14 Desember 2011
Pulang dari kantor sekitar pukul 16.45 WIB, niatku ingin segera sampai di rumah, karena ibu yang masih sakit. Di Kebon Kawung, hujan mulai deras disertai angin kencang. Karena cukup mengantuk, aku tertidur hingga angkot yang kutumpangi sampai di daerah Pasteur. Ketika tersadar, angkotku sudah terjebak di banjir BTC. Daerah ini memang selalu banjir jika hujan deras tiba dan pada akhirnya menimbulkan kemacetan yang cukup parah. Namun kali ini banjir yang tertinggi dari sebelum-sebelumnya.. Bahkan ada mobil yang hampir terendam banjir, hingga yang terlihat hanya atap mobilnya saja. Hampir 90 menit angkot tidak dapat bergerak.
Gelap dan dingin
Namun aku menemukan cahaya dan kehangatan hikmah dari banjir ini. Banjir ini semakin mengingatkanku akan kuasa dari Allah. Hanya dengan air, Ia mampu membuat semua terendam, tak mampu bergerak. Betapa manusia yang begitu angkuh mengaku dirinya pintar, tak bisa lari dari apa yang Allah kehendaki. Belajar untuk memaknai kelemahan diri lagi.
Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu Bergeraklah, karena diam berarti kematian
Rabu, 14 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selamat Datang di Alam Pejuang
Kehidupan yang dimaknai dengan kontribusi
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah
Kehidupan yang diwarnai dengan amal nyata
Karena kita,, dilahirkan untuk menjadi Pengukir Sejarah
Blog Archive
About Me
- inggi
- Seorang sanguinis, yang lebih menyukai menumpahkan segala sesuatunya melalui tulisan. Karena dengan menulis, membuatnya merasakan kebebasan dan petualangan. Mencoba menata diri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan lebih mencintai Rabbnya dari waktu ke waktu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar