Menahan amarah itu memang tak mudah. Makanya balasannya pun adalah surga yang sangat indah. Disaat kita mampu untuk marah, namun kita justru menahannya. Bukankah itu butuh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa keras?
Saat kita marah, atau berfikir untuk marah, coba introspeksi diri kita, apakah kemarahan kita memang berdasar atau tidak. Jikapun ia memang berdasar, adakah cara lain yang lebih ma'ruf untuk menyelesaikan masalah itu? Percayalah, bagiku, kemarahan tak lebih dari sekedar mengukir luka pada hati yang mungkin tak sewajarnya tersakiti.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar