Setiap ada teman atau kerabat yang baru melahirkan, pertanyaan yang umum biasanya adalah gender(laki-laki/perempuan), proses persalinan (normal/sc), berat badan dan panjangnya, atau tempat lahirannya dimana.
Tentang proses persalinan. Apakah normal atau sc, berapa jahitan, dll. Entah mengapa, ada yang bilang, kalau lahiran sc itu belum menjadi ibu seutuhnya. Hehe... Ada-ada aja ya... Memangnya harus seperti apa? Kurasa, kalau main versus-versus-an (bahasa apa ini?:p), atau mau berdebat antara lahiran normal vs sc, nasibnya sama kaya tulisanku sebelumnya, tentang perdebatan SAHM vs WM. Ga akan ada habisnya. Ini begini, itu begitu, dst.
Melahirkan sc pun ada resikonya. Mungkin anggapan itu muncul karena ada beberapa kasus dimana sang ibu meminta sc karena tidak mau sakit pada saat proses melahirkan atau karena alasan tanggal cantik. Padahal, banyak juga yang menginginkan melahirkan secara normal, tetapi karena kondisi ibu atau bayi atau keduanya tidak memungkinkan untuk persalinan normal, sehingga dipilihlah sc. Apakah harus memaksakan normal, sementara kondisi tidak memungkinkan atau malah membahayakan? Tentu tidak.
Makanya, mau melahirkan secara normal atau sc, mau dengan atau tanpa jahitan, sama saja. Seorang ibu tetaplah ibu. Every mom has their own story. Setiap ibu punya cerita sendiri ketika melahirkan buah hatinya. Tidak bisa disamakan satu dengan yang lain. Karena kondisi kehamilan, fisik ibu dan bayinya pun berbeda. Ada yang berat bayinya besar, ada yang standar, ada yang rendah. Ada ibu yang memiliki tekanan darah tinggi, ada yang rendah atau normal. Ada ibu yang anemia ada yang tidak. So, stop compare with the others. Hehe... Bersyukurlah atas takdir terbaik yang Allah berikan pada kita..
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar