begitu abang
pulang, aku bilang, kalau keluar darah. Abang langsung mengajakku ke KUAI. Tapi
kubilang kalau mending ke bidan deket rumah dulu aja, buat periksa bukaan .
Soalnya ujan juga….
Akhirnya ke bidan deket rumah. Ternyata masih bukaan 3
tebal. Yaudah, kami menunggu lagi di rumah.
Rabu. 15 Januari 2014. Abang tadinya ga akan ke kantor.
Khawatir aku udah maju bukaannya dan mules-mules. Tapi, kubilang untuk ke
kantor aja, nanti kalo ada apa-apa aku hubungi abang. Akhirnya abang ke kantor,
dan bilang akan pulang lebih awal. Pagi itu aku jalan cukup jauh. Lalu sempet
jongkok berdiri beberapa kali. Sampai mules. Hehehe.. Sebenernya sudah dari
bebeerapa waktu lalu aku jongkok berdiri. Ya.. buat induksi alami. Ternyata abang pulang cepat hari itu. Karena
disuruh atasannya pulang cepat. Soalnya tau, istrinya udah bukaan tiga. Abang
bilang, besok juga gapapa abang ga masuk kantor. Kubilang ga usah. Tapi
ternyata memang besok abang ga ke kantor, karena aku lahiran keesokan harinya.
Dari jam dua siang hari itu, aku sudah mulai merasakan mules
yang cukup teratur. Meskipun memang belum teerlalu sering. Mulai jam empat,
sudah mulai cukup sering. Tapi aku belum bilang ke abang. Begitu menjelang
Maghrib, mules sudah mulai 10 menit sekali, meskipun belum terlalu kuat banget,
tapi feeling aku bilang, ini sih udah lebih kuat dari sebelumnya. Udah berasa
bakal lahiran. Bilang ke abang, dan saat itu juga abang bilang ke KUAI aja.
Bertiga, sama ibu, naik taksi ke KUAI, sambil terus menghitung berapa kali
kontraksi dalam hitungan menit. Sampai di KUAI, dicek oleh bidan jaga. Ternyata
masih bukaan 3 ke 4. Hehe… Setelah konsul sama dr.Delle, akhirnya aku disuruh
observasi dulu. Karena masih bukaan 3 ke 4, ibu pulang lagi, setelah dijemput
ayah. Ayah kopo juga datang sama Nadia, setelah itu pulang lagi. Di klinik, aku
jalan-jalan untuk mempercepat bukaan. Jam 10 malam dicek bukaan, sudah maju.
Bukaan 4 ke 5. Aku sudah tidak jalan-jalan lagi, sudah istirahat di ruang
obsrvasi. Setiap dua jam sekali, denyut jantung janin diperiksa. Sekitar jam
11, abang beli nasi goreng. Kami makanlah berdua. Hehe… Setelah itu, aku mencoba untuk tidur.
Kontraksi mulai sering datang. Beegitu jam 12 malam, wuiiih… kontraksi udah
mulai lima menit sekali, dan cukup kuat. Semakin bertambah jamnya, kontraksi
semakin kuat. Aku bolak-balik ke kamar mandi. Abang jadi ga bisa tidur juga,
karena aku bolak balik ke kamar mandi, dan mulai sakit menahan kontraksi. Abang
terus menguatkan aku. Begitu jam 3 pagi, diperiksa bukaan lagi oleh bidan.
Tahukah?? Ternyata masih bukaan 4 ke 5. Aku hampir putus asa. Aku bilang sama
abang, udah mules gini, tapi bukaan belum nambah juga, sambil menangis. Abang memintaku
untuk bersabar dulu. Hiks… Begitu abang shalat subuh di mushala, aku diperiksa
bukaan, karena mules sudah kuat sekali, ternyata bukaan 6. Aku langsung ganti
baju, dan masuk ke ruang bersalin. Abang selesai shalat subuh, lalu segera ada
disampingku.Aku terus memegangi tangan abang, sambil menahan sakit. Abang terus
memanduku untuk tarik nafas panjang saat kontraksi datang. Biar aku ga kepengen
ngeden. Aku diminta berbaring menyamping, sambil tetap memegangi tangan
abang. Dari bukaan 6, begitu cepat ke
bukaan 8 dan ke bukaan lengkap. Ternyata, bayi kami agak lama untuk sampai ke
dasar panggul. Sebab lingkar kepala yang besar, dan juga berat badan yang
lumayan besar. Dan panggulku pas-pasan. Itu kata dr.Delle saat seminggu kontrol
pasca melahirkan. Berkali-kali mengeden, agar kepala turun ke dasar panggul. Setiap
kali ngeden, abang pasti jadi korban. Bagian kiri tubuh abang sudah habis aku
cengkram kuat-kuat. Alu sempat susah bernafas, sehingga perlu dibantu selang
oksigen. Karena aku sulit bernafas, maka detak jantung janin pun memburuk,
makanya dibantu selang oksigen. Aku sudah hampir kehabisan tenaga. Nafas pun
sudah hampir hilang timbul. Hehe.. Dramatis. Tapi abang tetap menyemangatiku,
menguatkanku. Dan Alhamdulillah, pukul 06.50 WIB, anak kami lahir. Aku sudah
lega sekali. Hingga saat dokter menjahitpun, sudah tidak berasa. Aku dan abang
menangis. Alhamdulillah… Tapi, karena kelamaan di jalan lahir, ada cairan
ketuban yang terminum oleh anak kami, sehingga harus diobservasi dan diberi antibiotik.
Ternyata anak kami memang
ingin lahir di tanggal 16. Sama kaya abi umminya. Hehehe… 16 Januari 2014.
Berat badan 3,6 kg dan panjang 50 cm. Satu hal yang kucatat dari ruang
persalinan adalah, aku bersyukur dikarunia suami yang begitu hebat. J
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar