Ada dua orang pemuda. Sama usianya. Tetapi berbeda dalam hal pemaknaannya terhadap dirinya.
Berbeda dari amal yang melekat pada dirinya.
Pemuda pertama, ia menyibukkan diri dengan amal yang mendekatkan dirinya pada Tuhannya.
Ia rela berpayah-payah dalam dakwah, meskipun banyak kesenangan dunia yang mengajaknya serta.
Ia ridho, meski istirahat menjadi sangat minim, meski tenaga terkuras karena jihad.
Karena ia yakin, ada hak-hak yang harus ia tunaikan dengan baik.
Saat ada ketetapan Allah yang tak sejalan dengan keinginannya, ia tak lantas berburuk sangka pada Sang Pemberi Ketetapan.
Justru keyakinannya pada takdir terbaik yang Allah siapkan untuknya semakin meningkat.
Bukan putus asa jalan yang ia pilih.
Ia sabar meniti jalan yang tak semua orang memilih untuk melaluinya.
Ia sibukkan diri dengan berlama-lama dengan kalamullah. Menghafalkan sedikit demi sedikit surat cintaNya dan ia berikhtiar untuk mengamalkannya..
Subhaanallaah...
Pemuda kedua, ia disibukkan dengan kesenangan dunia dan dirinya semata.
Ia selalu berkata bahwa ia mencintai Rabbnya, namun amal yang ia lakukan justru menjauhkan dirinya dengan Sang Khaliq.
Pemikirannya sesuai nafsunya, tak ia libatkan diinnya dalam memahami sesuatu.
Ia rela, mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bersifat hiburan semata.
Ia rela, meski tahu itu adalah celah untuknya berbuat dosa.
Saat ada sesuatu yang tak sesuai dengan keinginannya, ia mudah putus asa.
Dan menganggap bahwa takdirNya tak adil.
Apa yang membedakan mereka? Iman yang ada dalam diri. Iman yang tak sekedar ucap, namun juga mengakar dalam jiwa. Salah siapakah jika mereka berbeda? Lingkungan?
Selalu saja lingkungan yang menjadi kambing hitam saat terjadi hal seperti ini.
Meski lingkungan berperan penting dalam pembentukan diri seseorang, namun tak berarti seseorang hanya dibentuk oleh lingkungan semata. Ada inisiatif dalam diri, ada fitrah diri yang cenderung mencari kebenaran.
Dan perbedaan ini menyadarkan kembali tentang urgensi dakwah.
Karena indahnya iman dan Islam adalah milik semua hambaNya.
Dan dakwahlah yang membuat semua keindahan itu menyebar ke segala arah.
Mengajak manusia untuk mencinta dan taat pada Sang Pencipta.
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar