Ada sebuah nasyid yang kusuka. Nasyid berjudul Tekad.
Tekad
Album :
Munsyid : Izzatul Islam
http://liriknasyid.com
Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini , darah ini sepenuh ridho Ilahi
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari busur
Tuju sasaran , siapapun pemanahnya
Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya
Asalkan ikhlas di hati tuk hanya Ridho Ilahi
Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada lantakkan keangkuhan
Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Mengoyak dan menumbang kezaliman
Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Ilahi Rabbi
Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan
Kami pisau belati yang selalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah akan padam
Tuk arungi da'wah ini , jalan panjang
Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi
Liriknya luar biasa, bukan?
Menggugah semangat siapapun yang mendengarnya.
Tapi kalau berkaca pada diri... Ah, rasanya masih jauh dari penggambaran ideal nasyid tersebut...
Menjadi anak panah, pedang tajam yang terhunus, tombak-tombak, butir-butir peluru, dan mata pena yang tajam. Yang siap menjaga dan memperjuangkan din ini. Menjadi apapun itu, asal berbalut dengan keimanan, ketundukkan dan ketaatan pada Allah...
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar