Be Strong!
Edisi lanjutan pasca melahirkan.
Setelah jam 7 pagi melahirkan, aku masih di ruang bersalin
sampai pukul 9an. Masih ditemenin abang yang sedang menghubungi keluarga dan
teman-teman kami. Karena memang ga nyangka kalau akan lahiran pagi itu, dan
semuanya berjalan begitu cepat, jadi di rumah sakit cuma aku sama abang. Belum
ada yang datang. Aku masih tepar. Jam 9an baru ke ruang perawatan. Karena bayi
kami meminum cairan ketuban, jadi ga IMD, cuma sempet diletakkin di dada
sebentar, setelah itu langsung dibawa deh. Aku juga belum melihatnya secara
jelas. Setelah makan, aku bilang sama abang, mau liat anakku. Sambil berjalan
bawa infusan, kami pergi ke ruang bayi. Masih ada selang di mulutnya untuk
mengeluarkan cairan ketuban yang sempat terminum. Bayi kami harus puasa dulu
selama 6 jam, untuk membersihkan lambungnya. Setelahnya, aku diambil darah
untuk pemeriksaan, soalnya, Hb aku saat diperiksa 6 bulan kehamilan kemarin
memang di bawah normal. Hehe.. Jalan masih tertatih-tatih, karena masih sakit
jaitan, plus pusing. Alhasil banyak di tempat tidur. Abanng juga tepar itu mah…
Ngantuk karena semaleman ga tidur. Serasa kami habis pulang dari medan perang.
Wkwkkwk,,,
Siangnya, ada Nida yang datang bawa buah-buahan… Hehe…
makasi ya nda…
Saat sore, ada perawat yang datang, dan bilang kalo cairan
lambung anak kami sudah bagus, kalo ASI aku sudah keluar, bisa dipompa dan
diberikan ke anak kami untuk mempercepat pemulihan. Hanya butuh sedikit,
sekitar 5-7ml. Segera abang beli pompa
manual. Ketika dicoba untuk dipompa…Hiks…Ternyata belum keluar… Sedih bukan
main. Apalagi ibuku bilang, kalo dulu ibu begitu lahiran langsung ASInya
keluar. Terus kata ibu, salah aku sih ga suka makan sayur. Ha… makinlah down… Tapi
abang tetap berusaha menyemangati.. Aku mencoba ke ruangan bayi untuk meminta
menyusui secara langsung. Soalnya dari yang aku baca, ASI akan keluar bila
dirangsang dengan isapan bayi. Beda sama pompa ASI. Tapi ternyata belum boleh,
karena masih terpasang selang dan infus. Baiklah…
Sedih, stress, semuanya bercampur jadi satu. Langsung
whatsappan sama Uni Nansi, sama Teh Nita. Curhat. Tapi tetep diyakinkan kalau
ASIku akan ada. Ketika Maghrib, Bu Nina datang. Langsung nanyain, ASInya udah
keluar atau belum. Kubilang belum. Dan Bu Nina langsung menyemangatiku, dan
meyakinkanku, bahwa ASIku insyaallah ada. Ternyata setelah dicoba oleh Bu Nina,
ada kok, kolostrumnya keluar. Aku aja yang ga tau tekniknya. Meskipun masih
sedikit, tapi hal itu membuat optimis aku dan abang. Semalaman, kami mencoba
memerah ASI, meskipun yang keluar hanya tetes demi tetes saja. Keesokan
paginya, saat dr.Delle visite, lagi-lagi kami bilang, kalau ASInya belum
keluar. Seperti biasa, dr.Delle dengan gaya khasnya mematahkan pesimis kami.
Meyakinkan bahwa memang pada hari pertama setelah melahirkan ASI belum keluar.
Hanya kolostrum saja. ASI baru keluar umumnya pada hari kedua atau ketiga.
Waah,,,, Moodboster banget. Alhamdulillaah ya Allah… Allah telah menghadirkan
orang-orang yang bisa menyemangatiku. Hari
itu aku bisa menyusui langsung ke bayiku. Hari itu aku sudah boleh pulang. Tapi
bayi kami belum bisa pulang. Karena pemberian antibiotik minimal 3 hari.Jadi,
baru bisa pulang Ahad, insyaallah. Saat mau pulang, diberi tahu kalau bayi kami
pun kuning. Huaa… Sedih… Akhirnya harus difototerapi… Kami pulang tanpa membawa
bayi kami. Fototerapi akan dilakukan 2x24 jam. Kalau sudah normal bilirubinnya,
bisa pulang.
Keesokan harinya, meski jalan masih tertatih-tatih dituntun
abang, kami pergi ke KUAI. Karena ada jadwal menyusui, jam 9.00, 12.00, 15.00,
dan 18.00. Aku dan abang di KUAI dari pagi sampai Maghrib. Sambil di sela-sela
jam menyusui, aku memompa ASI untuk cadangan saat malam nanti. Si abang udah
jadi ayah ASi bangetlah… Hehe… Esoknya pun sama. Dari pagi ke rumah sakit. Tapi
kali ini kami membawa ASIP yang sudah diperah di rumah. Jam 11, abang pergi ke
kantor. Karena abang harus ikut bintal selama hampir seminggu di Lembang.
Sedihlah… Abang pergi, aku udah mau nangis aja.. Saat memompa ASI, hasilnya
tidak sebanyak sebelumnya. Haha… kayanya sih ga ada penggembira… Wkwkwk,,, Trust
me, ASI sangat dipengaruhi kondisi psikis kita. Sekitar jam setengah 3, aku
ditelfon kalau bayi kami sudah boleh pulang. Alhamdulillaah… Ngurus
administrasi, trus dijelasin tentang perawatan tali pusar, dll. Nunggu ibu sama
nanda yang jemput.
Pertama kalinya Umar di rumah…
Malamnya bangun setiap hampir satu jam sekali. Rewel di
malam hari. Mungkin masih adaptasi. Hari
kedua pun masih rewel di malam hari. Namgisnya sampe kejer. Aku panik gitu,
khawatir, dll… dan ujungnya nangis…
Kayanya syndrome baby bluesnya keluar deh… Suami ga ada… L
Hari ketiga, sore, jadwalnya Umar kontrol ke dokter anak. Begituperawat
minta untuk test darah, udah feeling ga enak. Nunggu setengah jam buat dapet
hasilnya. Saat dapat hasil dan liat kalao bilirubinnya 13, wah, ini mah harus
fototerapi lagi. Dan ternyata benar. Umar harus masuk lagi. Setelah urus
administrasi rawat inap, langsung ke ruangan bayi. Setelah itu aku menyusui di
ruangan yang sudah ada. Udah campur aduk aja lagi perasaan. Kuputuskan untuk
telepon abang ke nomor CP tentara yang dikasih abang. Sambil nangis-nangis aku
bilang kalo Umar masuk lagi. Seperti biasa, abang menguatkanku lagi. Dan keesokan harinya dan lusa, aku seperti
kemarin-kemarin, ke KUAI untuk menyusui, dan memompa ASI di rumah. Bedanya, aku
ke KUAI sendiri, tanpa abang. Naik angkot. Itu udah berasa sendiriii banget. Jaitan
belum pulih, naik angkot sendiri ke rumah sakit, di RS sendirian dari pagi
sampai malam, pulang ke rumah malem naik angkot. Sendirian. Tanpa suami. Anak
juga di rumah sakit. Lagi. Baby bluesnya keluar deh…. Cuma Allah aja yang
menguatkanku. Esoknya, yaitu hari Kamis, aku sekalian kontrol ke dr.Delle,kata
dr.Delle, kemaren itu panggulku pas-pasan buat lingkar kepala dan berat badan
Umar yang besar, Alhamdulillah aku sering jalan, jadi masih biasa normal. Dan
setelah diperiksa jaitanku….Ternyata jaitanku kebuka dong sedikit… Ya Rabb… Disuruh kompres pake kalium permanganate,
seminggu lagi kontrol.
Ya Allah… Ini sih kayanya aku yang terlalu maceuh…
Orang-orang mah habis lahiran the katanya istirahatnya lama, ga ngapa-ngapain
untuk beberapa waktu, sampai pulih.. Aku? setelah pulang dari RS, harus balik
ke RS dari pagi sampe malem, dengan jalan masih tertatih-tatih, pusing-pusing…
Hehe… Kalo kubilang kea bang, tuntutan hidup begitu tinggi, kawan… J
Jum’atnya, jadwal abang pulang, katanya sih pagi dari
Lembangnya. Alhamdulillah jam11an abang udah di KUAI. Senengnyaa,,, Hehe… Si
abang udah dibotakin bak tentara gitu… Alhamdulillah jadi sampe malem ada yang
nemenin… Maghribnya, Umar udah boleh pulang. Kami pun naik taksi ke rumah.
Mungkin Umar masuk lagi ke RS, karena pengen dijemput sama abinya juga kali ya…
Hehe… Pas pulang pertama kan abinya ga ada…
Yah, Alhamdulillah… tujuh hari
pertama Umar di dunia, Allah memberiku tarbiyah yang luar biasa. Untuk menempa
diri biar kuat. Baru kuingat, aku kan pengen Umar jadi anak yang kuat, makanya
dikasih nama Umar. Ternyata Allah lebih dahulu mengujiku, biar aku kuat.
Yaiyalah… Anak yang kuat akan terlahir dari ibu yang kuat, kan? Baiklah… J
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar