Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu Bergeraklah, karena diam berarti kematian
Senin, 30 Desember 2013
Masih Sama Seperti Dulu
Mudah Bagiku
"Tidak sulit untuk mengertimu... Karena kau adalah suamiku..". :)
Jumat, 27 Desember 2013
Urusan Kita....
Kebaikan, bagaimanapun bentuknya, ia dapat mengikis keburukan
Meski keburukan itu sudah mengakar
Namun aku yakin, akan ada suatu masa
Dimana kebaikan dapat memupus keburukan
Ada keburukan yang terbungkus dengan prasangka
Hingga prasangka itu sudah mendarah daging
Ada lagi yang terlihat indah
Namun buruk di belakang
Biarlah, meskipun butuh waktu lama
Tapi kebaikan tetap kita berikan
Biarlah, meskipun tak ada manusia bumi yang peduli
Kita tetap menyemai kebajikan
Karena urusan kita yang lebih penting
Adalah dengan pencipta manusia itu sendiri
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Rabu, 25 Desember 2013
All About Her
Pelajaran Malam Ini
Bijak Dengan Sosmed
Seseorang, sebut saja A. Ia bersaudara dengan si B. Si A menulis status di facebook. Isinya tentang sindiran pada seseorang. Tapi ia tak sebut nama. Statusnya banyak dikomentari orang. Dan isi komennya akhirnya banyak yang umpatan, dll. Sebutlah C. Ia membaca status A tadi. Dan ia berasumsi, kalau status A itu menyindir si B, saudara si A. Tanpa konfirmasi pada A. Baru asumsi. Asumsi C ini, kemudian disampaikan pada D. D, yang tidak membaca status A, tidak konfirmasi ke A atau B, menganggap asumsi C ini benar. Dan ia membuat penilaian negatif untuk B.
Dari contoh tadi, ternyata bermula dari status no mention, bisa berujung pada penilaian subjektif yang belum tentu benar. Status yang dibuat oleh A, bisa jadi bukan untuk B, bukan? Tapi karena C menganggap isinya 'sepertinya' menunjuk pada B, maka itulah yang A maksud (dalam asumsi C).
Adilkah jika penilaian kita terhadap seseorang disandarkan pada asumsi? Tanpa tabayun? Apalagi asumsi yang mungkin sangat subjektif sekali....
Prasangka... Maka benarlah Allah memerintahkan kita untuk menjauhi prasangka... Bukan untuk orang lain. Tapi untuk keselamatan diri kita sendiri. Agar terhindar dari dosa.
So, bijaklah menggunakan sosmed... Yaah... Meskipun aku juga belum sempurna... Kadang masih juga pengen curhat di sosmed, melampiaskan kekesalan, dll.. Apalagi buat orang yang introvert sepertiku... :) Tapi... Harus dicoba...!!
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Senin, 23 Desember 2013
Photo Session
Tenang Saja
Jumat, 20 Desember 2013
Mencari Lagi
Masih tentang nama. Hehehe... Masih bingung sama nama buat dede... Tapi, pengennya yang menggambarkan kalau dede itu kuat, atau karakternya kuat, atau artinya kuat, atau... Yaa.. Sekitar itulah... Hehe... Malah jadi inget sulthon...:D
(piss wafaa...rini ga akan ngasih nama sulthon kok...:p, ntar kembaran :p).
Kenapa kepikiran biar kasih nama yang artinya kuat atau sekitar itu? Bercermin dari apa yang kualami hampir selama 9 bulan ini. Mulai dari berazzam untuk tidak mudah mengeluh, dalam hal apapun, meskipun kadang berat terasa... Masih banyak yang lebih buruk kondisinya dari padaku. Jadi...woles aja... Trimester pertama, alhamdulillah terlalui... Kata orang jangan terlalu capek, tapi aku justru sebaliknya... Merasa lebih ditempa... Malah jadi kerasa ga dimanja. Ada positifnya... Persiapan jadi seorang ibu... Jadi seorang ibu kan ga mudah. Harus kuat. Lagipula aku sudah berazzam, bahwa aku tidak mau menjadikan kehamilan ini, atau anakku kelak sebagai sesuatu yang melemahkan diri... Apalagi kalau jadi melemahkan dakwah.. Yaa... Sewajarnya aja... Kalau udah ada alarm dari tubuh ya istirahat... Alhamdulillah... Allah memberikan kelancaran...
Back to nama... Siapa atuh? Hehehe... Belum dateng inspirasinya... :-)
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Rabu, 18 Desember 2013
My Pregnancy Journey : 5th Month
Tepat di minggu 20, kami pergi untuk kontrol ke RSAI. Kali ini datangnya lebih awal. Dari jam 8 pagi. Tapiiii...Ternyata dapat antriannya yang nomor 32. Gubrak.com... Hehe... Bulan lalu dateng jam sebelas dapet antrian 31, sekarang lebih pagi, eh dapet antrian 32. :D
Yaa... Nunggu deh...Gimana lagi... Haha....
Di pemeriksaan kali ini, aku suntik TT yang pertama. Karena ini udah masuk 20 minggu, berarti bisa tau jenis kelaminnya, insyaAllah. tapi, mana aja sama kok... Yang penting sehat... Kalo abang sih nebaknya perempuan, kalo aku laki-laki. Saat di USG.... Dokter bilang, insya Allah laki-laki... Alhamdulillah... Mau laki-laki atau perempuan, sama-sama bersyukur.... Yang terpenting adalah bagaimana menjaga amanah ini dengan baik... Karena akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah..
Di bulan ini, aku kembali melakukan perjalanan jauh... Ke Lampung. Hehe... Bulan lalu ke Demak, sekarang ke Lampung. Alhamdulillaah... Semuanya lancar... Yaa...Pegel-pegel sedikit pasti ada... Wajarlah ya... Disini aku makan banyaaak banget... Hehe... Sampai-sampai bulan ini ternyata aku naik berat badan sampai 5 kg dong!! Ga kebayang :P
Dulu aja susah naikin berat badan...
Kalo baca di buku-buku atau pengalaman orang, katanya untuk anak pertama, biasanya gerakan janin mulai terasa di minggu ke 18-20. Aku menanti-nanti... Seprti apa gitu gerakannya... masih menerka-nerka.. Sudah ada sih gerakan kaya kedutan gitu, sewaktu mau berangkat ke Lampung, tapi aku masih ragu, bener itu gerakannya atau bukan. Di perjalanan pulang juga merasakan. Tapi masih belum terlalu kuat dan sering. Jadi belum bilang ke abang. Hehe... Pas udah bilang ke abang, abang bilang pengen tau. Tapi, karena gerakannya belum terlalu sering, dan akunya juga suka ga ngeh, jadinya ya susah nunjukinnya... wkwkwkwk...
Secara fisik, Alhmadulillaah tidak menjadi masalah buatku... Alhamdulillah Allah berikan kemudahan dan kelancaran...
Allah mengujiku di bagian psikologis ternyata.. Hehe... Gapapa deh... Semoga jadi sarana biar lebih dewasa dan kuat aja ke depannya... Menjaga agar emosi stabil selama hamil itu memang tidak mudah. Alhamdulillah, abang ngerti kondisi aku.. Jadinya ga terlalu berat... :)
Semoga dengan masalah-masalah yang ada juga menjadikan kami lebih kuat, termasuk mulai mendidik dede biar jadi mujahid tangguh kelak, insyaAllah... :)
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
The Best Thing
Sabtu, 14 Desember 2013
Rasa Saat Hujan
Akhir pekan adalah hari penuh dengan agenda tarbawi. Hari ini... Aku menuju tempat lingkaran di daerah Bandung Timur. Menuju kesana dianter abang. Abang menungguku di masjid dekat sana. Ba'da Ashar sudah beres. Namun ternyata hujan turun cukup deras. Aku menunggu. Sempat reda. Namun ternyata hujan deras kembali. Kembali menunggu. Aku tahu, pasti abang laper, karena memang kami belum makan siang. Saat hujan kukira sudah reda, aku sms abang, dan mengajak abang pulang, takut kemaleman. Abang bilang iya. Tak lama, abang sampai ke tempatku, tapi tidak bawa motor. Karena ternyata hujan masih cukup deras. Akhirnya kami menunggu di masjid. Sekitar 10 menit kemudian, aku mengajak abang cari makan aja, biar nunggu hujan sekalian makan. Jadi bisa lebih cepat pulang... Aku dan abang memakai jas hujan, tapi atasannya aja. Sampe dekat pom bensin, barulah kami bberhenti di tempat makan. Kami makan sambil menunggu hujan reda. Setelah makan, abang bilang tunggu sampai reda saja. Tapi, kau tau, aku tidak ingin membuat abang terlalu lama untuk sampai di rumah. Abang sudah mengantarku, menungguiku,ah... Terlalu banyak aku merepotkan abang. Kubilang, lebih baik pulang sekarang, biar abang bisa cepat istirahat.. Aku akan pakai jas hujan full, meskipun harus duduk menyamping... Pernah dulu duduk menyamping saat perut sudah besar juga... Setelahnya sakit sekali... Tapi, kali ini harus bisa. Biarlah, insyaallah kami kuat. Habis hujannya tampak akan lama. Begitu motor jalan, baru terasa hujan derasnya. Abang nyanyi-nyanyi, katanya untuk mengusir dingin. Tapi, bagiku malah menjadi berpikir.. Bahwa Allah sudah begitu baik memberikanku suami yang baik seperti abang. Mengantarku kemana-mana, sejauh apapun selama abang bisa,menungguiku, memakaikan jas hujan saat aku sulit bergerak, dan semuamuanya... Allah... Abang terus bernyanyi, tapi air mataku tak tertahan. Mengalir di pipi, dan membaur bersama tetes hujan... Hatiku gerimis... Aku semakin bersyukur. Alhamdulillah... Aku janji, abang... Aku akan jadi istri shalihah, agar Allah berkenan mempersatukan kita kembali di jannahNya... :)
As always, abang adalah badai di ufuk rasaku...
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Jumat, 13 Desember 2013
Active Baby
Pagi ini, aku mengantarkan kemeja ayah yang tertinggal di rumah. Kemeja itu akan digunakan untuk ayah shalat jum'at nanti. Aku pergi ke Pasteur naik angkot. Duduk di paling ujung. Di daerah pasar, naiklah seorang ayah, ibu dan anak lelakinya berumur 4 tahunan. Kurasa mereka keluarga yang sehari-harinya bilingual... Hehehe..soalnya bahasa yang digunakan mix bahasa indonesia dan inggris. Mulai dari Setrasari sampai lampu merah arah tol Pasteur macet sekali. Penumpang sudah ada yang mengeluh karena macet. Aku sih kepanasan... :)
Dede bergerak terus, hingga bisa kulihat dengan jelas gerakannya... Dan itu berlangsung selama macet. Saat aku sedang membalas whatsapp, dede bergerak-gerak lagi. Ternyata ada yang memperhatikan... Ibu di depanku. Aku sekilas mendengar ia berkata, "Bayinya gerak-gerak". Karena aku hanya mendengar sekilas, jadilah aku melihat kearah ibu berusia sekitar 38 tahunan itu. Ia berkata lagi, "Bayinya bergerak terus.. The baby is very active".
Kujawab, "Iya, tante". (eh, biasanya kan penampilan ibu-ibu kaya gini mah suka kalo dipanggil tante...hehehe...).
Akhirnya percakapan kami berlanjut. Mulai dari usia kehamilanku, jenis kelaminnya, sampai ke berapa ongkos angkot sampai Giant Pasteur... Kayanya mereka baru disini, atau sedang mengunjungi saudaranya disini, jadi ga hafal sama ongkos angkot.. Wkwkwk....
Sampai di BTC, aku turun duluan. Si tante masih belakangan turunnya, karena mau ke Giant. Aku pamit, dan kali ini si omnya yang bilang padaku untuk hati-hati. :)
Sambil memegang perutku, aku berazzam pada diri sendiri, aku akan mendidik dede biar jadi muslim yang kuat. Insyaallah...
Sekarang waktunya ngasihin kemeja ayah... :D
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Saat Teruji
Kadang, aku merasa sepertinya harus memahami semua orang... Harus mengikuti apa yang dirasa enak pada orang lain... Sementara mereka tidak pernah mencoba memahami apa yang aku hadapi..
Jadi teringat sebuah kisah. Di kelompok mentoring, ada seseorang yang sedang kekurangan. Tapi ia tidak pernah bercerita pada teman-temannya. Setiap minggu ia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari rumahnya untuk sampai ke tempat ia mentoring. Kadang dengan uang yang pas-pasan, dengan kondisi yang pulang sampai rumah selalu malam, karena jarak rumahnya dan tempat ia mentoring yang cukup jauh... Tapi ia mencoba mengerti. Teman-temannya memang jauh lebih dekat ke tempat ia mentoring, ia pun mengalah. Terkadang ingin sekali meminta, bisakah sesekali mereka yang merasakan betapa jauhnya ia dalam menempuh perjalanan setiap minggunya. Tapi tidak ia utarakan. Ia hanya berpikir, teman-temannya sudah menikah, punya anak kecil, susah dibawa jauh-jauh. Jadilah ia berpikir untuk menerima kondisinya dan tidak menuntut apapun. Meski kadang, terlintas pikiran, bagaimana ketika ia kelak sudah menikah dan punya anak kecil? Masih haruskah ia yang pergi jauh sendiri dengan alasan teman-temannya ada lagi yang harus dimengerti kondisinya? Ia menjadi tertutup. Beberapa waktu ia tak datang mentoring karena tidak ada ongkos kesana. Tapi teman-temannya tidak ada yang menanyakan. Yang ada bahwa kehadirannya menurun. Kemudian ayahnya wafat. Lagi-lagi, tak ada satupun temannya yang tahu. Dan ia pun tak ingin memberi tahu. Sekian lama ia merasa sendiri. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Ia memutuskan untuk pergi dari mentoring dan tarbiyah. Karena ia merasa, ukhuwah yang selalu digaung-gaungkan tak ia dapati melainkan hanya sekedar materi mentoring. Ia terlanjur sakit hati. Ia terlalu lelah untuk memahami semua orang. Sementara ia merasa sendiri. Dan teman-temannya menganggap ia sudah tidak berafiliasi pada tarbiyah. Salah siapa? Ah, yang terpenting bukan mencari siapa yang salah.
(Seperti yang diceritakan oleh salah seorang teteh, semoga bisa menjadi ibrah bagi kita)
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Rabu, 11 Desember 2013
Dilematis
Akhir-akhir ini, sering mendengar cerita yang seperti ini. Dalam sebuah keluarga, tiba-tiba ayah yang menjadi tulang punggung keluarga tidak bekerja lagi. Entah itu di PHK, atau yang lainnya. Setelah itu, yang mengambil alih perekonomian keluarga adalah si ibu, yang awalnya adalah seorang ibu rumah tangga. Yang tidak bekerja di luar rumah. Sementara si ayah yang sudah tidak bekerja lagi, tidak berusaha mencari peluang lain. Dan akhirnya, perekonomian keluarga ditopang oleh si ibu.
Cerita seperti ini beberapa kali hadir ke telingaku. Hehehe... Jadi membuka mata... Ternyata banyak ya yang mengalami hal seperti itu. Jadi mikir juga, apa faktor yang menyebabkan terjadi hal seperti itu... Yang jelas, kkemungkinan si anak jadi tidak respect terhadap ayahnya sangatlah besar. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Tetapi, menjadi wanita yang mandiri dan kuat adalah kuncinya. Seperti salah satu muwashafat kader dakwah. Qadirun 'alal kasbi. Ini berlaku untuk akhwat juga kan? Yaa... Meskipun kalau akhwat mah tetep aja fokus utamanya adalah keluarga. Berarti peer kita adalah bagaimana menjadi akhwat yang mandiri dan kuat, tanpa melepaskan tanggung jawab keluarga.
Jadi ingat cerita seorang teman... Ia tidak boleh resign, karena orangtuanya mengambil contoh pada apa yang terjadi di tetangganya. Si tetangga diminta resign oleh suami, padahal gaji dan posisinya sudah cukup baik. Akhirnya si istri resign. Namun ternyata, kehidupan keluarganya kedepan terutama dari sisi perekonomian menjadi tidak stabil. Inilah yang menjadi contoh oleh orangtua temanku.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Senin, 09 Desember 2013
Self Talk
Kesempatan itu tidak datang dua kali.
Benarkah?
Penyesalan itu selalu datang belakangan.
Benarkah?
Bisakah kita tidak menyesal saat melewatkan kesempatan yang sudah datang pada kita?
My Pregnancy Journey : 4th Month
Bulan lalu peer kami adalah mencari dsog yang baru. Karena tidak nyaman dengan dsog yang sebelumnya. Setelah mencari informasi sana-sini, siapa saja dsog yang pro normal, search di internet juga tentang dsog yang recommended di Bandung. Akhirnya kami memutuskan untuk ke dr. Delle Heliani, SpOG di RS. Al Islam. Dari rumah Sarijadi memang lumayan jauh kalau ke Soekarno-Hatta, tapi tak ada salahnyalah dicoba.
Setelah buka bareng di rumah teh Nita saat Ramadhan, kami menginap di Pasir Impun, biar tidak terlalu malam. Keesokan harinya, aku bilang ke abang, gimana kalau hari itu saja ke RSAI nya, soalnya saat itu memang jadwal dr. Delle. Akhirnya kami cobalah ke RSAI. Sampai RSAI pukul 10.50 WIB. Daftar dan dapat antrian 31. Karena mendadak, jadi kami tidak membawa buku kehamilan yang biasa saat kontrol kehamilan. Alhamdulillaah... dokternya welcome dan friendly... Hehe... Yaa.... nyaman aja gitu...
Oiya di bulan ini mual muntah masih ada. Tapi sudah mulai terbiasa dengan itu. Jadi yaa dinikmati saja. Di bulan ini juga aku melakukan perjalanan yang jauh saat sedang hamil pertama kali, yaitu ke Demak. Naik mobil yang dikendarai pakde. Ngebutnyaa luar biasa. Tapi emang pakde biasa ngebut sih. Hehe... Saat itu sedang Ramadhan, aku memang tidak shaum Ramadhan. Pernah coba sehari, sampai maghrib sih, tapi setelahnya pusing, lemas... Hehe... dan setelah makan pun tetap lemas.. memang dokter juga bilang, karena kandungannya masih muda, jadi lebih baik tidak shaum dulu. Karena bisa saja ibunya kuat, tapi anaknya belum tahu.
Balik ke perjalanan ke Demak. Perjalanan hampir 10 jam lumayan menguji kekuatan dan ketahanan diri. Hahaha... Tapi kalau ada keluhan yang dirasa, aku sih ga bilang-bilang... Paling bilang ke abang. Biasa aja... Dan berdo'a semoga Allah menjaga kami. Alhamdulillaah, baik-baik aja. Cuma setelah pulang dari sana memang cukup tepar. Istirahat beberapa jam, terus pergi ke Kopo... Alhamdulillah, dedenya kuat ya... Jadi latihan juga. Hehe... Berharap semoga dede kelak menjadi seorang mujahid yang tangguh dan pantang mengeluh. Aamiin... :D
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Jumat, 06 Desember 2013
Resisten
Resisten.
Saat kita selalu fokus pada kekurangan orang lain,
Saat itulah kita menutup mata dari kelebihan yang ia miliki
Saat kita hanya melihat kekurangan seseorang,
Saat itulah kita menafikan perbaikan diri yang dilakukan seseorang
Saat di dalam pikiran kita hanya ada hal negatif saja yang dilihat,
Saat itulah kita meniadakan hal positif dari seseorang
Tanpa kita sadari, kita akan membentuk seseorang itu menjadi resisten.
Karena semua yang ia kerjakan terasa salah, negatif
Ia bingung bersikap
Saat ia mencoba dan mencoba lagi, lalu salah dan salah lagi
Maka ia memilih untuk resisten
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Kamis, 05 Desember 2013
Senja Itu
Do'a Indah
Kemarin, aku buka-buka buku kumpulan do'a, dan menemukan do'a yang indah.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ
قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ
عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.” HR. Ahmad 1/391. Menurut pendapat Al-Albani, hadits tersebut adalah sahih.Semoga bisa menghapalkannya, dan mengamalkannya. Semoga Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai penentram hati, cahaya di dada pelenyap duka dan kesedihan. Aamiin.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Rabu, 04 Desember 2013
Aku Lelah
Saat dituntut untuk bisa sempurna
Sementara, untuk mengerti perasaanku saja tidak mau
Bahkan bertanya pun tidak
Aku lelah..
Saat selalu aku yang menjadi tersalah...
Sementara yang lain tidak..
Bahkan, introspeksi diri pun tidak
Aku lelah...
Saat ingin memperbaiki kesalahan
Sementara, mereka sudah dipenuhi pikiran negatif
Bahkan, berhusnuzhan pun tidak
Aku lelah..
Haruskah selalu aku yang terpojok
Haruskah selalu aku yangn memulai
Haruskah selalu aku yang tersalah
Apakah aku memang selalu salah
dan mereka selalu benar?
Aku lelah...
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Kriwel Pink
Saat itu, aku sedang berada di warnet. Aku duduk di depan komputer paling ujung, dekat tembok. Lesehan. Setelah aku menggunakan komputer untuk beberapa waktu, di tempat sebelahku, datang seorang ibu dan anak perempuannya. Kuperkirakan usianya 2 tahun.
Ibunya bilang pada anak itu, untuk tidak pergi kemana-mana. Anak itu tetap berjalan-jalan. Tak lama, ia melihat kearahku. Kuberi senyuman. Lalu ia pergi lagi. Eh, ia balik lagi. Kini kupanggil ia saja. Lalu ia duduk di pangkuanku.
Hehe... Anaknya lucu, rambutnya kriwel-kriwel, pakai baju terusan warna pink. Ibunya hanya tertawa saja melihat ia duduk di pangkuanku. Saat anak itu menemukan pulpen, kuberi kertas. Dan ia sibuk menggambar.
Jadi, aku bisa browsing lagi deh dengan aman... Wkwkwkwk... :D
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Senin, 02 Desember 2013
Tafahum
Terkadang, disadari atau tidak, kita terlalu menuntut seseorang agar sesuai dengan keinginan kita.
Beginilah, begitulah...
Jangan seperti ini, jangan seperti itu..
Tapi sering kita melupakan sesuatu..
Kita lupa untuk melakukan sesuatu yang lebih penting...
Mencoba mengerti kondisi seseorang yang kita tuntut itu...
Coba lihat, apakah ini pengalaman pertamanya melakukan sesuatu tersebut, ataukah fase baru dalam hidupnya yang harus ia hadapi...
Tentu saja bukan berarti pembenaran atas semua khilaf atau sesuatu yang tak sesuai dengan kita, namun yang lebih penting, kita mengedepankan pengertian...
Tak bijak rasanya selalu menuntut kesempurnaan atas orang lain, dengan parameter diri kita...
Allah saja, memberikan rukhsah... PengertianNya...
Apalagi nilai yang kita tuntut adalah nilai dari segi keterbatasan manusia...
Pernahkah berpikir, saat kau menuntut seseorang melakukan ini itu di tengah suasana baru, peran baru...
Apakah kau bisa melakukan yang demikian juga saat kau berada di kondisi demikian?
Saat kau menuntut seseorang untuk ini, itu, dan cenderung menyalahkannya....
Pernahkah kau berpikir, haruskah seseorang yang kau tuntut itu memang kau bebani sedemikian?
Atau seharusnya, dirimu juga punya andil untuk memenuhi tuntutan itu?
Adilkah, kita hanya menuntut orang lain untuk sesuai dengan keinginan kita, aturan kita...
Sementara, untuk mengerti saja kita tidak mau...
Menuntut diri sendiri saja kita enggan...
Rabbi... Aku tahu, bersikap adil itu sulit.... Maka benarlah jika Kau hadiahi pahala berlimpah untuk seseorang yang adil...
Di tengah keterbatasanku ya Allah... Kumohon untuk memberiku kekuatan, agar aku bisa adil... Terhadap hak-hak orang lain di sekitarku..
Agar aku, tak hanya menuntut seseorang untuk melakukan apa yang kuinginkan, namun mau mengerti kondisinya... Sebelum menyalahkannya...
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Minggu, 01 Desember 2013
Setahun Sudah
1 Desember 2012-1 Desember 2013.
Setahun kemarin. Hehe.. Kaya lagu Kahitna..
Alhamdulillah... Sudah 1 tahun usia pernikahan kami. 365 hari bersama. Menjalani hari-hari yang penuh warna. Warna yang tak selalu cerah. Karena memang begitulah sunnatullah.. Kita tidak dijanjikan oleh Allah kehidupan yang mulus tanpa masalah. Masalah akan mendewasakan kita, insyaallah.
Setahun sudah. Masih banyak kekurangan yang aku miliki. Menjalani peran sebagai seorang istri... Ah, teramat banyak yang harus kuperbaiki.
Setahun sudah. Kini, ada amanah yang harus kujaga dengan baik. Janin berumur 8 bulan, insyaallah. Akan bertambah lagi peran yang diberikan padaku. Insyaallah.
Rabbi, do'aku masih sama seperti setahun yang lalu. Aku hanya ingin kebarakahan dalam pernikahanku. :)
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Selamat Datang di Alam Pejuang
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah
Blog Archive
-
▼
2013
(133)
-
▼
Desember
(24)
- Masih Sama Seperti Dulu
- Mudah Bagiku
- Urusan Kita....
- All About Her
- Pelajaran Malam Ini
- Bijak Dengan Sosmed
- Photo Session
- Tenang Saja
- Mencari Lagi
- My Pregnancy Journey : 5th Month
- The Best Thing
- Rasa Saat Hujan
- Active Baby
- Saat Teruji
- Dilematis
- Self Talk
- My Pregnancy Journey : 4th Month
- Resisten
- Senja Itu
- Do'a Indah
- Aku Lelah
- Kriwel Pink
- Tafahum
- Setahun Sudah
-
▼
Desember
(24)
About Me
- inggi
- Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..