Begitu keluar dari ruangan atasanku, air mata itu begitu deras mengalir.. tak mampu kubendung..
Merasa sendiri, lelah, dipojokkan, dan lainnya..
Paginya, aku sudah cukup labil. Di ruangan kami, ada lampu yang mati. Akhirnya kami panggil maintenance untuk memperbaikinya. Aku bertanya pada teknisinya, "Kalau hati dan pikiran lagi rusak, bisa ke maintenance juga ga Pak?". Aneh. Jawabnya, "Kalau hatinya rusak, bisa bener cuma sama hati lagi". hehe.. Dipikir-pikir, bener juga, hati yang bisa menyembuhkan itu hati yang selalu mengingat Rabbnya, sehingga hati tersebeut menjadi tenteram.
Sungguh ya Rabb, hanya karena keterbatasanku saja aku tak dapat mengendalikan diri.. air mata itu begitu saja mengalir, dan hingga kini, luka itupun belum berangsur-angsur membaik.
Rabbi,, aku memang tak sekuat bunda Khadijah yang mampu memikul beban dakwah yang sarat ujian..
Kesabaranku masih saja berbatas.. Tak seperti Fatimah binti Rasulullah...
Ketegaranku begitu lemah, belum dapat setegar Asma' binti Abu Bakar...
Bantu aku meneladani mereka ya Rabb...
Ini do'aku malam ini...
-Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu-
-Bergeraklah, karena diam berarti kematian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar