Kita semua tahu bahwa tak ada orang yang suka bila dibanding-bandingkan dengan orang lain. Apalagi kalau kita adalah objek yang buruknya. Hehe.. Misal nih, ada orangtua yang membanding-bandingkan anak sulungnya dengan anak bungsunya. Entah itu masalah akademis, karir, atau yang lain. Percayalah, kedua anak tersebut tidak akan merasa nyaman. Atau, kemungkinan lain, anak yang dimata orangtua bagus, akan merasa lebih hebat, disadari atau tidak. Dan anak yang kurang dimata orangtua, akan merasa minder. Apakah ini pembentukan karakter yang baik? Atau membandingkan anak kandung dengan keponakan. Atau seorang guru yang membanding-bandingkan murid yang satu dengan yang lain. Mungkin ada yang mengatakan, membanding-bandingkan itu perlu, biar jadi motivasi. Bisa jadi. Meskipun kita harus melakukan pembandingan antara satu orang dengan orang lain, maka lakukanlah dengan bahasa yang baik, tidak menjatuhkan salah satu pihak, dan ada motivasi yang diberikan di dalamnya. Sulit? Jika jawabannya ya, maka cobalah untuk memposisikan diri pada pihak yang dibanding-bandingkan. Nyamankah? Bagaimana agar nyaman, namun tujuan memotivasi tercapai? Belajarlah. Mulai dari diri sendiri. Dan dari bagaimana Allah membuat perumpamaan yang begitu lembut dalam Al-Quran.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar