Jujur, setelah ada Umar, waktu yang kumiliki tak sefleksibel dulu. Yaiyalah, wajar, ada amanah yang harus diurus. Baru belajar jadi orangtua, jadi ibu. Butuh penyesuaian disana sini. Butuh manajemen waktu yang baik, agar semua tetap terlaksanakan. Tapi terkadang, saat kita belum bisa memanage dengan baik, mau tidak mau ada yang dikorbankan. Saat itulah kita baru merasa, bahwa manajemen waktu dan prioritas adalah sebuah urgensi.
Yang paling terasa adalah alokasi waktu untuk menghafal Alquran yang menjadi lebih sedikit. Atau, kekonsistenannya yang melemah. Sebenarnya tidak ingin seperti ini. Idealismeku adalah mendidik Umar dengan Alquran, menjadi teladan dalam berinteraksi dengan Alquran. Memang kaset murottal ada dimana-mana, tapi, akan lebih baik jika anak mendengarkan langsung dari lisan kedua orangtuanya. Ada nilai keteladanan disana.
Jadi sekarang memang harus membenahi kembali waktu untuk menghafal dan memuraja'ah hafalan. Justru saat inilah dimana amanah peran bertambah, sisi ruhiyah pun harus tetap terjaga dan meningkat. Bukan sebaliknya.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar