Terkadang, kita tidak sadar, bahwa diri kita menjadi penyebab larinya seseorang dari kebaikan. Ha? Kok bisa?
Pernah dengar, ada seseorang yang awalnya baik, tetapi karena keadaan, ia menjadi jahat. Seseorang yang tadinya baik, menjadi jahat karena sekelilingnya membuatnya seperti itu. Ada seorang yang baik. Sebut saja A. Ia adalah orang baik. Orang-orang disekitarnya menuntut banyak hal padanya. Ia harus seperti ini, seperti itu. Ia harus mengikuti standar sekelilingnya. Jika tidak, maka pelabelan buruk pun sudah hadir padanya. A lalu.berusaha agar sesuai dengan lingkungannya. Namun, lingkungannya tak adil. Mereka menuntut A berubah sesuai kehendak mereka saja. Sementara lingkungannya tidak mau berubah atau introspeksi diri. Hanya A yang dituntut untuk berubah. Apakah A bisa bertahan? Busa saja. Asal ia kuat. Namun, kadang yang terjadi adalah, A sudah lelah mengikuti semuanya. Lelah untuk berubah, sementara orang lain tidak. Lelah karena ketidakadilan. Dan akhirnya, ia pun menjadi apatis. Tidak peduli apa yang orang bilang. Karena ia pikir, toh melakukan kebenaran pun adalah kesalahan dimata lingkungannya. Satu orang baik pun berkurang. Dan kita, secara sadar atau tidak, telah menjerumuskan seseorang agar jauh dari kebaikan. Pada ujungnya, kita sebagai lingkungan A, akan berkata,"Tuh, kan, emang dia ga sebaik itu, kok..."
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar